Opinion
Beranda » Berita » NUBUAT KIAMAT SANG PASTOR SESAT

NUBUAT KIAMAT SANG PASTOR SESAT

Pastor Joshua Mhlakela dan nubuat kiamat
Pastor Joshua Mhlakela dan nubuat kiamat

 

SURAU.CO – SKEMA (Sketsa Masyarakat) #RaptureTok. Hari ini dan besok, 7-8 Oktober 2025, adalah moment of truth bagi Pastor Joshua Mhlakela dan pengikut fanatiknya di seluruh dunia. Mereka meyakini Yesus Kristus akan turun ke dunia untuk menjemput orang-orang Kristen yang saleh dan mengangkat mereka ke Kerajaan Surga meninggalkan dunia fana selamanya. Sebuah penyelamatan yang dikenal sebagai “ rapture” dalam teologi Kristen.

“Saya seribu persen percaya akan terjadi,” ujar pastor Afrika Selatan tersebut dalam wawancara dengan siniar relijius Centtwinz TV pada akhir September 2025. Lantas bagaimana nasib umat manusia yang tidak mengalami rapture, yaitu mereka yang ditinggalkan di bumi? Mereka orang-orang celaka yang akan menjalani tribulasi, hantaman aneka bencana dan derita dahsyat tiada tara.

Kiamat yang melumat

Perlu diketahui, tanggal 7-8 Oktober ini adalah tanggal revisi, Sodara-sodara! Sebelumnya rapture diramalkan terjadi pada 23-24 September 2025, bertepatan dengan Hari Raya Yahudi Rosh Hoshanah. “Tuhan Yesus yang mengatakan langsung hal itu kepada saya,” ujar Joshua juga kepada Centtwinz TV pada Juni 2025. Kehebohan sontak terjadi di kalangan (sebagian) umat kristiani.

Berhubung untuk pergi ke surga tak perlu membawa uang atau properti, maka para pemercaya Joshua ramai-ramai berhenti bekerja, menjual rumah, kendaraan, aset-aset mereka lainnya, untuk lebih mempersiapkan diri secara spiritual, seperti dilakukan Tilahun Desalegn di Australia.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Di Colorado, Melissa Johnston menyiapkan bagan alur dan paket perawatan bagi mereka yang akan ditinggalkan di bumi sebagai tanda cinta kasihnya. Sementara itu, di sebuah kota lain di AS, seorang perempuan anonim menitipkan anak-anaknya ke dinas sosial setempat untuk dirawat. Di sebuah hutan di Uganda, kerumunan manusia menatap langit dengan penuh harap, mereka menjadi kelompok istimewa yang terpilih langsung masuk surga. Namun hari berjalan biasa saja seperti hari-hari sebelumnya. Tak ada yang istimewa.

Ledakan fenomena ini menimbulkan gonjang-ganjing  semesta TikTok dengan lahirnya tagar #RaptureTok

Saat mentari pagi menyapa wajah bumi pada 25 September, para pengikut Joshua masih berani muncul di media sosial meratapi nasib mereka. Barang-barang hilang, kiamat batal datang. Namun mereka tak membenci Joshua. Sang pastor kelahiran Tanjung Harapan (Cape Town), 43 tahun silam itu, hanya meralat enteng ramalannya. “Saya salah menghitung, seharusnya dengan Kalender Julian bukan dengan Kalender Gregorian,” katanya.

Joshua menetapkan 7-8 Oktober sebagai waktu “pengangkatan surgawi” setelah mengoreksi kalender Julian. Setelah itu Paus Gregorius XIII memperkenalkan Kalender Gregorian sebagai pengganti Kalender Julian yang memiliki perbedaan waktu sekitar 11 menit setiap tahunnya. Joshua mengoreksi kalender Julian dan menetapkan tanggal 7-8 Oktober sebagai waktu “pengangkatan surgawi”.

Sang pastor pasti akan mencari alasan baru ketika hari Kamis, 9 Oktober 2025 tiba dan rapture tetap tak kunjung terjadi. Sebab, bahkan Alkitab sendiri menyatakan tentang akhir zaman dalam Markus 13:32: “Tetapi tentang hari atau jam itu tidak ada seorang pun yang tahu, bahkan malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, melainkan Bapa saja.”

Joshua Mhlakela bukan orang pertama yang dengan gagah berani menyebutkan tanggal terjadinya kiamat. Seorang evangelis masyhur AS bernama Harold Camping pernah juga sesumbar meramalkan akhir dunia dengan mengumumkan berbagai tanggal yang terbentang dalam beberapa dekade.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Ramalan yang Gagal Total

Ramalan pertama Camping kiamat akan terjadi pada 6 September 1994, lalu direvisi menjadi 29 September, dan kemudian, 2 Oktober 1994. Ketika ketiga prediksinya tak terbukti, Camping meramalkan lagi bahwa kedatangan kedua Yesus Kristus akan terjadi pada 21 Mei 2011 dan, kemudian, 21 Oktober 2011. Ketika semua ramalannya gagal total, Camping menyimpulkan “saya salah memahami tanda-tanda.”

Dua tahun kemudian, Camping meninggal dunia akibat stroke. Namun laporan investigatif dari International Business Times dan People’s World mengumumkan sang evangelis sukses mendulang donasi jutaan dolar dari umat yang percaya membabi buta padanya.

Profesor Sosiologi Universitas Cornell, Landon Schabel, menyebut fenomena “nubuat kiamat” ini dalam kalimat berikut.  “Bagi mereka yang percaya, Pengangkatan merupakan validasi tertinggi atas keimanan. Keyakinan akan terjadinya Pengangkatan menciptakan dikotomi kelompok dalam/kelompok luar (in-group/out-group) yang kuat. Mereka yang percaya diri terpilih mengembangkan rasa pengetahuan eksklusif dan merasa lebih baik daripada orang lain, menganggap kelompoknya sebagai yang terpilih sementara lainnya akan tertinggal, dan merasa menjadi korban aniaya dunia. Yang tidak memahami mereka, yakni kelompok luar yang selama ini bersikap jahat kepada kelompok dalam.”

Menunggu Isyarat Tuhan

Di Indonesia sejauh ini belum terdengar ada umat Kristen atau  denominasi gereja. Yang secara khusus menautkan diri dengan Pastor Joshua dan ramalannya. Namun beberapa bulan lalu saya mendengar kabar setidaknya ada satu keluarga Kristen. Yang tinggal di Pulau Bali menyatakan mereka akan pindah ke Afrika Selatan dalam waktu dekat.

Keluarga ini, terutama sang ibu, dalam percakapan sehari-hari selalu menggunakan ekspresi relijius. Seperti “saya akan bawakan dulu dalam doa kepada Tuhan” Atau “Saya masih menunggu isyarat dari Tuhan”

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Kalimat sejenis yang biasa digunakan Harold Camping atau Joshua Mhlakela, yang menimbulkan kesan bahwa mereka memang bisa. Dan terbiasa, bercakap-cakap akrab dengan Tuhan. Benar-benar secara harfiah-verbal bukan lagi sebagai amsal.

Kalaupun benar keluarga Kristen di Bali itu akan pindah ke Afrika Selatan. Semoga bukan akibat tertarik menjadi jemaat Pastor Joshua Mhlakela, melainkan untuk alasan lain yang lebih rasional dan masuk akal. Alasan yang tak berkaitan dengan gegap-gempita #RaptureTok. Jakarta, 7 Oktober 2025 Sosiolog, penerima Anugerah Sastra Andalas 2025 kategori Sastrawan/Budayawan Nasional. Untuk tanggapan tulisan ini silakan kirimkan. (Akmal Nasery Basral)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement