Opinion
Beranda » Berita » Al Qaabidh : Yang Maha Menyempitkan

Al Qaabidh : Yang Maha Menyempitkan

Al Qaabidh : Yang Maha Menyempitkan
Al Qaabidh : Yang Maha Menyempitkan

Surau.co. Asmaul Husna ke-20 adalah Al Qaabidh (القَابِضُ), yang berarti “Yang Maha Menyempitkan”. Nama ini menunjukkan kekuasaan Allah dalam menyempitkan rezeki atau urusan hamba-Nya. Sebagaimana Allah juga memiliki sifat Maha Melapangkan (Al Baasith). Selain itu, nama Al-Qābidh menggambarkan bahwa Allah berkuasa menyempitkan rezeki, memberi cobaan. Atau mengurangi kenikmatan hidup kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Al-Qābidh (القَابِضُ) adalah salah satu Asmaul Husna (nama-nama Allah yang terbaik) yang berarti Maha Menyempitkan atau Maha Mengambil. Sifat ini merujuk pada kekuasaan Allah dalam menahan atau menyempitkan rezeki, harta, dan mengambil ruh saat kematian. Serta menunjukkan bahwa hanya Allah yang berkuasa atas pemberian dan penarikan segala sesuatu. Sehingga umat Muslim tidak boleh terlalu bergantung pada sesama manusia.

Mengimani Al-Qaabidh bersamaan dengan Al-Baasith (Maha Meluaskan) akan menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah. Karena kita tahu bahwa Allah mengatur rezeki hamba-Nya dengan penuh kebijaksanaan dan tahu yang terbaik untuk kita. Nama ini mengingatkan bahwa Allah memiliki hak mutlak untuk mengambil, menahan. Dan mencegah rezeki atau hal-hal lain dari makhluk-Nya, menegaskan kekuasaan-Nya yang absolut dalam mengatur segalanya.

Menerima kondisi rezeki yang disempitkan sebagai bentuk kasih sayang dan kebijaksanaan Allah. Serta tetap bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh-Nya, tidak terlepas dari keadaan rezeki yang diluaskan maupun disempitkan. Memahami bahwa kesulitan yang dihadapi (penyempitan rezeki) adalah bagian dari kehendak Allah dan mengandung hikmah. Serta pelajaran berharga agar hamba tidak mudah putus asa dan tenggelam dalam kesedihan. Menjadi pengingat agar tidak kikir dan selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah. Serta menjadikan setiap kondisi hidup sebagai sarana untuk terus beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Makna dan Sifat Al-Qābidh:

Tujuan dari mengimani dan mengamalkan Asmaul Husna Al-Qaabidh adalah untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SWT, meyakini bahwa segala kekuasaan dan takdir ada di tangan Allah. Serta menerima dan bersyukur atas segala kondisi hidup, baik itu dalam kesempitan maupun kelapangan rezeki. Mengingat sifat-Nya sebagai Maha Menyempitkan juga mendorong seorang hamba untuk tidak mudah putus asa. Senantiasa berprasangka baik, dan menyadari bahwa kesulitan yang dihadapi pasti mengandung hikmah dan kebaikan dari Allah.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Maha Menyempitkan (Rezeki):

Allah berhak menahan rezeki dari siapa pun yang Dia kehendaki, dan tidak ada yang dapat memperluas rezeki yang telah Dia sempikan.

Maha Mengambil (Ruh):

Allah adalah zat yang mengambil ruh seseorang pada saat kematian.

Mengendalikan Harta dan Rezeki:

Seseorang yang memahami makna Al-Qābidh tidak akan mudah bergantung pada manusia lain, baik dalam hal memberi atau menahan harta, karena ia yakin bahwa Allah yang berkuasa atas semua itu.

Kewaspadaan Terhadap Kematian:

Memahami sifat ini juga membuat seseorang tidak takut pada ancaman kematian manusia, karena ia percaya bahwa hanya Allah yang berkuasa mengambil ruh seseorang.

Contoh dalam Kehidupan: 

  • Ketika rezeki seseorang terasa sempit, ia harus menyadari bahwa itu adalah kehendak Allah dan dapat menjadi ujian untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
  • Seseorang yang berjuang menegakkan kebenaran dan menerima ancaman dari manusia tidak akan gentar, karena ia meyakini bahwa hanya Allah yang berkuasa mengakhiri hidupnya.

Kaitan dengan Al-Bāṣiṭ:

Kita sering menyebut Al-Qābidh bersamaan dengan nama Allah yang lain, yaitu Al-Bāṣiṭ (Maha Melapangkan). Keduanya adalah dua sisi dari kekuasaan Allah yang Maha Mengetahui, di mana Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki, serta memberi dan menahan segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan hikmah-Nya. Allah menyempitkan rezeki atau kehidupan seseorang untuk menguji kesabaran dan keikhlasan mereka. Tujuannya adalah untuk melihat siapa yang tetap bersyukur dan tawakal (berserah diri), serta siapa yang berpaling.

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Allah dapat menyempitkan rezeki atau hati orang-orang yang tidak bersyukur dan ingkar, sebagai bentuk hukuman dan peringatan agar mereka kembali ke jalan yang benar. Al-Qaabidh menunjukkan bahwa Allah memiliki hak penuh untuk menahan, mengambil, dan mencegah rezeki makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya. Ini termasuk menggenggam ruh manusia saat kematian. Orang-orang percaya bahwa berzikir dengan nama Yaa Qaabidh dapat melindungi orang-orang yang terzalimi dari kezaliman tersebut atau bahkan menghancurkan kezaliman itu sendiri. Memahami makna Al-Qaabidh dapat membantu membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik. Menyadari bahwa Allah-lah yang berkuasa menyempitkan dan melapangkan rezeki akan mengajarkan hikmah dan meningkatkan iman. (mengutip dari berbagai sumber)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement