Doa
Beranda » Berita » Doa dan Harapan untuk Negeri

Doa dan Harapan untuk Negeri

Doa dan Harapan untuk Negeri

Doa dan Harapan untuk Negeri.

 

Melihat merah putih berkibar di langit biru, hati kita tergerak untuk berdoa dan berharap yang terbaik bagi negeri ini. Indonesia bukan hanya sekadar tanah air, melainkan amanah yang Allah titipkan kepada kita semua. Negeri dengan berjuta wajah, bahasa, adat, dan keyakinan, namun tetap disatukan oleh satu bendera, satu ikrar, dan satu cita-cita: menjadi bangsa yang bermartabat, adil, dan sejahtera.

“Semoga Allah jaga dan perbaiki keadaan negeri ini beserta orang-orang di dalamnya. Rakyatnya dan pemimpin-pemimpinnya.”

Doa ini sederhana, tetapi mengandung makna yang mendalam. Negeri akan baik jika rakyatnya berakhlak dan pemimpinnya amanah. Negara akan terjaga jika masyarakatnya menjaga nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan persaudaraan. Negeri akan terangkat jika pemimpinnya tulus mengabdi, bukan hanya kepada jabatan, tetapi juga kepada Tuhan yang memberi kekuasaan.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Kita semua memiliki peran

Rakyat dengan kerja keras, doa, dan dukungan moral; pemimpin dengan tanggung jawab, kebijakan yang bijak, serta keberanian mengambil keputusan yang berpihak pada kebenaran.

Mari kita rawat negeri ini dengan cinta, doa, dan amal nyata. Jangan biarkan perbedaan menjadi alasan untuk terpecah, tetapi jadikan ia sebagai kekuatan untuk saling melengkapi.

Semoga Allah selalu melindungi bangsa ini, menurunkan keberkahan dari langit dan bumi, serta memberi jalan keluar dari segala kesulitan. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Sebuah renungan sederhana untuk Indonesia tercinta.

 

 

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

 


Ajakan Menteri Agama: Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Harus Menjadi Penyejuk Umat.

Peristiwa tragis yang baru-baru ini mengguncang Indramayu—tewasnya satu keluarga akibat tindak pembunuhan—menjadi alarm keras bagi kita semua. Kasus semacam ini bukan hanya persoalan kriminalitas, tetapi juga menggambarkan adanya kegoncangan moral dan hilangnya kasih sayang dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai Menteri Agama, saya mengajak para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan sosial untuk lebih berperan aktif dalam menjaga ketenteraman umat. Kita tidak boleh hanya terpaku pada berita duka, tetapi harus bergerak bersama untuk mencegah tragedi serupa terulang.

1. Tokoh Agama sebagai Penyejuk dan Penuntun

Para ulama, ustadz, pendeta, pastor, biksu, dan semua pemimpin spiritual memiliki peran penting dalam menjaga moral masyarakat. Dakwah, khutbah, dan ceramah hendaknya menjadi penyejuk hati, bukan pemicu kebencian. Agama sejatinya diturunkan untuk menghadirkan kasih sayang, kedamaian, dan solusi, bukan untuk membenarkan kekerasan.

Menyelaraskan Minimalisme dan Konsep Zuhud: Relevansi Kitab Riyadhus Shalihin di Era Modern

2. Tokoh Masyarakat sebagai Perekat Sosial

Para ninik mamak, kepala adat, dan pemuka masyarakat harus kembali menjadi perekat hubungan antarwarga. Ketika ada perselisihan, jangan dibiarkan membesar menjadi kebencian, apalagi berujung tindak kejahatan. Tradisi musyawarah dan gotong royong perlu dihidupkan kembali sebagai benteng menghadapi krisis sosial.

3. Menumbuhkan Kesadaran akan Nilai Kemanusiaan

Allah SWT menegaskan bahwa membunuh satu jiwa tanpa hak sama saja dengan membunuh seluruh manusia (QS. Al-Maidah: 32). Maka, setiap tokoh agama dan tokoh masyarakat harus menanamkan kembali nilai kemanusiaan yang luhur: menghormati nyawa, menjaga kehormatan, serta menebarkan kasih sayang.

Sinergi Bersama Negara

Kementerian Agama siap bergandengan tangan dengan semua elemen masyarakat, dari desa hingga kota, untuk menguatkan program pembinaan umat. Kami mengajak para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersinergi dengan pemerintah daerah, aparat keamanan, dan lembaga pendidikan dalam mencegah kekerasan serta memperkuat harmoni sosial.

Penutup: Mari kita jaga umat ini agar tetap tenang, damai, dan tenteram. Jangan biarkan api kebencian dan kekerasan merusak sendi-sendi persaudaraan kita. Tokoh agama dan tokoh masyarakat adalah ujung tombak keteladanan. Dengan kebijaksanaan dan kelembutan tutur kata, kita bisa menyejukkan hati umat dan menjaga bangsa ini dari perpecahan.

Semoga Allah SWT menjaga negeri ini, menjauhkan kita dari fitnah kekerasan, dan menuntun kita pada jalan perdamaian. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku Iskandar, M. Pd)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement