Hikmah di Balik Takdir: Mengapa Allah Tahu yang Terbaik untukmu
SURAU.CO – Dalam setiap fase kehidupan, manusia seringkali dipenuhi dengan beragam keinginan dan harapan. Kita semua pasti mendambakan banyak hal. Ada yang ingin menjadi kaya raya. Ada pula yang mendambakan kesehatan prima seumur hidup. Banyak juga yang menginginkan keberhasilan gemilang dalam karier. Bahkan, tak sedikit yang berharap segera menemukan pasangan hidup yang ideal. Namun, realitasnya, tidak semua yang kita harapkan selalu terwujud sesuai keinginan kita. Terkadang, doa-doa yang telah kita panjatkan terasa belum dijawab. Atau, justru kita mendapatkan sesuatu yang sama sekali tidak sejalan dengan ekspektasi. Pada saat-saat seperti inilah, kita perlu mengingat satu prinsip yang sangat fundamental dan menenangkan hati. Prinsip itu adalah: Allah SWT, Sang Pencipta, selalu tahu apa yang terbaik untuk kita.
Keterbatasan Ilmu Manusia dan Pengetahuan Allah yang Maha Luas
Manusia adalah makhluk yang sangat terbatas. Keterbatasan ini terlihat jelas pada ilmu dan pemahaman kita. Kita hanya bisa melihat sebagian kecil dari gambaran besar kehidupan. Sementara itu, Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Mengetahui segalanya. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Baik yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Perbedaan mendasar ini telah dijelaskan dengan sangat gamblang dalam firman-Nya:
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat Al-Qur’an yang penuh hikmah ini mengajarkan sebuah pelajaran yang sangat berharga. Ia menekankan betapa terbatasnya ilmu yang kita miliki. Sementara itu, Allah memiliki pengetahuan yang tak terbatas dan sempurna. Apa yang pada pandangan kita tampak buruk, bisa jadi sebenarnya mengandung kebaikan. Kebaikan ini sangat besar dan belum kita sadari. Sebaliknya, apa yang terlihat baik dan menarik di mata kita, justru bisa jadi membawa mudarat. Mudarat ini dapat merugikan kita di kemudian hari. Oleh karena itu, kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah. Kita harus yakin bahwa setiap ketetapan-Nya adalah yang terbaik. Ini adalah kunci untuk menjalani hidup dengan ketenangan.
Doa dan Harapan: Sebuah Investasi yang Tak Pernah Sia-sia
Ketika kita mengangkat tangan dan memanjatkan doa, seringkali kita merasa doa kita belum terkabul. Kita mungkin merasa putus asa atau bahkan meragukan kekuatan doa. Padahal, Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Dia selalu mendengar setiap bisikan hati hamba-Nya. Dan yang terpenting, Dia selalu menjawab doa-doa tersebut. Jawabannya selalu dalam cara yang terbaik menurut pengetahuan-Nya yang sempurna. Bisa jadi, Allah mengabulkan doa kita dengan cepat. Ini sesuai dengan keinginan kita. Namun, bisa juga Dia menundanya. Penundaan ini mungkin terjadi hingga waktu yang paling tepat. Waktu yang menurut-Nya akan memberikan manfaat terbesar bagi kita. Bahkan, Allah bisa saja mengganti doa kita. Dia menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Sesuatu yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Rasulullah SAW, sang penunjuk jalan kebaikan, telah bersabda. Beliau memberikan jaminan yang sangat menenangkan bagi setiap hamba-Nya yang berdoa:
“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah selama bukan doa untuk dosa atau memutus silaturahmi, melainkan Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: Allah kabulkan doanya, Allah simpan untuknya di akhirat, atau Allah hindarkan darinya keburukan yang semisal dengan doanya.” (HR. Ahmad).
Hadis ini adalah sebuah kabar gembira yang luar biasa. Ia menegaskan bahwa tidak ada satu pun doa yang sia-sia di hadapan Allah. Setiap doa adalah sebuah investasi spiritual. Investasi ini pasti akan membuahkan hasil. Hasilnya bisa berupa terkabulnya keinginan. Bisa juga berupa pahala yang tersimpan untuk akhirat. Atau, bisa juga berupa perlindungan dari keburukan. Jadi, teruslah berdoa dengan keyakinan penuh. Kita harus yakin bahwa Allah tahu yang terbaik.
Ridha dan Tawakal: Menyerahkan Diri Sepenuhnya kepada Kehendak Ilahi
Keyakinan yang mendalam bahwa Allah SWT tahu yang terbaik untuk kita. Keyakinan ini akan melatih hati kita. Ia melatih hati untuk memiliki sikap ridha. Ridha berarti menerima segala takdir dengan lapang dada. Ini bukan berarti kita berhenti berusaha atau berjuang. Sama sekali bukan. Justru sebaliknya, kita tetap berusaha sebaik mungkin. Kita mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki. Namun, pada akhirnya, kita menyerahkan sepenuhnya hasil dari usaha tersebut kepada Allah. Inilah makna tawakal yang sesungguhnya. Tawakal adalah gabungan sempurna antara usaha keras dan kepercayaan penuh kepada Sang Pencipta.
Dengan ridha dan tawakal, kita akan menemukan sebuah kedamaian batin. Kedamaian ini tidak tergoyahkan oleh pasang surut kehidupan. Kita akan menyadari. Kita menyadari bahwa setiap kejadian, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, adalah bagian dari rencana ilahi. Rencana ini memiliki hikmah di baliknya. Kita tidak perlu terlalu terbebani oleh ekspektasi. Kita tidak perlu terlalu larut dalam kekecewaan. Cukup lakukan yang terbaik. Kemudian, serahkan sisanya kepada Allah. Dia pasti akan memberikan yang terbaik.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
