Surau.co. Al ‘Aliim (الْعَلِيْمُ) adalah salah satu Asmaul Husna yang berarti Maha Mengetahui. Nama ini menunjukkan bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi, pernah terjadi, dan akan terjadi di seluruh alam semesta. Baik yang terlihat maupun tersembunyi, secara luas dan tanpa batas ruang dan waktu. Allah tidak membatasi pengetahuan-Nya dengan ruang atau waktu, tidak seperti manusia. Pengetahuan-Nya meliputi segala detail, mulai dari hal-hal besar hingga hal-hal terkecil. Al-Qur’an menjelaskan bahwa tidak ada sehelai daun pun yang gugur tanpa izin-Nya.
Tujuan mempelajari dan meneladani Al-Alim adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pencarian ilmu, menyadari keagungan-Nya, menjauhi perbuatan tercela. Serta menjadikan ilmu sebagai sarana untuk kebaikan diri dan orang lain. Kita meneladani sifat Allah Maha Mengetahui dengan rajin belajar dan tetap rendah hati.
Al-Qur’an menyebutkan nama Al-Aliim lebih dari 150 kali. Allah sering kali menyandingkan Al-Amiin dengan nama-Nya yang lain untuk menunjukkan kesempurnaan sifat-Nya. Al-Qur’an berulang kali menyebutkan sifat Al-‘Alim untuk menegaskan keluasan ilmu Allah. Misalnya dalam QS. At-Tahrim ayat 3, QS. Al-Baqarah ayat 32 dan QS. Saba Ayat 3. Kita dapat meneladani sifat Al-‘Alim dengan rajin menuntut ilmu yang bermanfaat, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.
Surat At-Tahrim Ayat 3
وَإِذْ أَسَرَّ ٱلنَّبِىُّ إِلَىٰ بَعْضِ أَزْوَٰجِهِۦ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِۦ وَأَظْهَرَهُ ٱللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُۥ وَأَعْرَضَ عَنۢ بَعْضٍ ۖ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِۦ قَالَتْ مَنْ أَنۢبَأَكَ هَٰذَا ۖ قَالَ نَبَّأَنِىَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْخَبِيرُ
Arab-Latin: Wa iż asarran-nabiyyu ilā ba’ḍi azwājihī ḥadīṡā, fa lammā nabbaat bihī wa aẓ-harahullāhu 'alaihi 'arrafa ba'ḍahụ wa a'raḍa 'am ba'ḍ, fa lammā nabbaahā bihī qālat man ambaaka hāżā, qāla nabbaaniyal-‘alīmul-khabīr
Artinya: Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Surat Al-Baqarah Ayat 32
قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ
Arab-Latin: Qālụ sub-ḥānaka lā ‘ilma lanā illā mā ‘allamtanā, innaka antal-‘alīmul-ḥakīm
Artinya: Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Surat Saba Ayat 3
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَأْتِينَا ٱلسَّاعَةُ ۖ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ ۖ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَآ أَصْغَرُ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرُ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Arab-Latin: Wa qālallażīna kafarụ lā tatīnas-sā'ah, qul balā wa rabbī latatiyannakum ‘ālimil-gaibi lā ya’zubu ‘an-hu miṡqālu żarratin fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa lā aṣgaru min żālika wa lā akbaru illā fī kitābim mubīn
Artinya: Dan orang-orang yang kafir berkata: “Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami”. Katakanlah: “Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”,
Bagaimana Meneladani Sifat Al ‘Aliim:
- Mencari Ilmu: Teruslah belajar dan mencari ilmu yang bermanfaat agar semakin dekat dengan Allah.
- Meningkatkan Kesadaran: Menyadari bahwa ilmu Allah tak terbatas dapat mendorong kita untuk terus belajar dan tidak pernah berhenti belajar, menciptakan pandangan pendidikan seumur hidup.
- Berbuat Jujur: Berkata jujur dan berbuat jujur dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu bentuk kepatuhan dan kepercayaan pada sifat Maha Mengetahui-Nya.
Dengan mencari ilmu, seorang muslim menunjukkan cintanya kepada Allah dan berusaha agar selalu dekat dengan-Nya. Sifat Al-Alim memotivasi manusia untuk terus mencari pengetahuan, terutama ilmu agama, sebagai bentuk ibadah. Manusia menyadari ilmu mereka terbatas ketika mereka mempelajari Al-Alim, yang mendorong kerendahan hati karena mengetahui ilmu Allah tidak terbatas. Kesadaran akan pengawasan Allah yang mengetahui segalanya akan membuat seseorang lebih hati-hati dalam berpikir, berkata, dan berbuat. Serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
Mengamalkan ilmu yang didapat untuk kebaikan diri dan orang lain dapat mengangkat derajat seseorang di dunia maupun akhirat. Merenungkan makna Al-Alim membuat seseorang mengingat keagungan dan kesempurnaan Allah sebagai pencipta alam semesta. Seseorang menemukan hakikat kebenaran dan menjadi bijaksana melalui ilmu yang didapatkan. (mengutip dari berbagai sumber).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
