Opinion
Beranda » Berita » Refleksi 80 Tahun TNI: Transformasi, Kemandirian Alutsista, dan Tantangan Strategis di Era Digitalisasi Pertahanan Nasional

Refleksi 80 Tahun TNI: Transformasi, Kemandirian Alutsista, dan Tantangan Strategis di Era Digitalisasi Pertahanan Nasional

Refleksi 80 Tahun Tentara Nasional Indonesia: Transformasi, Kemandirian Alutsista, dan Tantangan Strategis di Era Digitalisasi Pertahanan Nasional
Refleksi 80 Tahun Tentara Nasional Indonesia: Transformasi, Kemandirian Alutsista, dan Tantangan Strategis di Era Digitalisasi Pertahanan Nasional

 

SURAU.CO  –   Peringatan HUT TNI ke-80 pada 5 Oktober 2025 merupakan momentum reflektif sekaligus proyeksi strategis terhadap masa depan pertahanan nasional Indonesia. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, TNI memasuki era modernisasi multidimensi yang menekankan pada kemandirian alutsista, penguasaan teknologi digital, dan relevansi sosial dalam pembangunan nasional. Akuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi dari Italia, pengadaan pesawat tempur Rafale, serta partisipasi dalam pengembangan KF-21 Boramae bersama Korea Selatan memperlihatkan transformasi TNI menuju kekuatan multidomain. Selain memperkuat efek tangkal (deterrence effect), keterlibatan TNI dalam proyek Makan Bergizi Gratis (MBG) menegaskan paradigma pertahanan menyeluruh yang mengaitkan keamanan dengan kesejahteraan rakyat. Naskah ini mengulas refleksi historis, dinamika modernisasi, restrukturisasi organisasi, hingga tantangan digitalisasi TNI di abad ke-21.
Kata kunci: TNI, modernisasi pertahanan, kapal induk, deterrence effect, digitalisasi militer, MBG, kemandirian alutsista.

Konteks Historis dan Signifikansi Strategis HUT TNI ke-80

Delapan puluh tahun perjalanan Tentara Nasional Indonesia merupakan sejarah panjang perjuangan, adaptasi, dan transformasi dari sebuah kekuatan rakyat bersenjata menjadi militer profesional yang modern. Peringatan HUT ke-80 pada 5 Oktober 2025 tidak hanya menjadi ajang kebanggaan institusional, tetapi juga refleksi atas posisi TNI dalam sistem pertahanan global yang semakin kompleks. Tema resmi tahun ini, “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju”, menegaskan tekad untuk menjadikan TNI sebagai kekuatan pertahanan rakyat yang akan selalu profesional, responsif, integratif, modern dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Peringatan kali ini menampilkan dimensi berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Upacara utama di Lapangan Monas, Jakarta, menampilkan parade lintas matra dengan integrasi penuh sistem kendali digital. Atraksi udara yang melibatkan pesawat tempur dan helikopter berbagai jenis, berpadu dengan demonstrasi tempur darat dan laut yang terhubung melalui battle management system berbasis jaringan. Pameran industri pertahanan yang melibatkan PT PAL, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia menunjukkan kemajuan nyata dalam sinergi antara militer dan industri nasional.

Momentum HUT TNI ke-80 juga menjadi cermin dari arah baru kebijakan pertahanan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Orientasi kebijakan yang mengedepankan kemandirian strategis menempatkan Indonesia di jalur transformasi menuju kekuatan tangkal regional yang otonom. Dalam konteks geopolitik Asia yang diwarnai rivalitas antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Indonesia berupaya memainkan peran sebagai balancing power independen di kawasan Indo-Pasifik, tanpa terjebak dalam rivalitas kekuatan besar. Dengan demikian, HUT TNI 2025 bukan sekadar perayaan simbolik, melainkan juga artikulasi dari diplomasi pertahanan Indonesia yang semakin matang dan berdaulat.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Analisis Pengadaan Kapal Induk dan Transformasi Maritim

Pengadaan kapal induk ringan Giuseppe Garibaldi dari Italia menandai langkah bersejarah bagi TNI Angkatan Laut. Kapal dengan bobot 13.000 ton ini pernah menjadi tulang punggung Marina Militare Italia sebelum dipensiunkan dan ditawarkan kepada Indonesia pada 2024. Setelah menjalani proses modernisasi dan integrasi sistem di PT PAL Surabaya, kapal ini diharapkan beroperasi penuh pada 2026 sebagai aircraft carrier helikopter dan pusat komando operasi laut.

