SURAU.CO – Pernahkah kita benar-benar merasakan beta pa hebatnya sebuah doa?
Yang keras bisa menjadi lembut,
yang mustahil berubah menjadi kenyataan,
yang sulit terasa mudah,
dan yang berselisih dapat kembali berdamai.
Gunakanlah doa sebagai kekuatan utama dalam hidup kita.
Jika kita merasa semua yang telah diraih adalah hasil jerih payah dan kerja keras semata, maka kita keliru.
Sebab, semua itu adalah buah dari kekuatan doa—baik doa kita sendiri maupun doa orang-orang yang menyayangi kita.
Bukti paling nyata: setiap kali hati merasa sempit, langkah terasa berat, atau harapan mulai pudar—kita spontan menengadahkan tangan, memohon kepada Allah.
Itulah fitrah manusia yang tidak bisa hidup tanpa bimbingan dan kasih sayang Tuhannya.
Maka jangan pernah tumbuh sifat sombong, angkuh, atau jumawa dalam diri kita.
Sebab, tanpa izin Allah, tidak ada satu pun keberhasilan yang bisa kita genggam.
MENEMBUS BATAS-BATAS KEMUNGKINAN
Allah berfirman:
> “Lā takhaf wa lā taḥzan, innallāha ma‘anā.”
“Jangan takut dan jangan bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Jadikanlah doa sebagai “super power” untuk menembus batas-batas kemungkinan.
Doa bukan hanya sarana meminta, tetapi juga bukti bahwa hati kita masih hidup, masih terhubung dengan Sang Pencipta.
Dan jangan lupa, doakan pula orang lain.
Agar yang belum shalat segera mendapat hidayah,
yang jarang ke masjid diberi semangat iman,
yang berseteru dan saling membenci dipersatukan kembali oleh kasih Allah.
Sebab, doa yang tulus untuk sesama adalah cermin ketulusan hati. Rasakanlah, bagaimana doa itu bekerja dengan cara yang tidak selalu kita pahami, namun pasti nyata dalam waktunya.
Bismillah… Haqqul Yaqiin. Yakinlah, setiap doa yang terlantun dari hati yang bersih akan mengetuk pintu langit dan berbuah kebaikan. Salam Sehat dan Barokah.
JANGAN PERNAH BERHENTI BERBUAT BAIK
Allah SWT berfirman:
> “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus akan lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. al-Kahfi [18]: 46)
Ayat ini menegaskan bahwa segala yang kita miliki di dunia hanyalah sementara. Yang benar-benar bernilai di sisi Allah hanyalah amal kebajikan yang terus dilakukan dengan keikhlasan dan ketulusan hati.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta‘ala adalah amalan yang dilakukan secara terus-menerus, walaupun sedikit.”
(HR. Muslim No. 783)
Kebaikan bukan diukur dari besar kecilnya, tetapi dari istiqamah kita dalam melakukannya. Sedikit namun rutin jauh lebih dicintai Allah dibanding banyak tetapi hanya sesekali.
Syekh Mutawalli asy-Sya‘rawi pernah berkata penuh makna:
“Kita tidak pernah tahu, setelah rahmat Allah, amal apa yang membuat kita selamat dan masuk surga. Apakah shalat kita? Sedekah kita? Segelas air yang kita berikan kepada orang lain? Dzikir dan doa yang kita panjatkan? Atau mungkin hajat seseorang yang kita bantu untuk ditunaikan?”
PENYELAMAT DI HARI AKHIR
Ucapan beliau mengingatkan kita bahwa terkadang, surga bukan dibuka lewat amalan besar, tetapi oleh satu kebaikan kecil yang kita lakukan dengan hati yang tulus.
Maka jangan pernah berhenti berbuat baik.
Jangan remehkan satu kebaikan pun.
Karena kita tidak pernah tahu amal mana yang akan menjadi penyelamat di hari akhir nanti.
Teruslah berbuat baik meskipun orang lain tidak melihat, tidak membalas, bahkan tidak menghargai.
Sebab Allah Maha Melihat, Maha Mengetahui, dan Maha Membalas segala kebaikan hamba-Nya, sekecil apapun itu.
Allah selalu berbuat baik kepada kita, meskipun setiap hari kita sering lalai kepada-Nya.
Maka tidakkah pantas bagi kita untuk tetap berbuat baik kepada sesama, sebagai bentuk rasa syukur atas kebaikan dan kasih sayang-Nya yang tiada henti?
SALAM SEHAT DAN PENUH BAROKAH
Semoga kita semua termasuk hamba yang istiqamah dalam kebaikan, hingga akhir hayat. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd –
Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
