SURAU.CO – Haji Wada dikenal sebagai haji perpisahan, karena pada saat itu Rasulullah Muhammad SAW menunaikan ibadah haji untuk terakhir kalinya. Pada saat itu beliau menyampaikan khutbah yang penuh makna dan menjadi pedoman hidup umat Islam sepanjang masa. Selain itu, di tengah perjalanan haji tersebut Allah menurunkan ayat terakhir Al-Qur’an yang menegaskan kesempurnaan agama Islam. Peristiwa ini menguatkan identitas umat Islam dan menutup turunnya wahyu.
Perjalanan Haji yang Bersejarah
Rasulullah SAW menunaikan ibadah haji pada tahun ke-10 Hijriah. Saat itu Islam telah menyebar luas di Jazirah Arab. Banyak kabilah masuk Islam, dan umat semakin kokoh setelah peristiwa Fathu Makkah. Rasulullah SAW melaksanakan haji ini sebagai pertemuan terakhir dengan umat dalam skala besar.
Rasulullah SAW berangkat dari Madinah pada akhir bulan Dzulqa’dah bersama lebih dari 100 ribu jamaah. Beliau menunjukkan langsung bagaimana cara menunaikan manasik haji dengan benar. Para sahabat menjadikan setiap amalan beliau sebagai pedoman, lalu mereka mengajarkannya kembali kepada generasi berikutnya.
Rombongan haji itu berangkat dengan penuh semangat. Mereka merasa beruntung dapat menyaksikan langsung Nabi SAW melaksanakan ibadah haji. Mereka memperhatikan setiap langkah beliau dan meneladani setiap doa yang beliau panjatkan. Rasulullah SAW ihram dari Dzul Hulaifah, lalu melanjutkan perjalanan hingga tiba di Makkah. Sesampainya di sana, beliau melakukan thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, hingga melontar jumrah di Mina. Beliau melaksanakan semua prosesi haji sesuai tutunan wahyu.
Khutbah Rasulullah di Arafah menjadikan haji ini berbeda dari yang lain. Khutbah itu berisi pesan terakhir yang beliau titipkan kepada umat. Karena itulah umat mengenalnya sebagai Haji Wada atau haji perpisahan.
Khutbah Perpisahan di Padang Arafah
Di Padang Arafah, Rasulullah SAW menyampaikan khutbah yang sangat bersejarah. Beliau berdiri di atas unta, lalu Bilal mengumandangkan suara agar semua orang mendengar. Khutbah itu menyentuh hati setiap orang yang hadir. Rasulullah SAW menekankan pentingnya menjaga persaudaraan, menghargai hak asasi manusia, dan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Rasulullah SAW menekankan pentingnya memuliakan dan menghormati hak-hak sesama muslim. Beliau menyatakan bahwa kehidupan, harta benda, dan kehormatan setiap umat Islam itu suci sehingga tidak boleh disakiti. Beliau menegaskan kesetaraan manusia, bahwa semua orang sama di hadapan Allah, dan dia menolak kelebihan orang Arab atas non-Arab kecuali dengan ketakwaan. Pesan itu menjadi dasar nilai kemanusiaan universal dalam Islam.
Selain itu, Rasulullah SAW berpesan agar umat memperlakukan perempuan dengan baik, karena Allah menitipkan mereka sebagai amanah. Beliau juga mengingatkan agar umat berpegang teguh pada Kitabullah, karena dengan itu umat tidak akan tersesat.
Turunnya Ayat Terakhir Al-Qur’an
Pada haji wada ini Allah menurunkan ayat terakhir Al-Qur’an. Ayat itu terdapat dalam surah Al-Maidah ayat 3:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan bagi agamumu, telah Kucukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Kuridai Islam sebagai agamamu.”
Ayat ini menandai puncak misi kerasulan. Allah menyempurnakan Islam dan meridai agama ini sebagai jalan hidup umat manusia.
Para sahabat menangis haru ketika mendengar ayat itu. Mereka merasa khawatir, karena ayat tersebut menandakan waktu perpisahan dengan Rasulullah SAW dan menandakan ajal beliau sudah dekat.
Setelah kembali ke Madinah, Rasulullah SAW jatuh sakit. Penyakit itu berlangsung beberapa hari hingga akhirnya beliau wafat pada tahun 11 Hijriah. Kepergian beliau membuat para sahabat merasakan duka yang mendalam.
Haji Wada dan turunnya ayat terakhir Al-Qur’an menunjukkan bahwa Rasulullah SAW telah menuntaskan Islam sebelum wafat.
Penutup
Haji Wada menjadi peristiwa monumental yang menandai kesempurnaan Islam. Melalui khutbah terakhir, Rasulullah SAW meninggalkan pesan abadi yang membimbing umat sepanjang zaman. Allah menurunkan ayat terakhir Al-Qur’an untuk menegaskan bahwa agama ini sudah sempurna.
Kini, tugas umat Islam adalah menjaga warisan itu Kita harus mengamalkan Al-Qur’an, meneladani Sunnah, dan menjadikan Islam sebagai pedoman hidup.
Dengan demikian, pesan yang disampaikan Rasulullah SAW di Padang Arafah akan terus hidup, mengalir dalam kehidupan umat, dan menjadi cahaya yang keluar hingga akhir zaman.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
