Mode & Gaya
Beranda » Berita » Ghadul Bashar: Menjaga Pandangan di Era Digital

Ghadul Bashar: Menjaga Pandangan di Era Digital

SURAU.CO. Pandangan adalah jendela hati. Apa yang melintas di hadapan mata sering kali menetap di dalam jiwa. Dari situlah nilai dan makna masuk, mengisi ruang batin manusia. Karena itulah Islam memberi perhatian khusus pada ghadul basharmenundukkan pandangan.

Ajaran ini bukan sekadar melatih mata agar tidak liar, melainkan latihan menjaga hati dan pikiran dari hal-hal yang bisa merusaknya. Dengan menundukkan pandangan, seorang Muslim belajar mengendalikan diri, agar apa yang dilihat tidak menyeretnya pada godaan. Ghadul bashar adalah ikhtiar menata mata agar batin tetap bersih, agar hati tetap jernih, dan agar hidup senantiasa berada dalam arah yang diridai Allah Swt.

Realita Digital: Godaan Visual Tanpa Henti

Di sebuah kafe sore hari, anak-anak muda duduk berbaur, saling berhadapan. Cangkir kopi mengepul di meja, tetapi obrolan nyaris tak terdengar. Hampir semua mata tertunduk menatap layar gawai. Dalam hitungan menit, puluhan konten melintas: ada yang lucu, ada yang inspiratif, namun tak jarang pula yang sensual dan provokatif. Pemandangan seperti ini sudah menjadi hal biasa. Derasnya arus visual yang datang tanpa henti kini benar-benar menguji kejernihan hati.

Kisah sederhana ini menggambarkan betapa ajaran ghadul bashar—menundukkan pandangan—masih sangat relevan di era digital. Jika dulu godaan visual hanya terbatas di jalan atau pasar, kini ia menyelinap ke ruang pribadi melalui layar kecil yang selalu kita bawa ke mana-mana. Menjaga pandangan tak lagi cukup dengan menundukkan mata di jalan, tetapi juga berarti mengendalikan jari saat menggulir layar. Kita dituntut untuk menahan diri, berani melewati tautan yang menggoda, dan bijak memilih apa yang pantas ditatap.

Platform digital seperti TikTok dan Instagram menggunakan algoritma. Mereka menampilkan video yang menggoda. Iklan pakaian atau hiburan sering muncul tanpa filter. Drama Korea atau serial juga kerap menyelipkan adegan romantis. Semua ini adalah “godaan visual” yang mudah ditemukan. Ghadul bashar menjadi kebutuhan nyata.

Fenomena Suami Takut Istri: Meneladani Sikap Sahabat Nabi dan Psikologi Modern

Makna Ghadul Bashar: Definisi dan Hukum

Secara bahasa, ghadhul berarti menahan. al-ighdha berarti merapatkan kelopak mata. Bashar adalah penglihatan. Secara istilah, ghadul bashar adalah kewajiban Muslim untuk mengendalikan pandangan dan melihat hal yang halal serta dengan menghindari tatapan yang membangkitkan syahwat. Al-Qur’an menegaskan hal ini dalam QS. An-Nur: 30.

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

Ayat berikutnya menegaskan hal serupa bagi wanita. Ini adalah disiplin spiritual universal.

Ghadul Bashar dalam Kaca Mata Ulama

Para ulama sejak dahulu telah menegaskan betapa pentingnya menjaga pandangan. Imam al-Ghazali, misalnya, menulis bahwa mata adalah salah satu jalan masuk setan. Apa yang tertangkap oleh mata akan merembes masuk ke hati. Tatapan yang tidak terkendali bisa menyalakan api syahwat, menumbuhkan lamunan, bahkan menyeret seseorang pada perbuatan maksiat.

Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a. juga memberikan nasihat bijak tentang hal ini. Beliau berkata, “Pandangan pertama adalah untukmu, tetapi jangan lanjutkan dengan pandangan kedua, karena yang kedua bukan lagi hakmu.” Ucapan ini sederhana tetapi dalam maknanya. Pandangan pertama mungkin terjadi tanpa sengaja, namun kendali sesungguhnya terletak pada apa yang kita lakukan setelahnya.

Budaya Workaholic: Mengancam Kesehatan Tubuh dan Kualitas Ibadah

Dari kedua pandangan ulama ini, kita belajar bahwa ghadul bashar bukan sekadar teori yang terucap di mimbar. Ia adalah latihan kesadaran, kewaspadaan yang terus-menerus diulang setiap detik. Menjaga pandangan berarti menjaga hati agar tetap bersih, agar pintu maksiat tidak terbuka, dan agar jalan menuju kejernihan selalu terbentang.

Strategi Praktis untuk Mewujudkan Ghadul Bashar

Lantas bagaimana cara kita untuk mewujudkan ghadul bashar? Berikut ikhtiar yang bisa kita lakukan:

  • Perkuat Niat: Menundukkan pandangan adalah ibadah.
  • Atur Penggunaan Gawai: Batasi waktu layar dan saring aplikasi.
  • Praktikkan Digital Detox: Berpuasa dari media sosial untuk istirahat.
  • Jaga Lingkungan: Bergaul dengan orang yang saling mendukung.
  • Isi Mata dengan Kebaikan: Baca Al-Qur’an, menikmati alam.
  • Mengubah Pandangan: Jalan Menuju Kebaikan dan Syukur

Ghadul bashar adalah perisai yang melindungi dari panah syahwat. Ia juga lentera yang menuntun hati menuju kejernihan. Dengan menundukkan pandangan, seorang Muslim tidak hanya menjaga matanya, tetapi juga memuliakan martabat dirinya.

Di era digital, ikhtiar ini menjadi semakin penting. Layar gawai kini menghadirkan godaan tanpa henti, bahkan ketika kita tak mencarinya. Maka, menjaga pandangan bukan sekadar kewajiban agama, tetapi kebutuhan jiwa agar tetap tenang. Jendela hati harus selalu dijaga bening, agar yang masuk hanyalah cahaya, bukan kegelapan. (kareemustofa)

Frugal Living: Seni Hidup Sederhana dan Secukupnya

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement