Pendidikan
Beranda » Berita » Jejak Muhammadiyah dalam Menggenggam Zaman dan Perubahan

Jejak Muhammadiyah dalam Menggenggam Zaman dan Perubahan

Muhammadiyah
Muhammadiyah

SURAU.CO-Jejak Muhammadiyah dalam Menggenggam Zaman dan Perubahan memperlihatkan bagaimana sebuah gerakan Islam tumbuh dari langgar sederhana lalu menjangkau dunia. Jejak Muhammadiyah dalam Menggenggam Zaman dan Perubahan juga menunjukkan bahwa Islam berkemajuan bergerak nyata dalam pendidikan, kesehatan, dan dakwah sosial sehingga mampu menjawab kebutuhan umat sekaligus menuntun arah perubahan zaman.

Ketika K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 1912, beliau membawa gagasan tajdid yang langsung menyentuh kebutuhan umat. Beliau memadukan ajaran agama dengan ilmu modern, kemudian menerapkannya melalui sekolah dan amal usaha. Dengan cara itu, umat Islam menghadapi modernitas tanpa kehilangan iman, sekaligus merasakan manfaat pembaruan.

Sejak awal, sekolah Muhammadiyah berani melampaui tradisi lama. Guru mengajarkan pelajaran umum di samping tafsir dan fiqih. Murid belajar dengan pendekatan baru yang menumbuhkan nalar kritis serta membina akhlak Islami. Dari pengalaman sejarah ini, kita dapat melihat bahwa Muhammadiyah membangun masa depan umat dengan visi jelas sekaligus realistis.

Muhammadiyah dan Akar Perubahan Sosial

Mereka meyakini bahwa iman dan ilmu tidak bisa dipisahkan. Dari pengalaman itu, saya semakin paham bahwa tajdid Muhammadiyah tidak berhenti di kota besar, melainkan menjangkau desa-desa yang menjadi pusat kehidupan bangsa.

Selain itu, rumah sakit Muhammadiyah berkembang pesat dan melayani masyarakat luas. Dokter serta tenaga medis bekerja profesional, sementara pasien mendapatkan akses kesehatan yang lebih terjangkau. Dengan konsistensi seperti ini, Muhammadiyah membuktikan bahwa perubahan sosial tidak berhenti pada wacana, melainkan hadir nyata dalam pelayanan publik yang terus berkembang.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Muhammadiyah memang lahir di Yogyakarta, namun semangatnya menembus batas nasional. Universitas Muhammadiyah menerima mahasiswa dari berbagai negara sehingga gagasan Islam berkemajuan mengalir ke panggung global. Dari ruang kelas, ide-ide tajdid disebarkan dan mempertemukan banyak budaya, sekaligus menumbuhkan semangat persaudaraan lintas bangsa.

Saya juga pernah berbincang dengan seorang mahasiswa Asia Tenggara yang menempuh studi di Universitas Muhammadiyah. Ia mengaku kagum dengan keseimbangan antara ilmu modern dan nilai Islami. Pengalaman itu membuktikan bahwa Muhammadiyah bukan hanya organisasi keagamaan, melainkan pusat pertemuan gagasan antarbangsa yang semakin diperhitungkan di dunia internasional.

Dari Gerakan Lokal ke Arah Global

Lebih jauh, rumah sakit Muhammadiyah berperan penting dalam skala global. Saat bencana melanda, relawan Muhammadiyah hadir membawa obat, makanan, dan layanan kesehatan. Dunia pun menyaksikan aksi nyata tersebut sebagai wujud Islam berkemajuan. Dengan keberanian melintasi batas geografis, Muhammadiyah memperkuat reputasinya sebagai gerakan kemanusiaan universal.

Akhirnya, jejak panjang Muhammadiyah memberi pelajaran penting. Gerakan ini bertahan karena berpijak pada ide dasar yang kuat: menjadikan Islam sebagai sumber inspirasi perubahan. Dengan semangat tajdid, Muhammadiyah menggenggam zaman sekaligus menegaskan perannya sebagai cahaya perubahan lintas generasi yang terus memberi makna bagi umat dan dunia.

Jejak Muhammadiyah dalam Menggenggam Zaman dan Perubahan bermula dari langkah K.H. Ahmad Dahlan yang membangun gerakan pembaruan di Yogyakarta. Dari surau kecil, semangat tajdid berkembang menjadi kekuatan besar. Muhammadiyah memadukan iman, ilmu, dan amal nyata sehingga mampu memberi warna perubahan yang relevan sepanjang zaman.

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Kini Muhammadiyah hadir di ruang pendidikan, kesehatan, hingga aksi kemanusiaan global. Dari sekolah dasar hingga universitas, dari klinik kecil hingga rumah sakit besar, semua dibangun untuk kepentingan umat. Gerakan ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga penentu arah masa depan umat dan bangsa. (Hendri Hasyim)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement