SURAU.CO.Kita melakukan taubat, yaitu upaya kembali dari perbuatan maksiat menuju ketaatan kepada Allah dengan penyesalan mendalam, menghentikan dosa, dan bertekad tidak mengulanginya lagi. Allah SWT menganjurkan kita melakukan taubat nasuha. Yaitu ibadah penting dalam Islam yang berarti ‘kembali’ dalam bahasa Arab agar tulus dan diterima.
Seseorang bertobat kepada Allah setelah melakukan kesalahan atau dosa, dengan menyesali perbuatan tersebut. Kemudian, menghentikan dosa, memohon ampunan, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Selanjutnya, Taubat bukan hanya sekadar berhenti berbuat salah. Tetapi juga merupakan perwujudan penyerahan diri kepada Allah. Selanjutnya, meninggalkan belenggu dosa, dan konsisten dalam ketaatan kepada-Nya.
Taubat merupakan jalan kembali kepada Allah setelah berbuat dosa, yang tidak hanya membawa ketenangan emosional. Tetapi juga kedewasaan spiritual dengan cara menyadari kesalahan, menyesali dosa. Berhenti dari perbuatan tercela, memohon ampunan, bertekad tidak mengulanginya. Serta melakukan amal kebaikan untuk mengganti perbuatan buruk. Proses taubat yang tulus (taubat nasuha) merupakan fondasi spiritual yang kokoh untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri. Sehingga jiwa menjadi bersih, hati lebih tenang, dan hubungan dengan Tuhan semakin kuat.
Bahasa Arab dari “taubat” adalah التَّوْبَة (At-taubah) atau تَوْبَة (taubah). Kata ini berasal dari akar kata tawaba (تَوَبَ) yang berarti “kembali” atau “bertobat”. Dalam konteks Islam, taubat merujuk pada proses kembali kepada Allah setelah melakukan dosa atau kesalahan. Melibatkan penyesalan, perubahan hati, pikiran, dan perilaku. Kata kerja terkait taubat adalah تَابَ (taaba) yang berarti “bertaubat”, dan يَتُوْبُ (yatuubu) yang berarti “dia bertaubat”.
Surat Al-Baqarah Ayat 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ يَٰقَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُم بِٱتِّخَاذِكُمُ ٱلْعِجْلَ فَتُوبُوٓا۟ إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَٱقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِندَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Arab-Latin: Wa iż qāla mụsā liqaumihī yā qaumi innakum ẓalamtum anfusakum bittikhāżikumul-‘ijla fa tụbū ilā bāri`ikum faqtulū anfusakum, żālikum khairul lakum ‘inda bāri`ikum, fa tāba ‘alaikum, innahụ huwat-tawwābur-raḥīm
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
Unsur-unsur Penting dalam Taubat
- Penyesalan (Menyesali kesalahan): Penyesalan yang tulus ini harus disertai dengan tiga hal: meninggalkan perbuatan dosa, meminta ampun kepada Allah, dan berjanji tidak mengulanginya di masa depan.
- Berhenti dari Dosa (An-na dza\’a): Segera menghentikan perbuatan dosa dan maksiat yang sedang atau akan dilakukan.
- Memohon Ampunan (Istighfar): Memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan.
- Tekad untuk Tidak Mengulang (Al-azm ‘ala an laa ta’ud): Memiliki tekad yang kuat dan komitmen untuk tidak kembali melakukan kesalahan tersebut di masa depan.
Hakikat dan Manfaat Taubat
- Kembali ke Jalan yang Benar: Proses introspeksi dan penyesalan atas perbuatan salah, lalu berusaha untuk kembali ke jalur kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai kebaikan, kebenaran, dan keridhaan Allah.
- Membersihkan Hati: Proses taubat mensucikan hati dari dosa dan kotoran jiwa, sehingga hidup terasa lebih tenang dan damai.
- Perubahan Diri Menjadi Lebih Baik: Menghasilkan perubahan perilaku menuju ke arah yang lebih baik, seperti menjadi pribadi yang sabar, bersyukur, dan bermanfaat bagi lingkungan.
- Mendatangkan Rahmat dan Ampunan: Bertaubat adalah sarana untuk mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
- Menghapuskan Dosa: Proses taubat atau pembersihan diri melalui berbagai amalan seperti istighfar, shalat, sedekah, puasa, dan amal kebaikan lainnya, serta dengan memperbaiki diri dan bertaubat dengan sungguh-sungguh atas kesalahan yang telah diperbuat, dengan harapan mendapat ampunan dari Allah SWT.
Prosedur dan Perwujudan Taubat
- Taubat Nashuha: Allah menerima taubat hamba-Nya yang bersungguh-sungguh, tulus, dan ikhlas dalam bertaubat, serta menunjukkan perubahan perilaku dan perbaikan diri yang nyata.
- Amalan Saleh: Melakukan amal shaleh dan menjauhi larangan Allah adalah wujud nyata dari taubat yang tulus.
- Konsisten dalam Ketaatan: Terus-menerus menjalankan ketaatan kepada Allah SWT dan menjaga diri dari godaan dosa adalah bagian dari hakikat taubat.
Taubat nasuha adalah tobat yang tulus dan ikhlas. Untuk taubat yang berkaitan dengan hak sesama manusia, ada syarat tambahan. Yaitu: jika dosa tersebut berkaitan dengan melanggar hak orang lain (misalnya menggunjing), maka wajib meminta maaf kepada orang yang bersangkutan dan memperbaiki kesalahan tersebut. Dengan bertaubat, seorang hamba akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Allah SWT amat menyukai hamba-Nya yang mau bertaubat dan menghentikan perbuatan dosa seketika itu juga. Melaksanakan salat taubat dengan tulus dan hati yang ikhlas. Membaca doa tobat, seperti “Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta khalaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’udzubika min syarri ma shana’tu, abuu ilaka bini’matika ‘alayya wa abuu u bidzanbi, fahghfirli fa innahu la yaghfirudz dzunuba illa anta”. (Budi: mengutip dari berbagai sumber).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