Dibandingkan dengan kapal induk Thailand, HTMS Chakri Naruebet, Garibaldi memiliki kemampuan lebih tinggi dari sisi kapasitas, kecepatan, serta fleksibilitas operasional. Sementara Thailand menghadapi keterbatasan dalam pemeliharaan akibat minimnya alokasi anggaran, Indonesia memiliki keunggulan dalam kapasitas industri perkapalan domestik dan sistem logistik pertahanan yang semakin terintegrasi melalui Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Keputusan ini tidak dimaksudkan untuk menciptakan kemampuan ofensif, melainkan memperkuat maritime domain awareness dan efek kehadiran strategis Indonesia di kawasan perbatasan seperti Laut Natuna Utara dan perairan ZEE.

Selain fungsi militer, kapal induk ini juga akan berperan dalam operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam, menjadikan TNI AL sebagai kekuatan serbaguna dalam konteks pertahanan non-tradisional. Dalam diplomasi pertahanan, kehadiran kapal induk memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perundingan Code of Conduct Laut Cina Selatan dan mempertegas komitmen terhadap kebebasan navigasi internasional. Kapal ini menjadi simbol konkret dari kemandirian dan proyeksi kekuatan maritim Indonesia di kawasan Indo-Pasifik Barat.

Dampak Pembelian Pesawat Tempur Rafale dan Kolaborasi KF-21

Transformasi pertahanan udara Indonesia mencapai puncaknya dengan akuisisi 42 unit pesawat tempur Rafale dari Dassault Aviation (Prancis) dengan nilai kontrak sekitar USD 8,1 miliar. Rafale dikenal sebagai pesawat 4.5 generation multirole fighter dengan radar AESA, sistem peperangan elektronik Spectra, dan kemampuan beyond visual range combat menggunakan rudal Meteor. Pesawat ini akan ditempatkan di Skadron 3 Iswahjudi dan Skadron 14 Hasanuddin untuk menggantikan armada F-5E Tiger yang telah usang.

Di sisi lain, kolaborasi Indonesia dengan Korea Selatan dalam pengembangan KF-21 Boramae menjadi tonggak strategis dalam alih teknologi pertahanan. Melalui PT Dirgantara Indonesia, Indonesia berpartisipasi dalam pengembangan struktur badan pesawat, sistem avionik, dan uji aerodinamika. Proyek ini diharapkan menghasilkan varian pesawat tempur generasi 4.5 buatan lokal dengan lisensi produksi sebagian di Indonesia.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Kombinasi Rafale dan KF-21 menciptakan sinergi strategis yang memperkuat efek tangkal udara Indonesia. Berdasarkan laporan Global Firepower Index 2025, Indonesia menempati peringkat ke-13 dunia dan pertama di Asia Tenggara dalam kekuatan militer. Komposisi TNI AD dengan 400.000 personel, TNI AL dengan 300 kapal aktif termasuk kapal selam Nagapasa-class, dan TNI AU dengan lebih dari 300 pesawat tempur menjadikan Indonesia satu-satunya negara ASEAN yang memiliki multi-layered deterrence capability. Dengan penguatan ini, Indonesia bukan hanya meningkatkan kemampuan pertahanannya, tetapi juga memperluas peran sebagai regional stabilizer di Asia Tenggara.

Restrukturisasi Organisasi dan Keterlibatan TNI dalam Proyek MBG

Restrukturisasi TNI 2022–2025 menandai modernisasi kelembagaan yang signifikan. Pembentukan tiga Kogabwilhan sebagai komando operasi permanen lintas matra memperkuat prinsip jointness, sementara penyederhanaan komando di bawah Mabes TNI meningkatkan efisiensi dan interoperabilitas. Di tengah reformasi tersebut, keterlibatan TNI dalam proyek nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi bentuk perluasan peran pertahanan dalam ranah sosial.

Program MBG merupakan kebijakan strategis pemerintahan Prabowo yang menautkan keamanan nasional dengan pembangunan manusia. Melalui keterlibatan aktif dalam distribusi, logistik, dan pengawasan di wilayah terpencil, TNI berfungsi sebagai penghubung antara pertahanan dan kesejahteraan rakyat. Pendekatan ini menciptakan konsep human defense reserve, yaitu ketahanan nasional yang berbasis pada kualitas manusia. Di banyak daerah, Kodim dan Koramil menjadi pusat sinergi antara pemerintah daerah, kelompok tani, dan sekolah penerima program MBG, memperkuat rantai pasok pangan lokal sekaligus mendorong ekonomi pedesaan.

