Opinion
Beranda » Berita » Hudud: Batas yang Dibuat Bukan untuk Menyiksa, Tapi Menjaga

Hudud: Batas yang Dibuat Bukan untuk Menyiksa, Tapi Menjaga

Hudud dalam Islam sebagai pagar keselamatan hidup.
Ilustrasi hudud sebagai pagar kehidupan: bukan penjara, tapi perlindungan.

Surau.co. hudud dalam Islam – Kata hudud sering terdengar menakutkan. Banyak orang membayangkannya sebagai cambuk, potong tangan, atau hukuman keras lain. Padahal, dalam kitab Mukhtashar Quduri karya Abu al-Husain Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al-Qudūrī al-Baghdādī, hudud bukan sekadar vonis, melainkan pagar kehidupan. Hudud adalah batas, supaya manusia tidak terjerumus lebih dalam ke jurang kehancuran.

Di negeri kita, kata “batas” sering dianggap pengekangan. Anak muda menganggap aturan orang tua sebagai penjara. Pejabat melihat hukum sebagai penghalang ambisi. Padahal, batas bukanlah musuh. Batas adalah tanda kasih sayang: supaya kita tidak kebablasan.

Al-Qur’an pun mengingatkan:

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا ۚ وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ
“Itulah batas-batas Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Siapa melanggar batas-batas Allah, mereka itulah orang-orang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 229)

Batas yang Membuat Hidup Lebih Aman

Dalam Mukhtashar Quduri, dijelaskan:

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

«وَالْحُدُودُ زَوَاجِرُ جَعَلَهَا اللَّهُ تَعَالَى لِتَرْكِ الْمَحَارِمِ»
“Hudud adalah pencegah yang Allah jadikan agar manusia meninggalkan perkara yang haram.”

Kalimat ini tegas tapi lembut. Hudud dalam Islam bukan sekadar alat hukum, melainkan pagar yang menyelamatkan. Seperti pagar sawah yang mencegah kambing masuk. Bukan untuk menyiksa kambing, tapi menjaga padi agar tumbuh.

Saya pernah menyaksikan seorang ayah yang tegas kepada anaknya: melarang begadang main gim, memaksa shalat, dan mengingatkan agar tidak bergaul sembarangan. Anak itu sempat menganggap ayahnya kejam. Namun, setelah remaja lain terjerat narkoba, ia menangis dan berkata:
“Kalau bukan karena Bapak, mungkin aku sudah rusak.”

Hudud adalah cinta dalam bentuk yang kadang terasa pahit.

Keadilan yang Mengandung Kasih

Hudud juga tidak asal diterapkan. Mukhtashar Quduri menekankan:

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

«لَا يُقَامُ الْحَدُّ فِي الشُّبْهَةِ»
“Hudud tidak ditegakkan dalam keadaan syubhat (keraguan).”

Artinya, hukum Islam tidak tergesa-gesa menghukum orang. Bahkan, para ulama menegaskan, lebih baik membebaskan seribu orang bersalah daripada menghukum satu orang yang tak bersalah. Di sini kita melihat wajah lembut hudud: ia keras hanya untuk melindungi, bukan untuk melampiaskan amarah.

Sayangnya, di media sosial kita lebih sering jadi hakim instan. Seseorang salah ucap, langsung dihukum oleh ribuan komentar. Tidak ada ruang untuk syubhat, apalagi maaf.

Hudud dalam Kehidupan Sehari-hari

Hudud tidak hanya tentang hukum pidana. Dalam Mukhtashar Quduri disebutkan juga:

«وَمَنْ تَعَدَّى حُدُودَ الْحِلَالِ وَالْحَرَامِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ»
“Barang siapa melampaui batas halal dan haram, maka sungguh ia telah menzalimi dirinya sendiri.”

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

Artinya, setiap kali kita melewati batas halal-haram, kita sedang melukai diri sendiri. Seperti makan berlebihan hingga sakit, atau bekerja tanpa henti hingga tubuh roboh. Hudud bukan sekadar potong tangan pencuri, tapi juga peringatan lembut agar kita tidak mencuri kesehatan, waktu, dan kasih sayang diri sendiri.

Seorang kawan pernah berkata di warung kopi:
“Hudud itu bukan hanya soal cambuk, tapi juga soal kendali.”
Saya menjawab sambil tersenyum,
“Kendali itu sakit di awal, tapi menyelamatkan di ujung.”

Hudud itu cinta. Cinta yang tegas. Cinta yang tidak selalu berbentuk pelukan, tapi juga pagar.

Tanpa hudud, hidup kita bisa kebablasan.

Hudud mengajarkan disiplin: pada diri, keluarga, masyarakat.

Hudud adalah kasih Allah yang menjaga kita dari kebinasaan.

Batas yang Membawa Kita Pulang

Kita sering takut pada kata “batas,” padahal batas itu membuat kita selamat. Sama seperti rel yang membatasi kereta. Tanpa rel, kereta bisa terguling. Hudud adalah rel hidup manusia, agar perjalanan sampai ke tujuan akhir: ridha Allah.

Doa yang bisa kita panjatkan:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُدُودَكَ حِصْنًا لَنَا وَلَا تَجْعَلْهَا وِزْرًا عَلَيْنَا
Ya Allah, jadikanlah hudud-Mu sebagai benteng bagi kami, jangan jadikan sebagai beban yang menjerat kami.

Kini, pertanyaannya: beranikah kita melihat hudud bukan sebagai cambuk yang menakutkan, tetapi sebagai pagar yang menyelamatkan?

 

* Sugianto al-jawi

Budayawan kontemporer Tulungagung


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement