Kisah
Beranda » Berita » Ashabul Ukhdud: Kisah Keteguhan Iman di Tengah Kobaran Api

Ashabul Ukhdud: Kisah Keteguhan Iman di Tengah Kobaran Api

Kisah Ashabul Ukhdud. Ilustrasi Meta AI.

SURAU.CO – Kisah Ashabul Ukhdud adalah salah satu narasi paling mengharukan dalam sejarah Islam. Ini bukan sekadar cerita tentang kezaliman penguasa tiran. Lebih dari itu, ia mengisahkan keberanian luar biasa para syuhada yang rela mengorbankan jiwa demi mempertahankan keimanan. Hadits shahih dari Shuhaib radiallahu ‘anhu meriwayatkan kisah ini, yang disampaikan langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tak ayal, Ashabul Ukhdud menjadi sumber inspirasi abadi. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya keteguhan iman yang tak tergoyahkan.

Perjalanan Seorang Pemuda Mencari Kebenaran

Dahulu kala, seorang raja tiran berkuasa. Raja ini memiliki seorang tukang sihir kepercayaan yang sudah sangat tua. Sang tukang sihir lalu berkata kepada raja, “Sesungguhnya aku telah tua, maka kirimkanlah seorang pemuda kepadaku untuk aku ajari sihir!”. Oleh karena itu, raja segera mengirimkan seorang pemuda untuk belajar ilmu sihir.

Dalam perjalanannya, pemuda itu bertemu seorang rahib. Ia terkesan dengan ajaran rahib, yang jauh lebih mulia daripada sihir. Akibatnya, ia mulai sering mengunjungi rahib tersebut. Rahib itu mengajarkan kebenaran tentang Allah. Pemuda itu kini berada di persimpangan jalan antara sihir dan tauhid. Rahib berpesan, “Kalau kamu takut terhadap tukang sihir, maka katakan, ‘Keluargaku telah menahanku (untuk berangkat).’ Dan kalau kamu khawatir terhadap keluargamu maka katakan, ‘Tukang sihir telah menahanku (untuk pulang)'”. Dengan demikian, pemuda itu diam-diam mempelajari tauhid.

Mukjizat dan Bukti Kekuasaan Ilahi

Suatu hari, pemuda itu melihat seekor binatang buas menghalangi jalan banyak orang. Tanpa ragu, pemuda itu segera bertindak. Ia berdoa kepada Allah, “Ya Allah kalau apa yang disampaikan rahib lebih Engkau cintai daripada yang diajarkan tukang sihir, maka bunuhlah binatang ini, sehingga tidak mengganggu orang!”. Setelah berdoa, ia melempar binatang itu. Binatang tersebut mati seketika, membuka jalan bagi orang-orang.

Peristiwa ini menguatkan keyakinan pemuda pada ajaran rahib. Rahib berkata kepadanya, “Wahai anakku, sekarang engkau lebih utama daripada diriku, engkau telah mencapai derajat yang aku impikan, dan sesungguhnya engkau nanti akan menghadapi ujian. Jika ujian itu datang maka janganlah engkau menunjukkan tentang diriku”. Sejak itu, pemuda ini dikenal memiliki karunia mukjizat, mampu menyembuhkan orang sakit. Bahkan, orang buta dan tuli pun sembuh berkat doanya kepada Allah.

Riyadus Shalihin: Antidot Ampuh Mengobati Fenomena Sick Society di Era Modern

Seorang pembesar istana raja menderita kebutaan. Mendengar kabar tentang pemuda ini, ia membawa banyak hadiah. Ia menawarkan hadiah tersebut. “Semua hadiah ini untukmu, jika engkau dapat menyembuhkanku,” katanya. Pemuda itu menjawab, “Sesungguhnya aku tidak bisa menyembuhkan seorang pun, hanya Allah subhanahu wata’ala yang menyembuhkan. Jika Anda beriman kepada Allah, maka aku akan berdoa kepada-Nya dan Dia akan menyembuhkan Anda”. Akhirnya, pembesar itu pun beriman. Atas izin Allah, penglihatannya pulih.

Ujian Keimanan di Hadapan Tirani

Pembesar itu kembali menghadap raja. Raja terkejut melihat ia bisa melihat lagi. “Siapa yang mengembalikan penglihatanmu?” tanya raja. Pembesar itu menjawab, “Rabbku.” Raja bertanya lagi, “Apakah kamu mempunyai Rabb selain aku?” Ia tegas menjawab, ” Ya, Rabb saya dan Rabb paduka, yaitu Allah subhanahu wata’ala”. Mendengar pengakuan itu, raja murka.

Raja menyiksa pembesar istana dengan kejam hingga ia mengungkapkan tentang pemuda itu. Kemudian, raja membawa pemuda itu ke hadapannya. Raja berkata, “Hai anak muda, sungguh sihirmu telah mencapai tingkat dapat menyembuhkan orang buta dan tuli, dan engkau dapat melakukan ini dan itu”. Namun, pemuda itu tetap teguh. “Sesungguh nya aku tidak dapat menyembuhkan seorang pun, hanya Allah lah yang menyembuhkan,” jawabnya.

Raja terus menyiksa pemuda itu. Akibatnya, pemuda itu kemudian menyebutkan tentang rahib. Rahib pun dipanggil menghadap raja. Raja memerintahkan rahib untuk meninggalkan agamanya. Rahib menolak. Raja mengambil gergaji, meletakkannya di pertengahan kepala rahib, dan menggergajinya hingga terbelah. Dia wafat sebagai syahid. Selanjutnya, pembesar istana juga dipanggil. Ia diperintahkan meninggalkan agamanya, namun ia menolak. Ia mengalami nasib yang sama, syahid karena mempertahankan iman.

Keberanian Pemuda dan Pengorbanan Tertinggi

Raja kembali menghadapi pemuda. “Tinggalkan agamamu!” perintah raja. Pemuda itu menolak. Oleh karena itu, raja segera memerintahkan para prajurit untuk melemparkannya dari puncak gunung. Di puncak gunung, pemuda itu berdoa, “Ya Allah cukupilah (tolonglah) aku dari mereka menurut kehendak-Mu”. Tiba-tiba, gunung itu bergetar hebat. Prajurit-prajurit jatuh terpental, namun pemuda itu selamat. Ia kembali ke raja dengan berjalan kaki.

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Raja tak menyerah. Ia memerintahkan pemuda itu ditenggelamkan di tengah laut. Namun, pertolongan Allah kembali datang. Pemuda itu selamat, sementara para prajurit yang membawanya justru tenggelam. Keadaan ini membuat raja semakin putus asa. Pemuda itu kemudian menawarkan cara membunuhnya. “Sesungguhnya engkau tidak dapat membunuhku sebelum melakukan apa yang aku perintahkan,” katanya.

Pemuda itu meminta raja mengumpulkan orang banyak dan menyalibnya di batang pohon. Kemudian, ia meminta raja mengambil anak panah miliknya. “Letakkan anak panah itu pada busurnya dan ucapkanlah, “Dengan menyebut nama Allah, Rabb pemuda ini.” Selanjutnya, lepaslah anak panah ke arahku. Jika engkau lakukan itu, maka engkau dapat membunuhku,” jelas pemuda itu. Raja menuruti semua permintaan. Ia mengucapkan, “Dengan menyebut nama Allah, Rabb si Pemuda.” Anak panah melesat dan mengenai pemuda itu. Dengan demikian, pemuda itu syahid.

Parit-Parit Api: Puncak Kezaliman dan Keteguhan Hati

Kematian pemuda itu menjadi mukjizat yang menggetarkan. Orang-orang menyaksikan semua kejadian. Mereka serentak berteriak, “Kami beriman kepada Rabb pemuda!”. Raja sangat marah melihat rakyatnya kini beriman kepada Allah. Oleh karena itu, ia segera memerintahkan pembuatan parit besar yang dinyalakan dengan api membara. Inilah Ukhdud atau parit api yang melegenda.

Para pembesar daerah Najran, Yaman, yaitu Ashabul Ukhdud, memaksa penduduk. Mereka harus memilih antara meninggalkan iman atau dibakar hidup-hidup. Mereka melemparkan banyak orang ke dalam parit api. Di antara mereka ada seorang wanita menggendong bayinya yang masih kecil. Ia sempat ragu, khawatir akan bayinya. Namun, bayi itu tiba-tiba berbicara, “Wahai ibu, bersabarlah, karena sesungguh nya engkau berada di atas kebenaran,” kata bayi itu. Menguatkan hati, wanita itu melompat ke dalam api, bersama bayinya.

Pelajaran Abadi dari Ashabul Ukhdud

Kisah Ashabul Ukhdud memberikan banyak pelajaran berharga:

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

  1. Kemurnian Fitrah: Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah yang sesuai kebenaran. Oleh karena itu, hati yang bersih akan senantiasa menerima tauhid.

  2. Keberanian di Jalan Kebenaran: Pemuda itu menunjukkan keberanian luar biasa saat menyampaikan kebenaran kepada raja zalim. Ini adalah bukti kekuatan iman yang sejati.

  3. Kekuasaan Allah yang Tak Terbatas: Allah menyelamatkan pemuda itu dari kematian berulang kali. Hal ini menegaskan kekuasaan-Nya untuk menolong hamba-hamba-Nya yang beriman.

  4. Pengorbanan Demi Agama: Para syuhada Ashabul Ukhdud mengorbankan nyawa, membuktikan kesetiaan tak tergoyahkan kepada Allah.

  5. Kemenangan Hakiki: Meskipun secara fisik terbunuh, mereka meraih kemenangan abadi. Mereka kembali kepada Allah dalam keadaan mulia, dengan surga sebagai tempat kembali.

  6. Mukjizat sebagai Penguat Iman: Allah meneguhkan mukmin melalui mukjizat, seperti bayi yang dapat berbicara. Ini adalah pertolongan langsung dari Allah.

  7. Sikap Adil dan Meluruskan Aqidah: Pemuda itu menisbatkan semua karamah kepada Allah. Ia juga mengoreksi keyakinan orang lain bahwa hanya Allah yang menyembuhkan.

Kisah Ashabul Ukhdud adalah pengingat penting bagi kita. Kita harus teguh memegang keimanan dan bersabar menghadapi setiap ujian. Balasan bagi kesabaran dan keteguhan iman adalah surga. Pada akhirnya, kisah ini juga menegaskan bahwa kebenaran pasti akan menang.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement