Keindahan Shalawat: Jalan Cinta Menuju Rasulullah ﷺ.
SURAU.CO – Bismillāhirraḥmānirraḥīm, إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan dengan sebenar-benarnya.” (QS. Al-Ahzab: 56)
Ayat ini adalah panggilan cinta yang agung. Allah sendiri, Rabbul ‘Alamin, menyebut bahwa Dia dan para malaikat-Nya senantiasa mengangkat shalawat untuk Nabi Muhammad ﷺ. Maka kaum mukminin diperintahkan untuk turut serta, bukan hanya dengan lisan, tetapi juga dengan hati yang penuh cinta dan pengagungan.
Seperti bunga putih yang mekar lembut di dalam vas biru pada gambar di atas, shalawat adalah hiasan hati seorang mukmin. Ia menumbuhkan kesejukan, ketentraman, dan aroma keberkahan dalam hidup.
Makna Shalawat
Shalawat dari Allah berarti rahmat dan pemuliaan. Shalawat dari malaikat bermakna doa ampunan dan penjagaan. Sementara shalawat dari manusia adalah doa agar Allah melimpahkan kemuliaan, keberkahan, dan keselamatan atas Nabi ﷺ.
Maka, saat kita mengucapkan “Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad”, sejatinya kita sedang mengikat diri dengan rantai cinta ilahiah, menyambungkan hati kita kepada sang kekasih Allah yang paling mulia.
Mengapa Shalawat Itu Penting?
1. Bentuk ketaatan langsung pada perintah Allah.
2. Tanda cinta sejati kepada Rasulullah ﷺ.
3. Pembersih dosa dan penolak kesedihan.
4. Jalan menuju syafaat Nabi di hari kiamat.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi)
Bayangkan, betapa indahnya apabila shalawat yang kita lantunkan setiap hari menjadi jembatan yang mendekatkan kita kepada beliau, sosok yang paling kita rindukan pertemuannya di akhirat.
Shalawat Sebagai Penyegar Jiwa
Hidup ini sering kali membuat hati penat, seperti tanah yang kering menanti hujan. Namun shalawat adalah tetesan embun yang menyejukkan.
Ia menenangkan hati yang gelisah, menumbuhkan semangat baru, dan mendekatkan kita kepada kasih sayang Allah.
Seperti bunga salju pada gambar yang tetap tumbuh indah meski musim dingin melingkupi, shalawat menjadikan hati kita tetap subur dalam ketaatan, meski dunia penuh goncangan.
Mari kita jadikan shalawat sebagai amalan harian
Saat bangun tidur, ucapkan shalawat.
>Saat memulai pekerjaan, sertakan shalawat.
>Saat resah dan lelah, kembalilah pada shalawat.
Karena setiap lantunan shalawat adalah cahaya yang menuntun kita, doa yang menyucikan, serta hadiah cinta untuk Rasulullah ﷺ.
Semoga Allah menjadikan lisan kita basah dengan shalawat, hati kita hidup dengan cinta kepada Rasul-Nya, dan kelak kita digolongkan sebagai orang yang mendapat syafaat beliau di hari yang tiada naungan selain naungan Allah. Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā Nabiyyinā Muḥammad, wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi ajma‘īn.
Stiker Mobil, Cermin Ekspresi dan Identitas.
Mobil bukan hanya sekadar alat transportasi, tetapi juga menjadi media ekspresi diri pemiliknya. Seperti yang terlihat pada foto ini, kaca belakang mobil penuh dengan beragam stiker, mulai dari komunitas otomotif, simbol hobi, hingga pesan-pesan unik. Bagi sebagian orang, stiker bukan sekadar hiasan, melainkan tanda identitas, kebersamaan, dan kebanggaan.
Ekspresi dan Kreativitas
Setiap stiker yang ditempel memiliki makna tersendiri. Ada yang melambangkan kecintaan pada klub, ada pula yang menunjukkan solidaritas dalam komunitas. Kreativitas ini membuat kendaraan terasa lebih hidup dan personal.
Kebersamaan dalam Komunitas
Di balik satu stiker, ada kisah persaudaraan. Misalnya, klub otomotif yang mengikat anggotanya dengan rasa solidaritas, saling membantu di jalan, atau sekadar nongkrong bersama untuk melepas penat.
Pesan Moral untuk Kita Semua
Namun ada hal lain yang juga penting: menjaga kebersihan lingkungan. Pada foto ini terlihat sampah plastik tercecer di jalan. Hal ini menjadi pengingat bahwa ekspresi diri boleh saja sebebas mungkin, tapi tetap harus diiringi tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
Jadikan kendaraan kita bukan hanya sebagai simbol gaya, tapi juga sarana dakwah kecil: menjaga adab di jalan, saling menghargai sesama pengguna jalan, dan tidak meninggalkan sampah sembarangan.
Mobil bisa berbicara banyak tentang pemiliknya, baik lewat stiker maupun sikapnya di jalan. Mari kita pastikan keduanya mencerminkan kebaikan. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
