Opinion
Beranda » Berita » Dunia Hanya Sementara, Jangan Sampai Terlena

Dunia Hanya Sementara, Jangan Sampai Terlena

Dunia Hanya Sementara, Jangan Sampai Terlena
Dunia Hanya Sementara, Jangan Sampai Terlena

SURAU.CO. “Dunia hanya sementara, jangan sampai terlena” adalah sebuah pengingat untuk fokus pada kehidupan akhirat yang kekal, dengan tidak terlalu terikat pada kesenangan duniawi yang fana. Ajakan ini berarti kita harus menggunakan dunia sebagai sarana untuk beramal saleh dan mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan menjadikannya tujuan akhir. Pesan ini menekankan agar kita tidak melupakan kewajiban akhirat karena terbuai oleh kemilau dunia.

Kehidupan di dunia ini adalah tempat singgah yang tidak permanen. Segala kesenangan, kekayaan, dan jabatan akan hilang seiring waktu. Dalam Islam, kehidupan dunia digambarkan sebagai permainan dan senda gurau yang bisa melalaikan manusia dari tujuan utamanya, yaitu kehidupan abadi di akhirat. Kehidupan duniawi, dibandingkan dengan kehidupan akhirat, hanyalah sedikit dan tidak ada nilainya.

Kesibukan dan kenikmatan duniawi sering kali membuat manusia terlena, sehingga lupa menyiapkan amal saleh sebagai bekal untuk kehidupan abadi. Jika seseorang hanya mengejar kesenangan dunia, ia akan merasakan kekecewaan karena semua itu akan hilang dan tidak kekal. Mereka yang hanya mengejar dunia tanpa memikirkan akhirat akan kehilangan segalanya di kehidupan yang kekal nanti.

Alihkan perhatian dan usaha Anda untuk meraih kehidupan akhirat yang abadi dengan memperbanyak ibadah dan amal saleh. Manfaatkan dunia ini untuk beribadah dan berbuat kebaikan, sehingga dunia bukan menjadi tujuan akhir, melainkan jembatan menuju ridha Allah. Jaga keseimbangan antara hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas), namun semuanya tetap bernuansa ibadah. Jangan pernah merasa puas dan terlena dengan kenikmatan duniawi, karena itu semua hanya bersifat sementara.

Dunia Hanya Sementara

“Dunia hanya sementara” mengacu pada konsep bahwa kehidupan di dunia bersifat fana dan hanya merupakan persiapan untuk kehidupan yang abadi di akhirat, seperti yang ditegaskan dalam ajaran agama Islam maupun Kristen. Kenyataan ini mendorong manusia untuk tidak terlalu terbuai oleh kenikmatan duniawi dan lebih fokus mempersiapkan bekal untuk kehidupan kekal.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Al-Qur’an menggambarkan kehidupan dunia sebagai permainan dan senda gurau, yang berbeda dengan kehidupan akhirat yang sebenarnya dan abadi. Kehidupan di dunia adalah fase persiapan, tempat manusia menanam kebaikan untuk dipanen hasilnya di akhirat kelak. Kenikmatan dunia seperti kekayaan dan kedudukan bersifat menipu dan sementara, bukan tujuan akhir yang sesungguhnya.

Kesadaran ini membantu manusia untuk tidak terlalu terbuai atau terlena oleh kesenangan dan kemewahan duniawi. Membantu untuk lebih memprioritaskan persiapan diri untuk kehidupan akhirat yang abadi. Mendorong untuk memanfaatkan waktu dengan berbuat amal saleh dan berlomba-lomba dalam kebaikan, karena setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya. Kematian dipandang sebagai bagian dari proses yang harus diterima, sebagai landasan ketaatan dalam beriman.

Jangan Terlena dengan Dunia

“Jangan terlena dengan dunia” berarti kita harus menghindari terlalu fokus pada kesenangan dan urusan duniawi sehingga melupakan tujuan akhir hidup yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat. Pesan ini mengingatkan bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara, penuh dengan permainan, dan hanya kenikmatan yang menipu, sehingga kita perlu menyeimbangkan usaha di dunia dengan persiapan untuk akhirat dengan memperbanyak amal shaleh, ibadah, dan mengingat kematian.

Kehidupan di dunia ini bersifat fana dan akan berakhir, sementara kehidupan di akhirat adalah abadi. Allah SWT menciptakan manusia untuk beribadah dan menguji mereka, sehingga terlalu mencintai dunia dapat menjadi ujian yang membuat manusia melupakan tujuan penciptaannya. Kesenangan dunia seringkali bersifat menipu dan dapat membuat seseorang terlena serta terpedaya oleh bujuk rayu setan. Jika terlena dengan dunia, potensi hidup akan habis hanya untuk dunia, sehingga kita kehilangan kesempatan untuk menabung dan mempersiapkan bekal bagi kehidupan abadi di akhirat.

Menyadari bahwa hidup ini sementara dan akan ada kehidupan setelah mati dapat memotivasi kita untuk fokus pada amal baik. Membantu sesama adalah salah satu cara untuk menjaga hati agar tetap bersih dari sifat egois dan materialistis. Ilmu adalah cahaya yang membimbing kita agar bijaksana dalam bertindak dan membuat keputusan yang benar sesuai ajaran agama. Lingkungan sosial yang baik akan memberikan inspirasi dan motivasi untuk terus beribadah. Bekerja untuk dunia seolah-olah hidup selamanya, tetapi beribadah seolah-olah esok akan mati, untuk menciptakan keseimbangan yang baik. Menyempurnakan salat dan tidak berbuat maksiat adalah salah satu kunci untuk masuk surga dan tidak terjebak dalam kesenangan dunia. (mengutip dari berbagai sumber).

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement