Masjid Sejarah
Beranda » Berita » Kemegahan Masjid Nabawi. Masjid yang Dibangun Oleh Rasulullah

Kemegahan Masjid Nabawi. Masjid yang Dibangun Oleh Rasulullah

Masjid Nabawi
Kemegahan Masjid Nabawi. Masjid yang Dibangun Oleh Rasulullah SAW. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Masjid Nabawi adalah salah satu masjid paling bersejarah dan termulia dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah. Rasulullah Muhammad SAW bersama para sahabat yang mendirikan langsung masjid ini, setibanya beliau di Madinah setelah peristiwa hijrah dari Mekkah.

Masjid Nabawi bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pendidikan, pemerintahan, musyawarah, hingga tempat tinggal sementara bagi kaum Muhajirin yang tidak memiliki rumah. Pembangunan Masjid Nabawi memiliki makna besar dalam perjalanan dakwah Rasulullah dan penyebaran Islam. Dari masjid inilah beliau mulai mengembangkan dakwah dan syiar Islam ke berbagai penjuru negeri.

Masjid yang terletak di kota Madinah, Arab Saudi hingga kini menjadi tempat makam Nabi Muhammad SAW dan para khalifah Islam awal. Masjid Nabawi juga menjadi pusat ibadah, kegiatan keagamaan di Madinah, dan sebagai salah satu destinasi yang biasa dikunjungi oleh umat Islam ketika menunaikan ibadah haji atau umrah.

Latar Belakang Hijrah ke Madinah

Perintah hijrah bagi Rasulullah dan para sahabat merupakan salah satu titik penting dalam sejarah Islam. Setelah lebih dari 13 tahun berdakwah di Mekkah dengan penuh tantangan, tekanan, dan penindasan dari kaum Quraisy, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk berhijrah ke Yatsrib (yang kemudian bernama Madinah al-Munawwarah).

Kaum Ansar di Madinah menyambut Rasulullah dengan penuh kegembiraan. Mereka menawarkan rumah, tanah, bahkan keluarga untuk membantu kaum Muhajirin. Namun, Nabi Muhammad memiliki visi yang jauh ke depan. Beliau tidak hanya memikirkan tempat tinggal, tetapi juga membangun pusat peradaban Islam yang kelak menjadi poros bagi seluruh umat.

Mustafa Kemal Ataturk: Modernisasi dan Perkembangan Islam Modern

Langkah pertama yang beliau lakukan setelah memilih Madinah untuk menetap adalah membangun masjid. Masjid bukan sekadar tempat shalat, melainkan jantung kehidupan umat Islam. Dari sinilah Rasulullah membina persaudaraan, mengajarkan Al-Qur’an, menegakkan hukum, dan merancang strategi dakwah. Rasulullah membangun masyarakat baru.

Pemilihan Lokasi Masjid Nabawi

Menukil catatan dalam Sirah Nabawiyah Karya Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, bahwa  perjalanan Rasulullah Muhammad SAW mencapai Bani An-Najjar pada hari Jumat tanggal 12 Rabi’ul Awwal 1 H. Waktu ini bertepatan dengan tanggal 27 September 622 Masehi.

Ketika Rasulullah SAW memasuki Madinah, unta beliau dilepaskan tanpa kendali untuk menentukan tempat berhenti. Unta itu berjalan di antara rumah-rumah kaum Ansar hingga akhirnya duduk di tanah lapang milik dua anak yatim dari Bani Najjar. Tanah tersebut awalnya sebagai tempat mengeringkan kurma dan sebagian kecilnya berfungsi sebagai kuburan lama.

Rasulullah SAW kemudian membeli tanah tersebut dengan harga yang adil. Beliau tidak mau menerimanya sebagai hadiah, meskipun pemiliknya yang yatim ingin memberikannya. Sikap ini menunjukkan keadilan dan prinsip beliau dalam menjaga hak milik orang lain, terutama anak yatim. Tanah itu pun kemudian dipilih sebagai lokasi pembangunan masjid.

Proses Pembangunan Masjid Nabawi

Pembangunan Masjid Nabawi dilakukan secara gotong royong. Rasulullah SAW sendiri ikut turun tangan, mengangkat batu bata, memindahkan tanah, dan mengatur barisan pembangunan. Para sahabat, baik Muhajirin maupun Ansar, ikut bersemangat bekerja bersama beliau.

Peran Pemikiran Al-Farabi; Pencerahan Filsafat Yunani dan Barat

Bangunan masjid pada awalnya sangat sederhana. Dinding terbuat dari batu bata. Atap menggunakan pelepah kurma, dan tiang-tiang terbuat dari batang pohon kurma. Sedangkan lantai berupa tanah yang padat.

Masjid pertama kali belum menggunakan kubah atau ornamen megah. Kesederhanaan ini mencerminkan kesungguhan umat Islam pada waktu itu untuk lebih fokus pada fungsi dan nilai spiritual masjid daripada kemegahan fisik.

Dalam proses pembangunan, kaum Muslimin melantunkan syair penuh semangat, seperti doa dan pujian kepada Allah. Rasulullah pun ikut menyahuti syair itu, membakar semangat para sahabat. Hal ini menunjukkan bahwa membangun masjid adalah amal saleh yang dilakukan dengan hati yang ikhlas dan penuh semangat kebersamaan.

Fungsi Masjid Nabawi di Masa Rasulullah

Setelah pembangunan selesai, Masjid Nabawi tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat berjamaah. Masjid ini menjadi pusat segala aktivitas umat Islam Madinah. Berikut adalah fungsi-fungsi utama Masjid Nabawi:

1. Tempat Ibadah

Kitab Taisirul Kholaq: Terobosan Pembelajaran Akhlak Metode Salafiyah

Fungsi paling utama adalah sebagai tempat shalat lima waktu berjamaah, shalat Jumat, dan ibadah-ibadah lainnya. Rasulullah menjadi imam langsung dalam shalat-shalat tersebut. Shalat berjamaah memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menumbuhkan disiplin umat.

2. Pusat Pendidikan Islam

Masjid Nabawi menjadi sekolah pertama dalam Islam. Para sahabat duduk di sekitar Nabi Muhammad untuk mendengarkan wahyu Al-Qur’an, hadis, serta penjelasan tentang akidah dan syariat. Masjid juga menjadi tempat lahirnya para ulama besar dari kalangan sahabat.

Ahlus Shuffah terbentuk dari masjid ini, yaitu kelompok sahabat fakir miskin yang tinggal di serambi masjid. Mereka mendapat pengajaran langsung dari Rasulullah, dan banyak dari mereka kemudian menjadi ulama serta penghafal Al-Qur’an.

3. Pusat Pemerintahan dan Musyawarah

Masjid Nabawi menjadi balai pertemuan kaum Muslimin untuk membahas segala urusan umat, baik masalah sosial, politik, maupun ekonomi. Dari sini Rasulullah SAW menerima tamu, mengirim utusan, dan merancang strategi pemerintahan. Dengan demikian, masjid berfungsi sebagai pusat pemerintahan Islam yang pertama.

4. Tempat Pengadilan

Masjid Nabawi juga menjadi tempat Rasulullah juga menyelesaikan sengketa dan menegakkan hukum. Para sahabat yang memiliki masalah hukum datang ke masjid untuk mendapatkan keadilan. Fungsi ini memperlihatkan bahwa masjid adalah pusat penegakan hukum dan keadilan sosial.

5. Markas Militer

Masjid Nabawi juga berfungsi sebagai pusat strategi militer. Rasulullah SAW mengatur pasukan, memberikan arahan sebelum perang, dan menerima laporan dari para panglima. Dengan demikian, masjid juga menjadi benteng pertahanan umat.

6. Tempat Perlindungan Sosial

Masjid Nabawi menjadi rumah bagi kaum fakir miskin yang tidak memiliki tempat tinggal. Rasulullah SAW menaruh perhatian besar kepada mereka, memberikan bantuan, serta mengajarkan ilmu agar mereka mampu mandiri. Hal ini menunjukkan fungsi masjid sebagai pusat pelayanan sosial.

Perluasan dan Masjid Nabawi Masa Kini

Seiring dengan bertambahnya jumlah umat Islam, Masjid Nabawi beberapa kali diperluas. Awalnya masjid berukuran sekitar 35 meter x 30 meter. Namun, setelah jumlah jamaah semakin banyak, Rasulullah SAW memperluasnya menjadi hampir dua kali lipat.

Perluasan ini tetap dilakukan dengan semangat kebersamaan. Para sahabat kembali bahu-membahu, dan Rasulullah pun kembali ikut serta dalam pekerjaan fisik. Semangat ini menjadi teladan bagi umat Islam bahwa masjid adalah milik bersama dan harus dijaga bersama.

Hingga hari ini, Masjid Nabawi terus menjadi pusat spiritual umat Islam. Masjid ini telah diperluas berkali-kali oleh para khalifah, raja, hingga pemerintah Arab Saudi. Kini Masjid Nabawi dapat menampung jutaan jamaah, terutama saat musim haji dan bulan Ramadan.

Meskipun telah menjadi salah satu bangunan termegah di dunia, nilai sejarah dan spiritual yang melekat sejak zaman Rasulullah tetap abadi. Di dalamnya terdapat Raudhah, area yang disebut Rasulullah sebagai salah satu taman surga, serta makam Rasulullah SAW bersama sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Penutup

Pembangunan Masjid Nabawi oleh Rasulullah Muhammad SAW bukan sekadar peristiwa arsitektur, melainkan tonggak peradaban Islam. Masjid ini menjadi pusat spiritual, pendidikan, pemerintahan, keadilan, dan solidaritas sosial. Dari masjid inilah cahaya Islam memancar ke seluruh dunia.

Bagi umat Islam masa kini, membangun masjid bukan hanya berarti mendirikan bangunan megah, tetapi juga menghidupkan fungsi-fungsi utamanya: ibadah, pendidikan, pelayanan sosial, dan pemersatu umat. Semangat Rasulullah dan para sahabat dalam membangun Masjid Nabawi patut menjadi teladan agar masjid tetap menjadi pusat peradaban yang mencerahkan dunia.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement