SURAU.CO. Fitnah dalam Al-Qur’an dan Hadis adalah tindakan menyebarkan kebohongan atau desas-desus, yang dosanya lebih besar daripada pembunuhan. Karena dapat merusak reputasi, menyebabkan perpecahan masyarakat, dan menimbulkan malapetaka spiritual. Dalam Al-Qur’an dan Hadis, kata “fitnah” memiliki makna yang lebih luas dan kompleks dari sekadar tuduhan palsu atau kabar bohong. Seperti yang sering dipahami dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Secara umum, fitnah bisa merujuk pada ujian, cobaan, perselisihan, atau bahkan kekacauan dan kerusakan yang menguji keimanan seorang Muslim.
Fitnah bisa berarti cobaan dari Allah untuk menguji keimanan seseorang. Penyebaran berita bohong atau gosip yang bertujuan merusak reputasi seseorang dan menciptakan kebohongan. Menggunakan fitnah sebagai cara untuk merugikan orang lain dan menyebabkan kerusakan sosial adalah tujuan dari fitnah.
Makna fitnah dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an menggunakan kata “fitnah” dalam berbagai konteks dengan makna yang berbeda-beda, termasuk:
- Cobaan atau ujian: Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia akan diuji oleh Allah untuk membuktikan keimanan mereka. Ujian ini bisa datang dalam bentuk kesusahan, musibah, godaan duniawi, atau hal lain yang menguji ketaatan hamba kepada-Nya.
- Penganiayaan dan kekacauan: Fitnah juga merujuk pada penganiayaan terhadap orang-orang yang beriman agar mereka kembali ke kekafiran, serta kekacauan dan kerusakan yang terjadi di tengah masyarakat.
- Syirik atau kekufuran: Dalam beberapa ayat, fitnah diartikan sebagai syirik atau kekufuran, yang dianggap sebagai ujian terbesar dalam urusan agama.
- Lebih kejam dari pembunuhan: Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 191 dan 217 bahwa “fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan” (wal fitnatu asyaddu minal qatl atau akbaru minal qatl). Dalam konteks ayat ini, fitnah merujuk pada penganiayaan yang dilakukan oleh orang kafir terhadap orang beriman hingga menyebabkan kekafiran.
- Menyebarkan berita bohong dan menghasut: Selain makna yang lebih luas, Al-Qur’an juga mengecam tindakan menyebarkan berita bohong atau hasutan yang merusak. Surah Al-Hujurat ayat 6 memerintahkan umat Muslim untuk melakukan tabayyun (mencari kejelasan) ketika menerima berita yang belum pasti kebenarannya.
Makna fitnah dalam Hadis
Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW memberikan pemahaman yang lebih spesifik mengenai berbagai bentuk fitnah, terutama yang akan terjadi menjelang akhir zaman.
- Fitnah wanita: Salah satu fitnah terbesar yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah fitnah yang berkaitan dengan wanita. Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu ujian (fitnah) yang paling berat bagi laki-laki kecuali (ujian mengenai pesona) perempuan” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Fitnah akhir zaman: Hadis juga banyak menjelaskan tentang fitnah yang akan muncul di akhir zaman, seperti fitnah yang berkaitan dengan kekuasaan, penyimpangan agama, dan keraguan yang membuat iman seseorang luntur.
- Fitnah terbesar, Dajjal: Fitnah terbesar dari semua ujian adalah fitnah Dajjal, yang akan datang dengan membawa cobaan yang sangat berat bagi orang-orang beriman. Nabi Muhammad SAW menyatakan tidak ada fitnah yang lebih dahsyat daripada Dajjal sejak penciptaan Nabi Adam AS hingga hari kiamat.
- Kabar bohong dan ghibah: Dalam hadis, fitnah juga merujuk pada tuduhan palsu, gosip, dan informasi tidak benar yang merusak reputasi seseorang. Nabi Muhammad SAW menjelaskan perbedaan antara ghibah (menggunjing hal yang benar) dan fitnah (menggunjing hal yang tidak benar), di mana yang terakhir jauh lebih kejam.
Dampak dan cara menghindari fitnah
Al-Qur’an dan Hadis sama-sama menegaskan bahaya fitnah dan dampaknya yang mengerikan:
- Rusaknya reputasi: Fitnah dapat menghancurkan reputasi seseorang, menimbulkan pertikaian di masyarakat, dan menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi korban.
- Siksaan pedih: Allah SWT mengancam pelaku fitnah dengan siksaan yang pedih di akhirat.
- Tersebarnya kekacauan: Fitnah dalam bentuk hasutan atau penganiayaan dapat memecah belah persatuan dan menciptakan kekacauan di muka bumi.
Untuk menghindari fitnah, ajaran Islam menuntun umatnya
- Menjauhi prasangka: Tidak mudah berprasangka buruk karena sebagian prasangka adalah dosa.
- Tabayyun: Selalu mencari kejelasan dan kebenaran berita sebelum menyebarkannya.
- Meningkatkan keimanan: Memperkuat keimanan dan ketaatan kepada Allah sebagai benteng dari segala jenis fitnah.
- Berlindung dari fitnah: Kita memohon kepada Allah agar dilindungi dari fitnah, termasuk fitnah Dajjal, sebagaimana dicontohkan dalam doa tasyahud akhir.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
