Opinion
Beranda » Berita » PERBANDINGAN LOGIS AGAMA-AGAMA

PERBANDINGAN LOGIS AGAMA-AGAMA

PERBANDINGAN LOGIS AGAMA-AGAMA
PERBANDINGAN LOGIS AGAMA-AGAMA

 

SURAU.CO  –  بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ. Banyak orang tertipu karena melihat sesuatu diamalkan mayoritas. Padahal Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu’ (HR. Abu Dawud no. 4597).

Kalau benar mayoritas itu pasti selamat, kenapa Rasulullah ﷺ justru mengingatkan hanya satu yang selamat ? (412=23/07/2025, Ba’da Dhuha). Agar pembahasan adil dan terukur, kita pakai 6 kriteria logis:

  1. Konsep Ketuhanan
  2. Kitab Suci
  3. Ajaran Pokok (ibadah, moral, sosial)
  4. Rasionalitas (hubungan dengan akal dan ilmu)
  5. Keselamatan Akhirat
  6. Jejak Sejarah dan Konsistensi

ISLAM

  1. Konsep Ketuhanan : Tauhid

Allah ﷻ Maha Esa, tidak menyerupai makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan.
Tidak ada konsep inkarnasi Tuhan ke dalam makhluk. (QS Al-Ikhlas: 1–4)

  1. Kitab Suci: Al-Qur’an

Dihafal jutaan orang, tidak berubah sejak diturunkan, penuh keindahan bahasa dan konsistensi.
Memuat fakta sains yang baru diketahui modern.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

  1. Ajaran Pokok : Mencakup ibadah, muamalah, akhlak, hukum, ekonomi, politik, dll.

Sumber : Al-Qur’an dan Sunnah.

  1. Rasionalitas :

Mendorong penggunaan akal : “Afala ta’qilun?”, “Afala tatafakkarun ?”.
Tidak ada pertentangan antara wahyu dan akal.

  1. Keselamatan Akhirat :

Didasarkan pada iman, amal saleh, dan rahmat Allah ﷻ.
Ada hari kiamat, surga dan neraka.

  1. Jejak Sejarah :

Nabi Muhammad ﷺ terbukti sebagai tokoh sejarah dan hidupnya terdokumentasi sangat rinci.

Kesimpulan : Paling konsisten dengan akal sehat, ilmu pengetahuan, dan realita sejarah. Menyediakan panduan hidup yang lengkap.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

KRISTEN

  1. Konsep Ketuhanan: Trinitas

Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus = tiga pribadi satu Tuhan.
Yesus diyakini sebagai Tuhan dan manusia sekaligus.

Kontradiksi logis : Bagaimana mungkin tuhan ada 3 ? Itu sama artinya seperti makluk yang butuh bapak, anak dan bantuan lainnya, seperti butuh makan, tidur dan mati.

  1. Kitab Suci : Alkitab (Injil)

Banyak versi (King James, NIV, dst).
Perubahan, kontradiksi internal (contoh: silsilah Yesus di Matius vs Lukas).

  1. Ajaran Pokok:

Fokus pada kasih dan penebusan dosa.
Konsep keselamatan: iman kepada Yesus sebagai satu-satunya jalan.

Tidak menjelaskan hukum hidup yang menyeluruh.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

  1. Rasionalitas:

Dosa warisan dan penebusan:

Adam berdosa = semua manusia kena = Tuhan turun ke dunia untuk disalib.

Ini dianggap tidak logis oleh banyak pemikir.

  1. Keselamatan Akhirat : Berdasarkan iman kepada Yesus sebagai juru selamat.

  2. Jejak Sejarah:

Banyak catatan Yesus tidak lengkap; kontroversi soal ketuhanan baru diputuskan dalam Konsili Nicea (325 M).

Kesimpulan : Banyak kontradiksi logis dan ajaran inti (Trinitas, penebusan dosa) sulit diterima akal sehat.

HINDUISME

  1. Konsep Ketuhanan:

Banyak dewa (politeisme) : Brahma, Wisnu, Siwa, dll.
Ada konsep ketuhanan tertinggi (Brahman), tapi bercampur dengan konsep dewa-dewi yang bertingkah seperti manusia.

  1. Kitab Suci:

Veda, Upanishad, Bhagavad Gita.
Sulit ditelusuri asal dan perubahannya.

  1. Ajaran Pokok : Karma, reinkarnasi, kasta sosial.

Konsep kasta secara logika tidak adil dan tidak manusiawi.

  1. Rasionalitas:

Reinkarnasi : Jiwa tidak mati, berpindah ke makhluk lain tergantung karma.

Tidak bisa dibuktikan secara ilmiah atau logis.

  1. Keselamatan Akhirat:

Tujuan: keluar dari siklus reinkarnasi (moksha).
Tapi tidak ada penjelasan konkret bagaimana itu terjadi.

  1. Jejak Sejarah:

Tidak ada tokoh utama tunggal.
Banyak simbolisme dan mitologi.

Kesimpulan : Konsep ketuhanan dan reinkarnasi sulit diterima logika. Tidak memiliki sistem hidup menyeluruh.

BUDDHISME

  1. Konsep Ketuhanan:

Tidak mengakui Tuhan pribadi.
Fokus pada filsafat moral dan pembebasan dari penderitaan.

  1. Kitab Suci:

Tripitaka, dsb. = bervariasi menurut aliran.
Tidak bersumber dari wahyu, tapi ajaran Buddha.

  1. Ajaran Pokok :

Empat Kebenaran Mulia, Jalan Tengah, meditasi.
Tujuan: Nirvana = bebas dari siklus hidup-mati.

  1. Rasionalitas:

Beberapa ajaran cocok dengan filsafat (kesederhanaan, kesadaran), tapi:

Tidak menjelaskan asal-usul manusia dan tujuan akhir secara lengkap.

  1. Keselamatan Akhirat:

Tidak ada Tuhan pemberi pahala / siksa.
Tidak meyakini surga/neraka secara kekal.

  1. Jejak Sejarah :

Siddhartha Gautama adalah tokoh nyata.
Tapi aliran Buddhisme sangat banyak dan berbeda-beda ajarannya.

Kesimpulan: Lebih mirip filsafat hidup, bukan agama ketuhanan. Tidak menjawab pertanyaan mendasar tentang penciptaan dan keadilan akhirat.

AGAMA-AGAMA TRADISIONAL (Konghucu, Shinto, Animisme, dll.)

Umumnya:

Tidak punya konsep Tuhan yang jelas.
Berbasis budaya, leluhur, atau kekuatan alam.
Tidak memiliki kitab wahyu dan sistem kehidupan menyeluruh.

Kesimpulan: Lebih condong ke tradisi daripada sistem keyakinan rasional universal.

RINGKASAN PERBANDINGAN

Islam = Tuhan Maha Esa, tak menyerupai makhluk = Kitab wahyu asli, tidak berubah = Ajaran lengkap dan menyeluruh = Rasional dan tidak kontradiktif  = Keselamatan akhirat yang adil dan masuk akal = Jejak sejarah tokoh utama jelas dan konsisten

Kristen = Tuhan Maha Esa, tak menyerupai makhluk = Kitab wahyu asli, tidak berubah = Ajaran lengkap dan menyeluruh = Rasional dan tidak kontradiktif  = Keselamatan akhirat yang adil dan masuk akal = Jejak sejarah tokoh utama jelas dan konsisten

Hindu = Tuhan Maha Esa, tak menyerupai makhluk = Kitab wahyu asli, tidak berubah = Ajaran lengkap dan menyeluruh = Rasional dan tidak kontradiktif  = Keselamatan akhirat yang adil dan masuk akal = Jejak sejarah tokoh utama jelas dan konsisten

Buddha = Tuhan Maha Esa, tak menyerupai makhluk = Kitab wahyu asli, tidak berubah = Ajaran lengkap dan menyeluruh = Rasional dan tidak kontradiktif  = Keselamatan akhirat yang adil dan masuk akal = Jejak sejarah tokoh utama jelas dan konsisten

Lainnya = Tuhan Maha Esa, tak menyerupai makhluk = Kitab wahyu asli, tidak berubah = Ajaran lengkap dan menyeluruh = Rasional dan tidak kontradiktif  = Keselamatan akhirat yang adil dan masuk akal = Jejak sejarah tokoh utama jelas dan konsisten

PENUTUP: Jika kebenaran itu jelas, maka akal yang jujur akan tunduk padanya.

Catatan : konsep agama Yahudi, insyaallah akan dibahas pada artikel dakwah tersendiri.

Mayoritas bukan ukuran kebenaran

Jangan tertipu dengan jumlah.  Rasulullah ﷺ sudah menegaskan : ‘Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, yang selamat hanya satu’ (HR. Abu Dawud no. 4597). 

Kalau keselamatan ditentukan oleh jumlah, maka Fir’aun dan pengikutnya lebih banyak dari Musa dan kaumnya.  Jadi, mau ikut mayoritas atau kebenaran ?

Wallahu A’lam, Ustadz Firanda Andirja Hafidzahullah. (Eya Dakwah)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement