Masjid Sejarah
Beranda » Berita » Masjid Jami Ilir Gunungsitoli, Pusat Peradaban Islam di Pulau Nias

Masjid Jami Ilir Gunungsitoli, Pusat Peradaban Islam di Pulau Nias

Sejarah Masjid Jami Ilir sitoli
Telusuri sejarah kaya Masjid Jami Ilir Gunungsitoli, saksi bisu penyebaran Islam di Pulau Nias. Pahami peran vitalnya dari masa ke masa. ( dok FB. Masjid jami Ilir)

SURAU.CO. Salah satu masjid bersejarah di Nias adalah Masjid Jami Ilir Gunungsitoli. Bangunan suci yang terletak di Jalan Diponegoro, Ilir, Kota Gunungsitoli berdiri kokoh hingga kini. Lokasi yang strategis menjadikan masjid Jami Ilir sebagai  pusat kegiatan keagamaan umat Muslim setempat selama berabad-abad. Selain bentuknya yang khas, bangunan ini menyimpan jejak panjang penyebaran Islam di Pulau Nias.

Masjid yang berdiri pada tahun 1115 H ini menyimpan sejarah panjang yang unik. Pernah menjadi konflik di masyarakat, namun kemudian berubah menjadi simbol persatuan.

Inisiatif Teuku Polem dan Datuk Raja Ahmad

Dalam sejarahnya pembangunan masjid ini merupakan inisiatif dari Teuku Polem dan Datuk Raja Ahmad. Pada awalnya masjid  berdiri dengan bahan dan tenaga seadanya. Kala itu bangunan hanya berpondasi kayu dan tidak terlalu besar. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk muslim terus bertambah maka perkembangan perkampungan juga semakin pesat.

Letak masjid yang berada dalam dua kekuasaan yaitu Raja Teuku Sulaiman meliputi wilayah Mudik dan Raja Ahmad memimpin wilayah Ilir.  Pada kepemimpinan Datuk Maharajo Lelo dari Ilir berencana memindahkan masjid ke lokasi baru agar lebih mudah terjangkau seluruh masyarakat. Namun keputusan itu mendapat tentangan Raja Teuku Sulaiman dari Mudik yang ingin Masjid Jami tetap di tempat semula. Perselisihan ini terus berlanjut hingga para tokoh kedua wilayah tersebut kesulitan mengatasinya.

Syahdan kemudian datang serombongan orang Bugis datang dari Natal, Tapanuli Selatan. Pimpinan rombongan bernama H. Daeng Hafis ini kemudian sangat berperan penting dalam menyelesaikan perselisihan kedua wilayah. Akhirnya setelah ada kata mufakat tercapailah rencana pemindahan lokasi Masjid Jami pada tahun 1215 H.  Selain itu ada perjanjian lainnya. salah satu kesepakatan jika jamaah bertambah banyak, masjid baru melakukan renovasi. Selain itu ada kesepakatan tentang siapa yang menjadi imam, khatib, dan bilal. Wilayah bertugas bergantian saat salat Jumat. Untuk salat Idul Fitri, imam dan khatib berasal dari wilayah Ilir. Sementara itu, salat Idul Adha dari wilayah Mudik.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Renovasi dan Perkembangan

Dalam tulisan berjudul Peran Masjid Jamik Ilir dalam Penyebaran Islam di Kota Gunung Sitoli Nias, Laila Rahma Adhawiyah Harefa dan M. Nasihudin Ali pimpinan kedua wilayah kembali bermusyawarah dan bersepakat mengembangkan Masjid Jami. Lokasi masjid kemudian berpindah ke tempatyang lebih  strategis. Pemindahan lokasi ini terjadi pada tahun 1282 H sekitar tahun 1907 M. Salat Jumat pertama terjadi tahun 1907 M.

Selain itu masjid ini mengalami renovasi lagi pada tahun 1913 M. Renovasi yang penting adalah mengganti lantai dan dinding kayu menjadi batu. Namun, pada tahun 1916 M, Raja Sutan Ibrahim dari Ilir dicopot. Raja Teuku Sulaiman dari Mudik juga dicopot dari kekuasaan. Pemerintah Hindi-Belanda melakukan pencopotan ini. Pembangunan Masjid Jami Ilir terus berlanjut. Tahun 1935 dimulai dengan fondasi yang terlihat saat ini. Selanjutnya, tahun 1947, fondasi yang ada dilanjutkan denggan memaki tiang dan dinding kayu yang lebih bagus.

Pembangunan berlanjut pada tahun 1952. Dinding dan tiang kayu berganti menggunakan bahan dari batu dan beton. Lantai atas juga menggunakan beton. Hingga tahun 1982, Masjid Jami Ilir memiliki dua lantai. Kubah besar berada di tengah. Empat kubah kecil mengapitnya di setiap sudut. Akhir tahun 80-an, perluasan tanah masjid terjadi. Tahun 2000-an hingga 2010 terus melakukan perubahan dan renovasi seperti yempat wudu . Kemudian, tahun 2022, perpustakaan dan menara kembali dibangun. Melalui segala prosesnya, Masjid Jami Ilir kini berdiri kokoh dan menjadi daya tarik bagai masyarakat setempat.

 

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement