Kisah
Beranda » Berita » Abu Jahal: Musuh Abadi Islam yang Dijamin Masuk Neraka

Abu Jahal: Musuh Abadi Islam yang Dijamin Masuk Neraka

Abu Jahal: Musuh Abadi Islam yang Dijamin Masuk Neraka
Ilustrasi Abu jahal (Foto: Internet)

SURAU.CO – Dalam sejarah awal Islam, ada satu nama yang sangat lekat dengan kebencian, permusuhan, dan penolakan terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW. Dialah Amr bin Hisyam, yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Jahal. Julukan ini, yang berarti Bapak Kebodohan, diberikan kepadanya karena sikap keras kepala dan kebutaannya terhadap kebenaran.

Meski memiliki hubungan kekerabatan jauh dengan Nabi Muhammad SAW, Abu Jahal justru menjadi musuh utama Islam. Ia menjadi simbol perlawanan terhadap wahyu Allah yang disampaikan oleh Nabi, hingga akhirnya Allah menakdirkannya mati secara hina dalam Perang Badar.

Nama asli Abu Jahal adalah Amr bin Hisyam. Dalam buku Cerita Al-Qur’an karya M. Zaenal Abidin, disebutkan bahwa ia berasal dari salah satu kabilah Quraisy yang cukup terpandang di Mekkah. Awalnya, ia memiliki nama panggilan Abu al-Hakam yang berarti Bapak Kebijaksanaan. Namun, karena sikap keras kepala dan keburukannya dalam menolak kebenaran Islam, Nabi Muhammad SAW menggantinya menjadi Abu Jahal (Bapak Kebodohan).

Gagal Melempar Batu

Kebencian Abu Jahal kepada Nabi tidak pernah surut. Ia berusaha mencari cara untuk menghentikan penyebaran Islam. Dari ancaman fisik hingga tipu muslihat, semua dilakukan demi menghalangi cahaya kebenaran.

Salah satu kisah yang terkenal adalah upaya Abu Jahal melempari Nabi Muhammad SAW dengan batu besar saat dia sedang salat. Abu Jahal sudah mengangkat batu itu dengan penuh kebencian, siap menghantam kepala Rasulullah. Namun, ketika ia hendak melempar, tiba-tiba tubuhnya terlempar ke belakang.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Dalam ketakutannya, Abu Jahal mengaku melihat seekor unta besar hendak menendangnya. Namun, kawan-kawannya tidak mempercayai ceritanya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah SWT menjaga Nabi-Nya dari makar musuh.

Terperosok ke dalam Jebakannya Sendiri

Dalam kisah lain, Abu Jahal berpura-pura sakit parah dan meminta Nabi Muhammad SAW datang menjenguknya. Rasulullah, dengan akhlaknya yang mulia, datang tanpa curiga. Namun, niat Abu Jahal tidak tulus. Ia sudah menyiapkan jebakan berupa lubang di depan pintu rumahnya, berharap Nabi terperosok ke dalamnya.

Namun, rencana itu berbalik padanya. Saat ia sendiri berdiri di depan pintu, justru Abu Jahal yang terperosok ke dalam lubang itu. Peristiwa ini menunjukkan bahwa maka manusia tidak akan pernah mengalahkan takdir Allah.

Abu Jahal di Perang Badar

Akhir perjalanan Abu Jahal sebagai musuh Islam terjadi di Perang Badar tahun ke-2 Hijriah (624 M). Perang ini menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Kaum Muslimin yang jumlahnya hanya sekitar 313 orang menghadapi pasukan Quraisy yang lebih dari 900 orang.

Menurut buku Dua Sahabat Penakluk Abu Jahal karya Fadila Harum, dua pemuda Anshar bernama Muadz bin Amr dan Muawwidz bin Afra’ sangat tergerak hatinya melihat kebencian Abu Jahal kepada Nabi Muhammad SAW. Meski usia mereka masih belia, semangat jihad membuat mereka berani menghadapi panglima Quraisy itu di medan perang.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Dengan keberanian luar biasa, keduanya menyerang Abu Jahal hingga ia tersungkur dalam kondisi nafas. Namun, bahkan di ambang kematian, Abu Jahal tetap menunjukkan kesombongannya. Abdullah bin Mas’ud RA, sahabat Nabi yang berhasil menemukannya, menuturkan bahwa Abu Jahal masih menyampaikan kebenciannya kepada Rasulullah.

Abdullah bin Mas’ud RA kemudian memenggal kepala Abu Jahal dan membawanya ke hadapan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah melihat kepala musuh Islam itu dan bersyukur atas kemenangan besar yang Allah berikan.

Jasad Abu Jahal akhirnya dilemparkan ke dalam sumur bersama mayat-mayat kaum musyrik Quraisy lainnya yang gugur di Perang Badar. Begitulah akhir hidup orang yang dijuluki sebagai Fir’aun umat ini.

Abu Jahal, Musuh Islam yang Terkutuk

Abu Jahal adalah contoh nyata bagaimana kebencian dan kebencian bisa menutup hati seseorang dari kebenaran. Ia menyaksikan mukjizat Nabi Muhammad SAW, mendengar Al-Qur’an, dan bahkan mengetahui kebenaran Rasulullah sejak lama. Namun, ia tetap menolak hanya karena gengsi dan keangkuhan.

Dalam banyak riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa Abu Jahal adalah salah satu orang yang pasti masuk neraka. Hal ini karena permusuhannya yang terang-terangan dan kebenciannya yang tak pernah surut sampai ajal tiba.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Kisah Abu Jahal memberikan pelajaran berharga bahwa kesombongan dapat menghancurkan manusia. Ia menolak kebenaran bukan karena tidak tahu, melainkan karena tidak mau menerima. Akhir hidupnya di medan perang menjadi bukti bahwa siapa pun yang menentang agama Allah tidak akan menang.

Akhirnya, kisah Abu Jahal menjadi peringatan bagi setiap manusia agar tidak terjerumus dalam kesombongan. Sebab, kebenaran akan selalu menang, sementara kebencian dan kesombongan hanya akan membawa kehancuran.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement