Masjid
Beranda » Berita » Keagungan Masjid Baiturrahman: Dari Samudra Pasai hingga Serambi Mekkah

Keagungan Masjid Baiturrahman: Dari Samudra Pasai hingga Serambi Mekkah

Masjid Raya Baiturrahman Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Aceh

SURAU.CO-Keagungan Masjid Baiturrahman: Dari Samudra Pasai hingga Serambi Mekkah selalu menjadi simbol perjalanan panjang Islam di Nusantara. Keagungan Masjid Baiturrahman: Dari Samudra Pasai hingga Serambi Mekkah bukan hanya kisah sejarah, tetapi juga cerminan identitas Aceh sebagai pusat syiar Islam yang menyatu dengan budaya dan peradaban lokal. Dari masa kejayaan kerajaan Islam hingga era modern, masjid ini tetap berdiri megah dan penuh makna.

Sejarah panjangnya tidak hanya berhubungan dengan pembangunan fisik, tetapi juga mengisahkan peran penting masyarakat Aceh dalam menjaga warisan spiritual. Banyak peneliti menegaskan bahwa masjid ini menyimpan bukti kuat bagaimana Islam tumbuh seiring dengan dinamika sosial politik di wilayah barat Nusantara. Pengalaman langsung peziarah yang datang menggambarkan rasa takjub, seakan berada di titik temu antara masa lalu dan masa kini.

Bagi sebagian orang, kunjungan ke masjid ini menjadi pengalaman spiritual yang mendalam. Bukan hanya karena arsitekturnya yang indah, melainkan karena nilai sejarah yang melekat pada setiap tiangnya. Sementara itu, bagi masyarakat Aceh sendiri, Baiturrahman adalah saksi hidup perjuangan dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penjajahan hingga bencana alam.

Masjid ini tetap menyimpan energi yang menghubungkan generasi lama dan baru. Dalam doa yang dipanjatkan di ruang shalatnya, selalu terselip harapan agar warisan Islam di Aceh terus lestari. Hal tersebut menjadikannya bukan sekadar bangunan ibadah, melainkan pusat spiritual dan budaya yang tak lekang dimakan waktu.

Sejarah Keagungan Masjid Baiturrahman dan Warisan Samudra Pasai

Ketika menelusuri akar sejarah, Masjid Baiturrahman kerap dikaitkan dengan kejayaan Kesultanan Aceh dan jejak Kerajaan Samudra Pasai. Keduanya menjadi tonggak penting dalam memperkenalkan Islam di kawasan Nusantara. Dari catatan para sejarawan, masjid ini dibangun pertama kali pada abad ke-13 dan terus mengalami penyempurnaan di era Sultan Iskandar Muda.

Masjid Soko Tunggal Tamansari: Keajaiban Satu Tiang di Jantung Yogyakarta

Peran masjid ini tidak sebatas tempat ibadah. Ia menjadi pusat dakwah, pendidikan, hingga pengambilan keputusan politik. Pada masa kolonial, Belanda pernah mencoba menghancurkannya, tetapi rakyat Aceh membangun kembali dengan semangat yang lebih besar. Fakta ini menunjukkan betapa kuatnya hubungan masyarakat dengan masjid sebagai simbol iman dan perlawanan.

Pengunjung sering merasakan aura khidmat ketika memasuki halaman masjid yang luas. Kubah hitamnya yang kontras dengan dinding putih memancarkan kesan megah sekaligus elegan. Banyak arsitektur Timur Tengah dan India yang diadopsi, tetapi tetap menyatu dengan nuansa Nusantara. Perpaduan ini menjadikannya karya seni abadi.

Seiring berjalannya waktu, masjid ini juga menjadi saksi peristiwa besar seperti tsunami 2004. Saat banyak bangunan hancur, Masjid Baiturrahman tetap kokoh berdiri. Kejadian itu semakin menguatkan keyakinan masyarakat bahwa masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan simbol keteguhan iman.

Pesona Serambi Mekkah dan Keistimewaan Masjid Baiturrahman

Julukan “Serambi Mekkah” bagi Aceh tidak terlepas dari peran Masjid Baiturrahman. Masjid ini menjadi pusat penyebaran Islam ke seluruh penjuru Nusantara. Para ulama besar menggunakan masjid sebagai basis dakwah, mengajarkan ilmu fikih, tafsir, hingga tasawuf. Tradisi itu masih terasa hingga kini dengan hadirnya majelis ilmu dan kegiatan keagamaan rutin.

Keistimewaan lain adalah posisinya sebagai ikon wisata religi dunia. Ribuan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, mengunjungi masjid ini setiap tahun. Pengalaman mereka mencakup ibadah yang khusyuk sekaligus kekaguman terhadap arsitektur yang menawan. Dari sinilah nilai timeless masjid semakin jelas terlihat.

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 155

Masjid Baiturrahman juga berperan sebagai simbol kebangkitan. Pasca-tsunami, ia menjadi pusat penguatan semangat bagi masyarakat Aceh untuk bangkit kembali. Banyak organisasi internasional menjadikannya titik distribusi bantuan kemanusiaan, menandakan peran masjid dalam aspek sosial dan kemanusiaan.

Dengan semua warisan tersebut, Masjid Baiturrahman bukan hanya milik Aceh, tetapi juga milik dunia Islam. Ia memadukan spiritualitas, sejarah, budaya, dan arsitektur dalam satu kesatuan yang harmonis. Tidak heran jika setiap kunjungan ke sana meninggalkan kesan mendalam yang sulit dilupakan. (Hendri Hasyim)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement