Opinion
Beranda » Berita » Apakah Menonton Politik Itu Diharamkan?

Apakah Menonton Politik Itu Diharamkan?

Apakah Menonton Politik Itu Diharamkan?

BANTAHAN ATAS SYUBHAT: “APAKAH MENONTON POLITIK ITU DIHARAMKAN?

 

 

SURAU.CO –  بسم الله الرحمن الرحيم Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah memberi kita nikmat iman dan Islam. Semoga Allah ﷻ menjaga hati kita agar selalu teguh di atas Sunnah Rasulullah ﷺ sampai akhir hayat.

“Apa alasan pelarangan menonton atau menyimak hal politik? Apakah ada dalil yang mengharamkan tontonan politik?”

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Pertanyaan ini muncul setelah membaca kutipan dakwah : “Jauhi tontonan yang tidak bermanfaat : politik, film, sibuk dengan HP yang menghabiskan waktu…”

Mereka memelintir dakwah ini seolah-olah mengharamkan politik secara mutlak, bahkan melarang umat memahami urusan kenegaraan.

Menyamakan “menjauhi tontonan politik yang tidak bermanfaat” dengan “mengharamkan politik”

Penjelasannya : Pernyataan dakwah tersebut tidak mengatakan “politik haram”, tapi mengajak umat untuk menjauhi tontonan yang tidak bermanfaat, termasuk yang berlabel politik.

Kami mengkritik tontonan atau diskusi politik yang tidak mendidik, seperti debat politik yang penuh cercaan dan fanatisme kelompok.

Konten buzzer, fitnah elite, adu domba antar rakyat.
Gosip politikus, skandal personal pejabat, dan seterusnya.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Maka bukan “politik”-nya yang haram, tapi sibuk dengan konten politik yang merusak hati, menghabiskan waktu, dan menjauhkan dari ilmu syar’i — inilah yang diingatkan untuk dijauhi.

Allah ﷻ berfirman : “Dan di antara manusia ada orang yang membeli perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan dari jalan Allah…” (QS. Luqman: 6)

Mengira bahwa semua hal yang mengandung “politik” itu pasti penting bagi umat

Penjelasannya :  Dalam Islam, politik bukan hal yang najis. Rasulullah ﷺ sendiri adalah pemimpin negara. Tapi, Politik yang dimaksud dalam syariat adalah siyasah syar’iyyah — yaitu mengatur urusan umat dengan keadilan, amanah, dan hukum Allah.

Sementara yang disajikan di media saat ini kebanyakan adalah:

Politik panggung (pencitraan, intrik).
>Politik duniawi (ambisi jabatan, kuasa, dan fitnah).
>Politik opini liar (menyesatkan, menghasut, tidak membangun).

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Menyimak hal seperti ini bukan ibadah, tapi lalai yang membuang waktu dan bisa merusak hati.

Rasulullah ﷺ bersabda : “Termasuk tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi, hasan)

PENJELASAN SESUAI MANHAJ SALAF

1. Islam tidak melarang tahu urusan politik, tetapi melarang terlena dan terfitnah oleh politik dunia

Imam Al-Barbahari (ulama Salaf) berkata : “Jika engkau melihat seseorang banyak bicara tentang fitnah, politik, penguasa, dan kezaliman, dan tidak sibuk dengan ilmu dan ibadah, maka ketahuilah: hatinya rusak.” (Syarhus Sunnah)

Ulama Salaf memperingatkan bahaya terlalu sibuk dengan urusan yang bukan tanggung jawab pribadi, apalagi jika tidak punya kapasitas ilmu.

2. Waktu adalah amanah — jangan disia-siakan untuk tontonan politik yang tidak membimbing akhirat

Allah ﷻ berfirman :  “Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian…” (QS. Al-‘Ashr)

Menonton politik 3 jam, tapi tidak bisa sempat mengkaji Al-Qur’an 15 menit — ini adalah kerugian besar dalam pandangan Islam.

3. Berpolitik dalam Islam = amanah besar, bukan tontonan atau debat liar

Rasulullah ﷺ bersabda :  “Kepemimpinan itu adalah amanah. Pada hari kiamat, itu akan menjadi penyesalan dan kehinaan kecuali bagi yang melaksanakannya dengan benar.” (HR. Muslim no. 1825)

Maka menonton politik sekadar untuk hiburan, fanatisme partai, atau debat kusir, adalah bentuk pelecehan terhadap amanah yang agung.

LOGIKA SYUBHAT : Apakah setiap hal yang berlabel “politik” pasti bermanfaat ? Apakah debat politikus di TV membahas akidah, syariat, atau adab ?Apakah menonton gosip elite negara membuat kita lebih dekat kepada Allah ? Tidak.

Justru yang terjadi :
Waktu habis
Emosi rusak
Fanatisme kelompok
Lalai dari ilmu dan akhirat

KESIMPULAN : Islam tidak mengharamkan politik secara mutlak

Islam melarang menyibukkan diri dengan hal yang tidak bermanfaat, meskipun itu berlabel “politik”.

Maka menonton tontonan politik yang tidak membangun, tidak ada nilai akhirat, hanya memperpanjang perselisihan — adalah kebodohan dan kelalaian.

“Gunakan waktu untuk ilmu dan amal. Jangan ditipu dunia dengan tontonan yang tidak menambah iman.”

Semoga Allah ﷻ lindungi hati kita dari fitnah tontonan, debat, dan fanatisme yang menyesatkan, serta memberi taufik untuk sibuk dengan ilmu yang bermanfaat.

Pentingnya ILMU Agama yang benar

ILMU sebelum amal ! Jangan beribadah hanya ikut-ikutan, tapi ikutilah dalil yang shahih.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita penuntut ILMU yang istiqamah di jalan-Nya.

Sebarkan artikel ini agar lebih banyak kaum muslimin yang tercerahkan dengan ILMU yang benar. Belajar dari ustadz Ahlus Sunnah yang AMANAH dalam menyampaikan dalil. Wallāhu A‘lam, Ustad Firanda Andirja Hafidzahullah (eya Chaca)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement