Renungan Hidup: Hari Ini Kita Bernafas, Esok?
SURAU.CO – Setiap individu seringkali terbawa arus deras kehidupan. Kita semua cenderung terlena dengan berbagai aktivitas harian. Lalu, kita sibuk bekerja keras tanpa henti. Mengejar harta benda seolah tiada akhir. Merencanakan masa depan dengan detail. Namun, kita seringkali melupakan satu kebenaran mutlak. Hidup ini sebenarnya hanyalah sebuah persinggahan sementara. Kita sering lupa bahwa kematian adalah sebuah kepastian. Kematian datang tanpa pernah memberi pemberitahuan. Bahkan, ia bisa saja terjadi kapan saja, tanpa diduga.
“Hari ini kamu hidup, esok mungkin tidak.” Kalimat ini sungguh seharusnya menjadi sebuah renungan mendalam. Kalimat ini patut meresap ke dalam setiap jiwa yang bernafas. Tidak ada seorang pun di dunia ini. Tidak ada satu pun individu yang bisa menjamin. Bahwa dirinya masih akan bernafas esok hari. Bahkan, banyak orang yang tertawa riang hari ini. Namun, esok lusa jasadnya terbujur kaku tak bernyawa. Betapa banyak orang yang menunda kebaikan. Hingga pada akhirnya maut datang menjemput. Kematian tidak pernah memberi kesempatan kedua.
Saya sendiri seringkali terlupa akan esensi ini. Kita terlalu fokus pada hal-hal fana. Padahal, waktu terus berjalan maju. Waktu tidak pernah bisa diputar kembali. Oleh karena itu, mari kita pahami betul. Hidup ini adalah sebuah anugerah tak ternilai. Setiap detik adalah kesempatan emas. Kita diberikan waktu untuk berbuat lebih baik. Ini adalah pandangan reflektif yang penting.
Memanfaatkan Nafas yang Tersisa: Panggilan untuk Beramal Shalih
Maka, selama Allah SWT masih berkenan. Selama Dia masih memberikan kita kehidupan hari ini. Janganlah kita sia-siakan setiap detiknya. Isilah hari-hari kita dengan amal shalih yang tulus. Berbuat baiklah kepada sesama manusia tanpa pamrih. Memohon ampunan-Nya adalah sebuah keharusan. Serta memperbanyak doa dan munajat. Jangan pernah menunggu waktu yang lebih lapang. Jangan menunda untuk beribadah dan beramal. Sebab, kita tidak pernah tahu pasti. Apakah waktu yang lapang itu benar-benar akan datang?
Kehidupan dunia ini dapat diibaratkan. Ia seperti sebuah perjalanan yang sangat singkat. Sedangkan akhirat adalah tempat kembali kita. Ia adalah sebuah tempat yang kekal abadi. Menyadari bahwa hidup bisa berakhir kapan saja. Kesadaran ini akan membuat kita jauh lebih berhati-hati. Kita akan lebih bijak dalam setiap melangkah. Kita menjadi lebih ringan dalam berbuat kebaikan. Bahkan, kita juga akan lebih cepat dalam bertaubat. Ini adalah sebuah pemahaman fundamental.
Secara introspektif, setiap pagi kita terbangun. Ini adalah sebuah kesempatan baru. Sebuah lembaran putih yang siap diisi. Pilihan ada di tangan kita sepenuhnya. Apakah kita akan mengisi lembaran itu. Mengisinya dengan hal-hal positif dan bermanfaat. Ataukah kita membiarkannya kosong begitu saja? Atau bahkan mengotorinya dengan dosa? Ini adalah pertanyaan pribadi yang mendalam.
Dunia Fana, Akhirat Kekal: Bekal Terbaik Ada di Tangan Kita
Setiap interaksi dengan sesama. Setiap ucapan dan setiap perbuatan. Semua itu memiliki nilai di hadapan Tuhan. Bayangkan jika setiap tindakan kita. Tindakan itu adalah bekal menuju keabadian. Betapa bersemangatnya kita nanti. Kita akan berlomba-lomba dalam kebaikan. Kita tidak akan menunda lagi. Kebaikan yang bisa dilakukan hari ini.
Terkadang, kita terlalu terpaku. Kita terpaku pada ambisi duniawi. Kita mengejar kesenangan yang fana. Padahal, kepuasan sejati datang. Ia datang dari hati yang tenang. Hati yang senantiasa mengingat penciptanya. Ini adalah sebuah perspektif yang penting. Perspektif untuk mencapai ketenangan.
Merenungkan kematian bukanlah berarti menyerah. Merenungkannya justru adalah sebuah motivasi kuat. Ini adalah pemicu untuk hidup lebih bermakna. Untuk memanfaatkan setiap napas yang tersisa. Dengan sebaik-baiknya di jalan kebenaran. Ini adalah sebuah kekuatan pendorong. Kekuatan untuk menjadi versi terbaik diri.
Mari kita sejenak berhenti. Hentikan kesibukan yang melalaikan kita. Mari kita luangkan waktu untuk merenung. Merenung tentang makna keberadaan kita. Tentang tujuan sesungguhnya kita di dunia. Karena pada akhirnya, semua akan kembali. Kembali kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Penting untuk dipahami bahwa. Setiap keputusan kita hari ini. Ia akan membentuk takdir kita esok. Bukan hanya takdir di dunia ini saja. Namun juga takdir di akhirat kelak. Oleh karena itu, pilihlah dengan bijak. Pilihlah jalan yang mendekatkan kita. Mendekatkan kita pada ridha-Nya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