Dari sisi strategis, MBG mempertegas doktrin total defense system yang menempatkan rakyat sebagai bagian integral dari sistem pertahanan negara. Keamanan nasional tidak hanya ditentukan oleh kekuatan senjata, tetapi juga oleh kemampuan negara memastikan kesejahteraan sosial rakyatnya. Dengan dukungan teknologi DeflogNet, sistem logistik digital yang memonitor distribusi pangan secara real-time, TNI memperlihatkan adaptasi cerdas terhadap era digitalisasi manajemen pertahanan.

Tantangan Digitalisasi dan Transformasi Doktrin

Era digital menghadirkan medan tempur baru: dunia maya. Ancaman siber kini menjadi salah satu dimensi utama dalam pertahanan modern. TNI merespons hal ini dengan membentuk Komando Siber TNI (Koopsiber) yang berfungsi untuk melindungi infrastruktur digital nasional dari serangan siber, propaganda, dan disinformasi. Implementasi Battle Management System (BMS) memungkinkan integrasi lintas matra melalui koordinasi berbasis jaringan, memungkinkan komando gabungan beroperasi secara real-time.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Namun, digitalisasi juga membawa tantangan moral dan ideologis. Modernisasi alutsista harus diimbangi dengan pembinaan karakter prajurit berlandaskan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Dalam konteks ini, TNI berupaya menyeimbangkan antara profesionalisme teknologi dan semangat nasionalisme.

Transformasi doktrin pertahanan menuju hybrid warfare menuntut kesiapan mental, etika, dan kepemimpinan digital, terutama dalam menghadapi ancaman non-tradisional seperti perang informasi dan manipulasi opini publik melalui media sosial.

Refleksi dan Harapan ke Depan

Pada usia ke-80, TNI berdiri di persimpangan sejarah antara warisan masa lalu dan tantangan masa depan. Rivalitas kekuatan besar di Indo-Pasifik, perubahan iklim, serta revolusi industri 4.0 menuntut adaptasi menyeluruh dalam sistem pertahanan.

Namun, TNI juga memiliki potensi besar menjadi pelopor dalam integrasi pertahanan, kesejahteraan, dan inovasi nasional. Dengan modernisasi alutsista yang terukur, reformasi struktural yang berkelanjutan. Dan digitalisasi yang progresif, TNI memiliki peluang untuk menjadi kekuatan pertahanan kelas dunia yang berkarakter Indonesia. Kuat namun humanis, disiplin namun berjiwa rakyat.

Harapan terbesar bangsa adalah agar TNI tetap menjadi simbol kesetiaan kepada Pancasila dan NKRI, menjaga keseimbangan antara kekuatan militer dan kemanusiaan. Serta menjadi garda utama menuju Indonesia Emas 2045, sebuah negara berdaulat, maju, dan berdaya saing tinggi dalam sistem internasional yang terus berubah.

Daftar Pustaka

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. (2025). Buku Putih Pertahanan Indonesia 2025. Jakarta: Kemhan RI.
Global Firepower. (2025). Military Strength Ranking 2025. www.globalfirepower.com.
SIPRI. (2025). Trends in World Military Expenditure 2025. Stockholm International Peace Research Institute.
Jane’s Defence Weekly. (2024). Indonesia’s Acquisition of Giuseppe Garibaldi. London: Jane’s Group.
PT PAL Indonesia. (2024). Laporan Integrasi Kapal Induk Garibaldi. Surabaya: PT PAL Indonesia.
Dassault Aviation. (2024). Rafale Export and Industrial Cooperation in Indonesia. Paris: Dassault.
Korean Aerospace Industries. (2025). KF-21 Joint Development Report. Seoul: KAI.

Penulis adalah purnawirawan Laksamana Muda TNI Angkatan Laut, Penasihat Indo-Pacific Strategic Intelligence (ISI), Anggota Senior Advisory Group IKAHAN Indonesia–Australia, Dosen Program Pascasarjana Keamanan Maritim Universitas Pertahanan Indonesia. Ketua Departemen Kejuangan PEPABRI, Anggota FOKO, Sekretaris Jenderal IKAL Strategic Centre (ISC) dan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Maritim Indonesia (IIMS). Beliau juga aktif sebagai Pengacara, Kurator, dan Mediator di firma hukum Legal Jangkar Indonesia, Images: Beritalima.com. (Dr. Surya Wiranto, SH MH)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement