SURAU.CO.Allah memberikan syafaat berupa suatu bentuk pertolongan atau perantaraan yang mendatangkan manfaat atau menolak keburukan kepada seseorang. Dalam konteks Islam, Allah mengizinkan seseorang untuk meminta syafaat melalui perantara orang lain, sehingga ia dapat memperoleh pengampunan dosa atau keringanan dari siksaan dunia dan akhirat. Berasal dari kata bahasa Arab asy-sayafa’, yang berarti menjadikan yang tunggal menjadi ganda, atau lawan dari bilangan ganjil (witir). Menjadi penengah atau perantara bagi orang lain untuk mendapatkan suatu manfaat atau menolak kemudaratan.
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa”. Hadis ini menjelaskan bagaimana orang-orang beriman dengan gigih memohon kepada Allah SWT untuk mengeluarkan saudara-saudara mereka dari neraka. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, mereka itu pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.” Meskipun pernah melakukan kesalahan seperti puasa atau shalat, asalkan Allah mengizinkan pertolongan tersebut.
Surat Az-Zukhruf Ayat 67
ٱلْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۭ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلْمُتَّقِينَ
Arab-Latin: Al-akhillā`u yauma`iżim ba’ḍuhum liba’ḍin ‘aduwwun illal-muttaqīn
Artinya: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.
Ayat ini menjelaskan bahwa teman-teman akrab pada hari itu akan saling bermusuhan, kecuali orang-orang yang bertakwa. Hal ini dan ayat ini menunjukkan bahwa persahabatan yang didasari ketaatan kepada Allah akan tetap terjalin dan membawa manfaat di akhirat, sedangkan persahabatan yang dilandasi ketakwaan akan kekal, tidak seperti persahabatan biasa yang bisa berubah menjadi permusuhan.
Orang-orang mukmin yang selamat akan memohon kepada Allah agar membebaskan saudara-saudara mereka yang masih di dalam neraka. Mereka akan menyebutkan bahwa saudara-saudara tersebut pernah berpuasa, shalat, dan haji bersama mereka. Allah akan mengabulkan sebagian permohonan, mengeluarkan orang-orang yang dikenali oleh sahabatnya dan yang memiliki keimanan seberat dinar. Melalui syafaat ini, sahabat-sahabat saleh akan kembali berkumpul di surga.
Sahabat shaleh akan saling mengingatkan untuk selalu taat kepada Allah. Persahabatan ini menjadi kekuatan untuk terus berbuat baik dan saling membantu dalam kebaikan, bahkan hingga akhirat. Persahabatan yang tulus karena Allah akan berlanjut hingga surga, memungkinkan untuk berkumpul kembali dengan orang-orang terkasih di sana.
Syarat bagi pemberi dan penerima syafaat
- Pemberi syafaat adalah orang saleh: Orang yang memberikan syafaat haruslah seorang mukmin yang saleh, bertakwa, dan memiliki kedudukan di sisi Allah.
- Syafaat hanya atas izin Allah: Allah SWT hanya memberikan izin dan keridaan untuk memberikan syafaat, sehingga syafaat tidak bisa diberikan secara sembarangan. Sebagaimana firman-Nya, “Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya” (QS. Al-Baqarah: 255).
- Penerima syafaat adalah mukmin yang bertauhid: Allah Subḥānahu wa Taʿālā memberikan syafaat kepada orang yang mengucapkan kalimat tauhid ‘La ilaha illallah’ dengan ikhlas dan meninggal dalam keadaan beriman, sekalipun pernah berbuat dosa besar.
Pentingnya mencari sahabat beriman
Syafaat sahabat beriman menegaskan pentingnya menjalin persahabatan yang didasari ketaatan kepada Allah.
- Memotivasi kebaikan: Dengan berteman bersama orang-orang saleh, kita akan saling memotivasi dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT.
- Berlanjut hingga surga: Persahabatan yang terjalin karena Allah akan berlanjut hingga surga, di mana para sahabat bisa berkumpul kembali.
- Saling mengingatkan: Pepatah Ibnu Jauzi kepada sahabat-sahabatnya, “Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah,” menjadi pengingat akan pentingnya saling mengingatkan dalam keimanan.
Hasan al-Bashri menasihati: “Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman, karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat,” seperti yang juga terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Muslim. Syafaat ini memungkinkan sesama mukmin untuk saling menolong, termasuk mengeluarkan saudaranya dari neraka. Persahabatan yang terjalin di dunia dalam ketaatan dapat berlanjut hingga surga dan menjadi bentuk pertolongan yang besar di akhirat.
Dengan demikian, bergaul dengan orang-orang yang beriman dan saleh adalah nikmat yang besar. Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan teman dekatnya”. Manusia sangat mengharapkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW agar selamat di dunia dan akhirat. Syafaat merupakan bentuk kasih sayang dan karunia dari Allah SWT bagi umat-Nya yang beriman. (mengutip dari berbagai sumber).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
