Khazanah
Beranda » Berita » Tafakur: Obat Masa Kini Bagi Jiwa yang Gersang

Tafakur: Obat Masa Kini Bagi Jiwa yang Gersang

Tafakur: Obat Masa Kini Bagi Jiwa yang Gersang
Ilustrasi malam yang bertabur bintang sebagai sarana untuk tafakur diri.

SURAU.CO-Kehidupan manusia tidak hanya dapat terukur dari materi dan harta benda, tetapi juga kekayaan spiritual yang meliputi hubungan mereka dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Kemiskinan spiritual  dapat  terjadi ketika seseorang mengalami keputusasaan dan melupakan Allah SWT. Tafakur merupakan cara yang efektif untuk menghindari kemiskinan spiritual dan menjaga kekayaan hati. Terdapat tiga dalil Al-Qur’an yang mendukung pentingnya tafakur dalam menjaga keseimbangan spiritual.

Mengingat Allah

Pertama, mengingat Allah SWT adalah salah satu cara untuk menjaga hubungan yang erat dengan-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Ali Imran: 190-191:

“(190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.’”,

Allah mengingatkan kita bahwa dalam penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Mereka memohon perlindungan dari siksa neraka, yang menggambarkan keinsyafan dan rasa syukur atas segala karunia yang Allah berikan.

Larangan berputus asa

Kedua, larangan berputus asa dari rahmat Allah SWT. Dalam surat Az-Zumar 39: 53-54: “(53) Katakanlah:

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”,

Allah mengingatkan hamba-hamba-Nya yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri untuk tidak berputus asa dari rahmat-Nya. Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, sebagai tanda bahwa Dia adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Kita diharapkan kembali kepada-Nya dan berserah diri sebelum azab datang, sehingga kita akan terhindar dari siksa yang tak tertolong.

Ketiga, tafakur memberi ketenangan hati yang dapat mengendalikan emosi. Seperti yang tertulis dalam surat Ar-Ra’d: 28:

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. Ketenangan hati merupakan aspek penting dalam menjaga keseimbangan spiritual, karena dengan hati yang tenang, kita lebih mudah mengatasi cobaan dan tantangan yang datang.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Melalui tiga dalil Al-Qur’an tersebut, kita dapat memahami pentingnya tafakur dalam menjaga keseimbangan spiritual. Tafakur membantu kita untuk selalu mengingat Allah SWT, menjauhkan diri dari keputusasaan, dan menemukan ketenangan hati. Dengan menjalankan tafakur secara konsisten, kita akan terhindar dari kemiskinan spiritual dan terus menjaga kekayaan hati yang berharga.

Pentingnya selalu terhubung dengan Allah

Sebagai umat beriman, penting bagi kita untuk selalu menjaga hubungan yang erat dengan Allah SWT, baik dalam keadaan suka maupun duka. Kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan dan menjaga diri dari keputusasaan yang dapat merusak keimanan. Tafakur menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keseimbangan spiritual dan menguatkan hubungan kita dengan Allah SWT. Dalam menjalani tafakur, kita akan lebih mudah merenungi makna kehidupan, memahami hikmah di balik setiap cobaan, dan menemukan kedamaian dalam menghadapi berbagai tantangan.

Selain itu, tafakur juga menjadi sarana untuk mengendalikan emosi dan mengatasi kecemasan yang seringkali menghantui kita di tengah kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan tekanan. Dengan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an dan memahami hikmah yang terkandung di dalamnya, kita akan lebih mudah menemukan kedamaian hati dan kekuatan untuk menghadapi setiap masalah yang datang.

Tafakur dalam praktik keseharian

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, tafakur bisa kita praktikkan dengan berbagai cara, seperti menyendiri untuk merenung, membaca Al-Qur’an, berzikir, atau bahkan melalui kegiatan yang membuat kita merasa dekat dengan Allah SWT, seperti membantu orang lain, menjaga lingkungan, dan menjalankan amalan-amalan yang Rasulullah anjurkan. Setiap individu tentu memiliki cara tersendiri dalam menjalankan tafakur, yang terpenting adalah niat dan usaha kita untuk terus menjaga keseimbangan spiritual dan kekayaan hati.

Tafakur merupakan langkah penting dalam menjaga keseimbangan spiritual dan menghindari kemiskinan hati. Tiga dalil Al-Qur’an yang telah tersebut menjadi bukti akan pentingnya tafakur dalam kehidupan umat beriman. Mari kita perbanyak tafakur dan selalu menjaga hubungan yang erat dengan Allah SWT, agar kita terhindar dari kemiskinan spiritual dan senantiasa menjaga kekayaan hati yang berharga.(St.Diyar)

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Referensi : Syahiduz Zaman, Panorama Islam:Perspektif Interdisipliner dalam Pemikiran dan Praktik, 2023.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement