SURAU.CO. Menjaga hati dari ujub adalah perjuangan penting bagi setiap Muslim. Selanjutnya, Seseorang yang ujub membanggakan diri dan melupakan bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT. Ujub adalah merasa diri lebih baik, lebih unggul, atau lebih istimewa dari orang lain, yang dapat menghancurkan keikhlasan dan nilai ibadah. Kemudian, Luangkan waktu untuk merenungi ayat-ayat Al-Qur’an (tadabbur) dan melakukan introspeksi diri secara jujur untuk mengevaluasi tindakan dan niat kita (muhasabah). Sadari bahwa segala nikmat dan kelebihan yang dimiliki adalah anugerah dari Allah SWT. Selanjutnya, Perbanyaklah bersyukur kepada-Nya. Ingatlah bahwa setiap manusia memiliki kekurangan. Dengan merenungi kelemahan diri, kita akan tetap rendah hati.
Beribadah dan berdoa dengan ikhlas. Kemudian, Mengingat Allah dalam setiap tindakan akan menjaga sikap rendah hati. Berteman dan berkumpul dengan orang-orang yang berakhlak baik akan menjadi pengingat untuk tidak ujub dan menjaga keikhlasan. Melatih diri untuk rendah hati, tidak menganggap diri lebih baik dari orang lain, adalah kunci untuk menolak sifat ujub. Selanjutnya, Berdoa kepada Allah agar dilindungi dari penyakit hati, termasuk ujub dan kesombongan. Menjaga amal saleh agar tidak menjadi bahan pamer dan riya, karena Allah akan mempermalukan orang yang berbuat riya, sebagaimana disebutkan dalam hadis Riwayat Bukhari dan Muslim. Kemudian, Anggap kritik yang membangun sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan menyadari kelemahan.
Selanjutnya, Untuk menjaga hati dari ujub (rasa kagum pada diri sendiri), kita bisa dengan meningkatkan rasa syukur dan menyadari bahwa segala kebaikan berasal dari Allah, merenungkan kelemahan diri sendiri, mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan doa, serta bergaul dengan orang-orang baik untuk saling mengingatkan. Selain itu, penting untuk melakukan muhasabah diri, menumbuhkan sifat tawadhu, dan tidak menyembunyikan amal saleh secara berlebihan.
Cara untuk menjaga hati dari sifat ujub:
-
Menyadari bahwa semua nikmat berasal dari Allah
- Meningkatkan kesadaran diri: Sadari bahwa segala kelebihan, keberhasilan, atau kebaikan yang Anda lakukan bukan murni hasil kerja keras Anda semata, melainkan karunia dan anugerah dari Allah.
- Mengingat keterbatasan: Ingatlah kelemahan dan keterbatasan diri Anda. Tanpa pertolongan Allah, Anda tidak akan mampu berbuat apa-apa.
-
Membiasakan diri dengan sifat rendah hati (tawadhu’)
- Mencontoh Rasulullah SAW: Beliau adalah teladan terbaik dalam hal tawadhu’ meskipun memiliki kedudukan yang sangat mulia.
- Tidak merasa lebih baik: Hindari perasaan bahwa Anda lebih baik atau lebih mulia dari orang lain. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
- Menghormati orang lain: Hati yang rendah hati akan menghormati dan tidak meremehkan orang lain.
-
Memperkuat tawakal dan mengingat akhirat
- Bertawakal kepada Allah: Sadari bahwa hasil dari setiap amal perbuatan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Tawakal akan melindungi Anda dari penyakit ujub dan takabur.
- Mengingat akhirat: Kesadaran akan kehidupan di akhirat akan membantu Anda menyadari bahwa amal ibadah yang sedikit pun harus dijaga keikhlasannya, karena hanya amal yang ikhlas yang akan diterima.
-
Menghindari pujian dan sanjungan berlebihan
- Waspada terhadap sanjungan: Sanjungan atau pujian yang berlebihan dari orang lain bisa menjadi pemicu ujub jika tidak disikapi dengan bijak.
- Kembalikan pujian kepada Allah: Jika dipuji, kembalikanlah semua kebaikan dan pujian hanya kepada Allah SWT.
-
Memperbanyak muhasabah (introspeksi diri)
- Evaluasi diri secara rutin: Tinjau kembali niat di balik setiap amal yang Anda lakukan. Apakah itu murni karena Allah atau ada sedikit keinginan untuk diakui orang lain (riya)?
- Mengingat dosa dan kesalahan: Jangan hanya melihat kebaikan, tapi ingatlah juga dosa-dosa dan kekurangan diri. Ini akan menumbuhkan rasa takut dan menjauhkan dari rasa bangga.
-
Berkumpul dengan orang-orang saleh
- Mencari lingkungan yang baik: Bersahabat dengan orang-orang yang rendah hati dan saleh dapat membantu Anda terhindar dari ujub.
- Saling mengingatkan: Lingkungan yang baik akan saling mengingatkan jika ada tanda-tanda ujub yang mulai muncul.
Dengan mempraktikkan langkah-langkah ini secara konsisten, seseorang dapat membersihkan hatinya dari penyakit ujub dan berupaya mencapai keikhlasan dalam setiap amal perbuatannya. (mengutip dari berbagai sumber).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
