Khazanah
Beranda » Berita » Mempersiapkan Diri Menjelang Panggilan Terakhir: Pentingnya Amal Saleh

Mempersiapkan Diri Menjelang Panggilan Terakhir: Pentingnya Amal Saleh

Kisah Pemakaman Fatimah Az Zahra, Putri Rasulullah
Ilustrasi Keranda Mayat

Mempersiapkan Diri Menjelang Panggilan Terakhir: Pentingnya Amal Saleh

SURAU.CO – Kematian adalah sebuah kepastian yang tidak bisa ditunda atau dihindari oleh siapa pun. Setiap jiwa telah ditentukan waktunya untuk kembali kepada Sang Pencipta. Namun, yang seringkali kita lupakan adalah bahwa panggilan itu bisa datang kapan saja. Bisa saja saat kita sedang sehat walafiat. Bisa juga saat kita sedang sibuk bekerja. Bahkan, bisa pula ketika kita sedang tertawa bahagia bersama keluarga tercinta. Oleh karena itu, persiapan terbaik bukanlah menumpuk harta melimpah. Bukan pula meraih kedudukan tinggi atau mencari ketenaran duniawi. Persiapan yang paling utama adalah persiapan kematian dengan amal saleh yang kita kumpulkan selama hidup di dunia ini. Sebagai seorang manusia biasa, saya merasa penting untuk terus mengingatkan diri dan pembaca tentang realitas ini. Hidup di dunia ini adalah anugerah. Anugerah ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin.

Dunia: Sebuah Persinggahan yang Penuh Makna

Dunia ini ibarat sebuah tempat singgah sementara. Ini adalah pemberhentian singkat sebelum perjalanan panjang menuju kehidupan akhirat yang abadi. Allah SWT memberi kita kesempatan untuk hidup di dunia ini. Pemberian ini bukan tanpa tujuan yang jelas. Sebaliknya, tujuan utamanya adalah agar kita bisa beribadah dengan tulus. Kita juga diharapkan untuk berbuat baik kepada sesama. Dan yang terpenting, kita menjadi hamba yang taat sepenuhnya kepada-Nya. Akan tetapi, sayangnya, banyak manusia yang sering terlena oleh gemerlap dan fatamorgana dunia. Mereka begitu asyik dengan kesenangan sesaat. Hal ini membuat mereka melupakan bahwa ajal bisa menjemput kapan saja. Saya kerap merenungkan betapa rapuhnya kehidupan ini. Kita seolah berjalan di atas tali tipis. Tali ini bisa putus kapan saja.

Amal Saleh: Bekal Abadi dalam Perjalanan Panjang

Ketika panggilan itu tiba, tidak ada satu pun yang bisa kita bawa. Kita tidak dapat membawa apa pun selain amal perbuatan kita. Harta benda yang kita kumpulkan akan ditinggalkan begitu saja. Jabatan yang kita pegang akan ditanggalkan pada saat itu juga. Bahkan, keluarga dan teman-teman terbaik kita hanya bisa mengantarkan sampai ke liang kubur. Yang akan setia menemani hanyalah amal saleh kita. Shalat yang kita dirikan akan menjadi saksi. Sedekah yang kita berikan akan menjadi penolong. Doa-doa tulus kita akan menerangi jalan. Serta, kebaikan yang kita lakukan kepada sesama akan menjadi teman sejati. Amal-amal itu yang akan menjadi cahaya penerang dalam kubur. Mereka juga akan menjadi penolong di hadapan Allah SWT. Ini adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan.

Saya sering membayangkan momen di mana setiap jiwa berdiri sendiri. Jiwa itu menghadapi konsekuensi dari setiap pilihan hidupnya. Di sana, harta dan kekuasaan tidak lagi relevan. Hanya kebaikan hati dan ketulusan niat yang akan berbicara. Ini adalah sebuah refleksi mendalam. Refleksi ini mendorong kita untuk selalu berbuat baik.

Jangan Menunda Kebaikan: Waktu Terus Berjalan

Seringkali kita menunda untuk berbuat baik. Kita beralasan dengan kalimat “nanti saja.” Seakan-akan kita begitu yakin masih punya banyak waktu tersisa. Padahal, ajal bisa datang tanpa pemberitahuan sedikit pun. Rasulullah SAW bersabda bahwa salah satu ciri orang berakal adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Maka, jangan pernah menunggu tua untuk bertaubat dengan tulus. Jangan menunggu kaya raya untuk bersedekah dengan ikhlas. Juga, jangan menunggu lapang waktu untuk beribadah dengan khusyuk. Setiap kesempatan yang datang adalah peluang emas. Peluang ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Tiada detik yang boleh terbuang percuma.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Saya merasa bahwa penundaan adalah musuh terbesar kita. Penundaan merampas kesempatan. Penundaan menghilangkan potensi kebaikan. Kita tidak pernah tahu kapan pintu rahmat akan tertutup. Oleh karena itu, bertindaklah sekarang. Lakukanlah kebaikan tanpa menunda.

Peringatan Penuh Cinta: Bersiaplah Sekarang

“Bersiaplah dengan amal salehmu sebelum panggilan itu tiba.” Kalimat ini bukan sekadar nasihat biasa. Namun, ia adalah sebuah peringatan yang penuh cinta dari Allah SWT. Peringatan ini agar kita tidak terlena dalam kesenangan duniawi yang fana. Waktu terus berjalan maju. Usia kita terus berkurang setiap detiknya. Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan berharga. Kesempatan ini untuk menambah bekal kita di akhirat. Mari kita isi sisa hidup ini dengan amal saleh yang tulus. Mari kita bertaubat dengan sungguh-sungguh. Serta, mari kita tanamkan niat ikhlas untuk mencari ridha Allah semata. Sebab, ketika panggilan itu datang, tidak ada lagi kesempatan kedua yang diberikan kepada kita. Tidak ada waktu untuk menyesal. Hanya ada hasil dari apa yang telah kita tanam.

Ini adalah sebuah realitas yang keras. Namun, realitas ini juga mengandung harapan. Harapan untuk berubah dan menjadi lebih baik. Serta harapan untuk mempersiapkan diri secara optimal.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement