Khazanah
Beranda » Berita » Doa dan Dzikir Sehari-hari: Membentuk Akhlak Anak Saleh Menurut Kitab Akhlaq lil Banin

Doa dan Dzikir Sehari-hari: Membentuk Akhlak Anak Saleh Menurut Kitab Akhlaq lil Banin

Anak saleh belajar doa dan dzikir menurut Kitab Akhlaq lil Banin
Ilustrasi realistik bernuansa filosofis. Seorang anak kecil duduk bersila, mengangkat tangan berdoa dengan penuh khusyuk. Di sampingnya ada buku Akhlaq lil Banin, dan suasana tenang dengan cahaya sore yang lembut.

Anak-anak merupakan amanah Allah ﷻ. Oleh karena itu, orang tua wajib menjaga, membimbing, dan mendidik mereka dengan akhlak mulia. Sejak kecil, anak membutuhkan pegangan yang mampu menuntun hati agar selalu terhubung dengan Sang Pencipta. Salah satu cara yang diwariskan Islam ialah membiasakan anak berdoa dan berdzikir dalam kehidupan sehari-hari.

Kitab Akhlaq lil Banin karya Syaikh Umar Baraja memberikan perhatian besar pada pentingnya doa dan dzikir. Beliau menekankan bahwa doa dan dzikir bukan sekadar rutinitas. Justru, keduanya menjadi sarana mendidik hati, menumbuhkan kesalehan, serta membangun akhlak islami dalam diri seorang anak. Dengan demikian, doa dan dzikir berperan sebagai fondasi karakter sejak usia dini.

Doa dalam Al-Qur’an: Senjata Orang Mukmin

Allah ﷻ memerintahkan manusia untuk senantiasa berdoa. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan permintaanmu.” (QS. Ghafir [40]: 60).

Ayat ini menegaskan bahwa doa bukan hanya permintaan, melainkan juga wujud kerendahan hati seorang hamba. Oleh sebab itu, anak yang terbiasa berdoa sejak kecil akan tumbuh dengan kesadaran bahwa segala kebaikan berasal dari Allah.

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Dzikir dalam Al-Qur’an: Penyejuk Hati

Allah ﷻ juga memerintahkan hamba-Nya untuk berdzikir. Allah berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).

Dengan kata lain, dzikir bukan sekadar ucapan lisan, tetapi juga pancaran hati dan tindakan. Bagi anak, dzikir dapat menenangkan hati ketika ia merasa takut, resah, atau sedih. Akibatnya, ia belajar menemukan ketenangan bukan dari hiburan duniawi, melainkan dari kedekatan dengan Allah.

Hadits tentang Doa dan Dzikir untuk Anak

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya dzikir dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak yang orang tuanya membiasakan membaca doa bangun tidur, doa makan, doa keluar rumah, dan dzikir lainnya akan tumbuh dengan lisan yang terjaga dari kata-kata sia-sia. Oleh karena itu, pembiasaan sejak dini menjadi kunci utama.

Pesan Kitab Akhlaq lil Banin tentang Doa dan Dzikir

Dalam Akhlaq lil Banin, Syaikh Umar Baraja menulis:

“عَوِّدْ لِسَانَكَ عَلَى الذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ، فَإِنَّهُ يُزَكِّي النَّفْسَ وَيُنِيرُ الْقَلْبَ.”

“Biasakanlah lisanmu dengan dzikir dan doa, karena keduanya membersihkan jiwa dan menerangi hati.”

Pesan ini dengan jelas menegaskan bahwa doa dan dzikir bukan ritual semata. Sebaliknya, keduanya merupakan sarana penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) yang sangat berpengaruh dalam pembentukan akhlak anak.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Doa Sehari-hari: Latihan Kesalehan Kecil

Anak-anak perlu mempraktikkan doa sederhana setiap hari, misalnya:

  • Doa bangun tidur: Alhamdulillahil-ladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin-nusyur.

  • Doa sebelum makan: Bismillah.

  • Doa setelah makan: Alhamdulillahilladzi ath’amana wasaqana waja’alana muslimin.

  • Doa keluar rumah: Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Dengan demikian, setiap doa melatih anak untuk bersyukur, bertawakal, serta menyadari bahwa segala sesuatu berada dalam kuasa Allah.

Dzikir Harian: Membentuk Hati yang Lembut

Selain doa, dzikir juga dapat dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya:

  1. Dzikir pagi dan petang – melatih anak mengawali dan mengakhiri hari dengan doa perlindungan.

  2. Tasbih, tahmid, dan takbir – menanamkan rasa kagum dan pujian kepada Allah.

  3. Shalawat kepada Nabi ﷺ – menumbuhkan cinta kepada Rasulullah.

Oleh sebab itu, kebiasaan dzikir menjadikan hati anak lebih lembut, menjauhkannya dari kesombongan, dan menumbuhkan cinta kepada Allah serta Rasul-Nya.

Manfaat Doa dan Dzikir untuk Anak

Jika anak membiasakan doa dan dzikir, ia akan memperoleh banyak manfaat. Antara lain:

  1. Menumbuhkan rasa syukur atas setiap nikmat kecil.

  2. Membangun kesabaran ketika menghadapi kesulitan.

  3. Menguatkan akhlak melalui kebiasaan berkata baik.

  4. Menjaga hati tetap tenang di tengah tekanan hidup.

  5. Membentuk ikatan spiritual yang mendalam dengan Allah.

Dengan kata lain, doa dan dzikir menumbuhkan keseimbangan antara hati, ucapan, dan tindakan anak.

Peran Orang Tua dalam Membimbing Doa dan Dzikir

Orang tua memegang peranan penting. Mereka tidak hanya menyuruh anak berdoa, tetapi juga:

  • menjadi teladan dengan selalu berdoa sebelum beraktivitas,

  • membaca doa bersama anak,

  • serta menghargai usaha anak meski masih salah dalam melafalkan doa.

Dengan cara ini, orang tua menjadikan doa dan dzikir sebagai tradisi keluarga, bukan sekadar kewajiban.

Peran Guru dan Lingkungan Pendidikan

Guru di sekolah maupun madrasah pun berperan besar. Mereka dapat memperkuat kebiasaan doa dan dzikir dengan membuka pelajaran bersama doa, atau mengajak murid berdzikir setelah shalat berjamaah. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang mendukung dzikir bersama mampu memperkuat pembiasaan yang sudah ditanamkan di rumah.

Panduan Praktis Menanamkan Doa dan Dzikir pada Anak

Beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Menggunakan lagu doa agar anak lebih mudah menghafal.

  2. Membuat jadwal doa harian dengan papan tempel di rumah.

  3. Memberikan apresiasi setiap kali anak berhasil membaca doa.

  4. Menceritakan kisah teladan Nabi ﷺ yang selalu berdzikir.

  5. Menyediakan waktu khusus dzikir keluarga setelah shalat berjamaah.

Dengan demikian, doa dan dzikir menjadi bagian nyata dari rutinitas anak sehari-hari.

Penutup

Kitab Akhlaq lil Banin menegaskan bahwa doa dan dzikir adalah sarana penyucian jiwa yang membentuk akhlak anak sejak dini. Anak yang terbiasa berdoa dan berdzikir akan tumbuh menjadi pribadi saleh, berakhlak mulia, serta dekat dengan Allah.

Doa adalah bisikan hati yang terbang ke langit, sedangkan dzikir adalah irama jiwa yang menenangkan. Bila keduanya menghiasi lisan seorang anak, maka ia akan tumbuh menjadi cahaya bagi keluarga dan umat. Dari doa lahir harapan, dari dzikir lahir kekuatan. Oleh karena itu, bersama doa dan dzikir, lahirlah anak-anak saleh yang menebar kebaikan sepanjang zaman.

Anak yang terbiasa berdoa dan berdzikir akan menunjukkan akhlak yang indah. Ia bersikap lebih sopan, lebih rendah hati, serta memiliki hati yang bersih. Dengan kata lain, doa dan dzikir menjadi cermin bahwa akhlak sejati bukan hanya tampak pada sikap lahiriah, melainkan berakar dari hati yang selalu terhubung dengan Allah.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement