Opinion
Beranda » Berita » Kebenaran Versi dan Tafsir Ulama Pilihan

Kebenaran Versi dan Tafsir Ulama Pilihan

Kebenaran Versi dan Tafsir Ulama Pilihan
Kebenaran Versi dan Tafsir Ulama Pilihan

 

SURAU.CO –  بسم الله الرحمن الرحيم Dunia hanyalah tempat singgah, akhirat adalah tujuan abadi. Semoga Allah ﷻ menjadikan tulisan ini sebagai pengingat agar kita menyiapkan bekal terbaik untuk hari pertemuan dengan-Nya.

BANTAHAN ATAS SYUBHAT: “ITU HANYA KEBENARAN VERSI ANDA BERDASARKAN TAFSIR ULAMA PILIHAN ANDA”

KOMENTAR YANG DIBANTAH :

“Anda mengutip dalil-dalil umum dan memberikan tafsiran berdasarkan ulama-ulama yang menurut Anda paling otoritatif dan memiliki pemahaman paling kuat. Siapa yang menguatkan? Berapa ribu ulama dari jutaan ulama? Jadi, Anda boleh saja merasa paling benar, tapi kebenaran itu hanya berlaku dalam versi Anda, sesuai dengan tafsir yang Anda yakini.…”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Komentar ini bukan hanya menggugat kebenaran dakwah yang disampaikan, tapi juga membangun keraguan terhadap validitas setiap penjelasan agama, seolah-olah semua tergantung sudut pandang, dan tidak ada standar kebenaran yang pasti.

Ini adalah racun pemikiran relativisme yang harus dihancurkan dari akar.

Menganggap bahwa semua tafsir dan pemahaman terhadap dalil adalah relatif dan setara

Penjelasan :

Syubhat ini menebar keraguan terhadap prinsip dasar Islam : bahwa kebenaran itu hanya satu, bukan banyak versi.

Allah ﷻ berfirman : “Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur’an? Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, niscaya mereka akan mendapati banyak pertentangan di dalamnya.” (QS. An-Nisa’: 82)

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Artinya : Kebenaran itu tidak banyak versi. Jika banyak versi, maka pasti ada pertentangan, dan pertentangan berarti batil.

Rasulullah ﷺ bersabda : “Akan ada perpecahan umat menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu.” Mereka bertanya, ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Yang mengikuti aku dan para sahabatku hari ini.’”  (HR. Tirmidzi no. 2641 – hasan)

Maka, mengatakan semua tafsir bisa benar atau “itu hanya kebenaran versimu” adalah bentuk penolakan terhadap ajaran Islam yang bersumber tunggal dari wahyu dan dipahami generasi terbaik.

Meremehkan ulama yang berpegang pada manhaj yang lurus

Komentar tersebut secara tersirat meremehkan ulama-ulama yang dipakai sebagai rujukan (dalam hal ini : ulama Ahlus Sunnah, Salafiyin), seolah mereka hanya “ulama yang Anda anggap paling benar”, dan bukan bagian dari mayoritas.

Penjelasan :

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Kebenaran tidak diukur dari jumlah pengikut, tapi dari kesesuaian dengan Al-Qur’an dan Sunnah berdasarkan pemahaman generasi awal Islam.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata : “Jamaah adalah yang sesuai dengan kebenaran, walaupun kamu sendirian.” (Diriwayatkan oleh Al-Laalikai dalam Syarh Ushul I’tiqad)

Maka, bukan soal berapa ribu ulama vs berapa juta, tapi siapa yang :

Memahami Al-Qur’an dan Sunnah dengan manhaj Salaf,
Menjaga kemurnian agama,
Tidak tunduk pada hawa nafsu dan pengaruh sosial.

PENJELASAN YANG SESUAI DENGAN SYARIAT ISLAM

  1. Kita harus menimbang kebenaran dengan dalil dan manhaj Salaf.

Kita tidak boleh mengambil tafsir dalil dari siapa saja yang mengaku ulama.

Dan Kita perlu merujuk kembali kepada pemahaman generasi terbaik, yaitu:

Para Sahabat,
Tabi’in,
Tabi’ut Tabi’in.

Imam Malik rahimahullah berkata : “Tidak akan baik akhir umat ini kecuali dengan apa yang telah membuat baik generasi awalnya.” (Lihat Asy-Syariah oleh Al-Ajurri)

Maka, ketika para ulama Ahlus Sunnah berkata bahwa rokok adalah haram karena membahayakan, merusak harta, dan menyakiti sesama, itu adalah kesimpulan dari kaidah syar’i yang kuat, bukan “tafsir pribadi”.

  1. Mengikuti ulama yang lurus bukan fanatik, tapi amanah ilmiah

Dakwah Salafi mengutip fatwa Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin, Syaikh Albani, dan ulama besar lain yang teguh di atas manhaj Salaf bukan karena fanatisme, melainkan karena para ulama ini memiliki keilmuan yang bersanad, aqidah yang murni, dan jalan yang lurus.

Sementara banyak “ulama” lain yang :

Memperbolehkan bid’ah,
Menyebar hadits palsu,
Mencampuradukkan agama dan budaya.

Maka jika kita memiliki rujukan yang berbeda, artinya tidak sama dengan kita menarik kesimpulan yang berbeda, dan kita tidak boleh menerima semua kesimpulan begitu saja dalam agama ini.

LOGIKA SYUBHAT :

Jika kita menerima semua tafsir sebagai kebenaran, maka :

Orang yang menganggap zina halal memiliki tafsir atau penafsiran sendiri yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Orang yang bilang shalat cukup dengan niat saja menunjukkan pemahaman atau “tafsir” sendiri tentang shalat.
>Orang yang membolehkan LGBT pun akan berdalih: “ini tafsir kami”.

Inilah relativisme beracun yang merobohkan bangunan agama dan membuka jalan kepada kekacauan pemikiran.

KESIMPULAN : Pemahaman Generasi Awal

Kebenaran dalam Islam tidak relatif, tapi berdasar dalil yang shahih dan manhaj yang lurus.
Mengutip ulama yang lurus bukan berarti “merasa paling benar”, tapi menunaikan amanah ilmu.
Setiap ulama harus menimbang setiap tafsir dan fatwa dengan timbangan syariat dan pemahaman generasi awal, bukan dengan suara terbanyak atau gelar terbanyak.

Allah ﷻ berfirman : “Katakanlah: Ini jalanku. Aku mengajak kepada Allah di atas ilmu, aku dan orang-orang yang mengikutiku.” (QS. Yusuf: 108)

Semoga Allah ﷻ memantapkan kita di atas kebenaran yang satu, bukan pada banyaknya tafsir yang sesat dan membingungkan.

HIDAYAH kuasa Allah ﷻ

HIDAYAH adalah karunia Allah ﷻ. Siapa yang mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah dengan PEMAHAMAN SALAF, dia berada di jalan lurus.

Semoga Allah ﷻ memberi HIDAYAH kepada kita dan seluruh kaum muslimin. Sebarkan artikel ini sebagai jalan HIDAYAH untuk diri sendiri dan orang lain.

Rujukan : Ahlus Sunnah wal Jama‘ah yang konsisten menegakkan TAUHID dan SUNNAH. Wallāhu A‘lam, Ustad Firanda Andirja Hafidzahullah. (Eya Chaca)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement