SURAU.CO – Arabic (Arab): اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ. Latin (transliterasi): Alhamdullāhil ladzī aḥyānā baʿda mā amātanā wa ilayhin nushūr.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.”
Doa Tambahan / Zikir yang Disunahkan
Selain doa pendek di atas, ada beberapa lafaz tambahan atau zikir pagi yang dianjurkan:
Arabic: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِي وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِي وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ
Latin: Alhamdullāhil ladzī ‘āfānī fī jasadī wa radda ‘alayya rūḥī wa adzina lī bi dzikrihi
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kesehatan pada tubuhku, mengembalikan ruhku, dan mengizinkanku untuk menyebut nama-Nya.”
Doa panjang pagi (sunnah): Ada riwayat yang menyebut doa panjang yang dibaca di pagi hari setelah bangun tidur, yang memuat permohonan untuk kebaikan hari itu dan perlindungan dari keburukan.
Tips Agar Tidak Lupa/Mudah Menghafal
- Tuliskan di tempat yang sering dilihat, misalnya di samping tempat tidur atau kamar mandi.
-
Gunakan audio rekaman dari bacaan doa sehingga kita bisa mengulangi mendengarkannya setiap pagi.
-
Kelompokkan dengan rutinitas pagi, misalnya setelah membuka mata langsung bacakan doa, jadi kebiasaan.
-
Berdoa dalam hati dulu bila lupa lafadznya, kemudian setelah ingat, ulangi dengan lafadz yang benar.
Gublu Hari Kesaktian Pancasila: Momentum Menjaga Ideologi dan Merawat Persatuan
Bangsa Indonesia memperingati tanggal 1 Oktober setiap tahun sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini bukan sekadar seremonial belaka, tetapi merupakan momen refleksi kebangsaan, bagaimana Pancasila sebagai dasar negara terbukti mampu menjaga keutuhan bangsa Indonesia dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sejarah mencatat, peringatan ini lahir sebagai respons atas peristiwa kelam tahun 1965 ketika terjadi pengkhianatan terhadap Pancasila melalui Gerakan 30 September (G30S/PKI). Peristiwa tragis itu mengancam sendi-sendi persatuan bangsa. Namun, berkat keteguhan rakyat Indonesia dan kekuatan ideologi Pancasila, bangsa ini tetap berdiri kokoh hingga hari ini. Itulah sebabnya bangsa Indonesia menyebut Pancasila “sakral” atau “sakti”, karena Pancasila terbukti mampu menjadi benteng pertahanan bangsa dari upaya mengganti dasar negara.
Hari Kesaktian Pancasila memiliki makna yang sangat penting, antara lain:
- Mengokohkan Ideologi Bangsa
Pancasila bukan sekadar rumusan kata, melainkan ideologi yang lahir dari jiwa dan budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila selalu relevan di setiap zaman, mulai dari Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, hingga Keadilan Sosial. -
Menjadi Pengingat Sejarah
Generasi muda perlu mengetahui sejarah kelam bangsa agar tidak terulang kembali. Peringatan ini menjadi sarana edukasi untuk menanamkan kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman ideologi yang berusaha merusak persatuan. -
Membangun Nasionalisme dan Persatuan
Pancasila adalah perekat yang menyatukan keberagaman bangsa. Dengan latar belakang suku, agama, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda, Pancasila hadir sebagai titik temu yang membuat Indonesia tetap utuh. -
Menguatkan Nilai Moral dan Karakter Bangsa
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai Pancasila harus tercermin dalam sikap masyarakat, baik dalam keluarga, lingkungan, maupun dunia kerja. Gotong royong, toleransi, keadilan, dan musyawarah adalah contoh nyata penerapan Pancasila.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober 2025
Seperti yang terlihat dalam kegiatan apel bersama di sekolah, kantor pemerintahan, maupun lembaga lain, menjadi bukti bahwa bangsa ini terus berkomitmen menjaga Pancasila sebagai dasar negara. Upacara dan doa bersama bukan hanya simbol, melainkan bentuk penghormatan atas jasa para pahlawan yang telah mempertahankan ideologi bangsa.
Di tengah tantangan globalisasi, arus digital, serta masuknya berbagai paham yang berpotensi merusak moral dan persatuan, peringatan Hari Kesaktian Pancasila semakin relevan. Kita sebagai bangsa Indonesia harus semakin bijak, kritis, dan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.
Akhirnya, Hari Kesaktian Pancasila bukan sekadar mengenang sejarah, melainkan momentum untuk mempertegas komitmen seluruh rakyat Indonesia dalam menjaga persatuan, merawat kebhinekaan, dan menegakkan nilai-nilai luhur bangsa. Pancasila adalah pusaka abadi yang akan selalu menjadi suluh penerang dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju masa depan yang adil, makmur, dan bermartabat. Pancasila Sakti, Indonesia Kuat!. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
