Doa
Beranda » Berita » Refleksi Doa Nabi: Perlindungan dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Refleksi Doa Nabi: Perlindungan dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Refleksi Doa Nabi: Perlindungan dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat

﷽ Refleksi Doa Nabi: Perlindungan dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat.

 

Pada gambar di atas, tertulis doa agung yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 2722). Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berlindung kepada Allah dari empat hal yang sangat berbahaya dalam kehidupan seorang hamba. Doa itu berbunyi:

“Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”

Doa ini menjadi pengingat mendalam bahwa tidak semua yang kita anggap baik sebenarnya membawa kebaikan. Meskipun ilmu, doa, atau keinginan hati tampak mulia, Allah SWT berkuasa mengubahnya menjadi sia-sia jika tidak ada keberkahan dari-Nya. Mari kita renungkan poin utama dalam doa tersebut.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan. Namun, ilmu yang tidak mendekatkan seseorang kepada Allah justru bisa menjerumuskan.

Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk mencari ilmu yang bermanfaat: ilmu yang menumbuhkan iman, menuntun amal, serta memberi kebaikan bagi diri dan orang lain.

Ilmu tanpa amal ibarat pohon yang tidak berbuah. Semakin tinggi, semakin rapuh, bahkan bisa membahayakan. Maka, mari kita periksa diri: ilmu apa yang kita kejar? Apakah ia menambah ketaatan atau hanya sekadar menambah kebanggaan diri?

Hati yang Tidak Khusyuk

Khusyuk adalah inti dari ibadah. Hati yang tidak khusyuk akan mudah lalai, terhanyut dalam dunia, dan tidak menikmati manisnya iman. Allah menyebut dalam Al-Qur’an:

> “Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Hati yang khusyuk mampu menghadirkan rasa tenang meski dunia bergoncang. Sebaliknya, hati yang lalai selalu resah meskipun memiliki segalanya.

Jiwa yang Tidak Pernah Puas

Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika anak Adam memiliki satu lembah emas, niscaya ia ingin memiliki dua lembah. Dan tidak akan memenuhi perut anak Adam kecuali tanah (kematian).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jiwa yang tidak pernah merasa cukup akan terus mengejar dunia tanpa akhir.

Padahal, ketenangan hakiki ada pada qana’ah—merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan, sambil terus berusaha dengan cara yang halal.

Doa yang Tidak Dikabulkan

Doa adalah senjata mukmin. Namun, ada doa yang tertolak karena hati yang kotor, makanan yang haram, atau karena kurangnya kesungguhan.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Rasulullah ﷺ menggambarkan seseorang yang berdoa dengan penuh harap, tetapi makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram. Maka, bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR. Muslim).

Doa bukan hanya soal permintaan, tapi juga tentang memperbaiki diri agar layak menerima jawaban Allah.

Penutup: Amalkan Doa Setiap Hari

Doa ini mengajarkan kita untuk berhati-hati: jangan sampai ilmu hanya menambah kesombongan, ibadah tanpa kekhusyukan, jiwa selalu gelisah karena tamak, dan doa terhijab karena kelalaian kita.

Mari kita amalkan doa ini setiap hari, karena Rasulullah ﷺ pun sering membacanya. Semoga Allah melindungi kita dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tertolak.

Allahumma inni a’udzu bika min ‘ilmin la yanfa’, wa min qalbin la yakhsha’, wa min nafsin la tashba’, wa min da’watin la yustajabu laha. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku Iskandar, M.Pd)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement