Kalam
Beranda » Berita » Hakikat Takdir: Keyakinan Bahwa Apa yang Ditakdirkan Takkan Pernah Meleset

Hakikat Takdir: Keyakinan Bahwa Apa yang Ditakdirkan Takkan Pernah Meleset

ilustrasi cinta Allah sebagai ikatan halus yang abadi
Seorang manusia merenung di bawah cahaya bulan, melambangkan cinta Allah yang abadi.

Hakikat Takdir: Keyakinan Bahwa Apa yang Ditakdirkan Takkan Pernah Meleset

SURAU.CO – Setiap manusia, pada berbagai fase kehidupannya, seringkali diliputi oleh perasaan cemas. Perasaan ini muncul tatkala mereka memikirkan masa depan yang penuh misteri. Berbagai kekhawatiran melintas di benak. Kita mungkin takut kehilangan rezeki yang telah diusahakan. Kita juga khawatir tidak akan menemukan jodoh yang tepat. Bahkan, kita bisa saja takut akan kegagalan dalam meraih cita-cita yang telah lama diimpikan. Padahal, ajaran agama Islam membawa sebuah keyakinan yang sungguh menenangkan hati. Keyakinan itu menyatakan bahwa apa pun yang telah Allah takdirkan bagi kita tidak akan pernah meleset dari genggaman kita. Sebaliknya, apa yang memang bukan menjadi milik kita tidak akan pernah bisa kita dapatkan, meskipun kita berjuang mati-matian. Seringkali kita menghabiskan energi untuk mengkhawatirkan hal-hal di luar kendali. Jika saja kita bisa sepenuhnya meresapi makna takdir, hidup ini akan terasa jauh lebih ringan dan penuh kedamaian.

Takdir Ilahi: Sebuah Ketetapan yang Abadi dan Tertulis

Sebelum manusia pertama lahir ke dunia ini, bahkan jauh sebelum alam semesta tercipta, Allah SWT telah menetapkan segala takdir. Allah telah menuliskan seluruh garis kehidupan bagi setiap makhluk-Nya. Ini adalah sebuah kebenaran yang fundamental dalam Islam. Rasulullah SAW, sang utusan terakhir, pernah bersabda. Beliau menjelaskan proses penciptaan takdir ini:

“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Allah berfirman kepadanya: ‘Tulislah!’ Pena bertanya: ‘Apa yang harus aku tulis?’ Allah berfirman: ‘Tulislah takdir segala sesuatu hingga hari kiamat.’” (HR. Abu Dawud).

Hadis yang mulia ini dengan sangat tegas menegaskan bahwa seluruh peristiwa. Seluruh detail kecil dalam kehidupan kita. Semuanya telah ditentukan dan ditulis oleh Allah SWT. Tidak ada satu pun kejadian. Tidak ada satu pun momen yang luput dari catatan-Nya yang maha sempurna. Pemahaman ini seharusnya memberikan kita sebuah perspektif baru. Kita adalah bagian dari sebuah skenario besar. Skenario ini telah dirancang oleh Dzat Yang Maha Bijaksana. Oleh karena itu, kita tidak perlu panik. Kita tidak perlu terlalu cemas akan hal-hal yang belum terjadi. Tugas kita hanyalah berusaha. Berusaha dengan sebaik-baiknya. Kemudian, kita menyerahkan hasilnya kepada Sang Maha Pengatur.

Takdir Tidak Pernah Salah Alamat: Rezeki dan Jodoh yang Telah Tergariskan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada berbagai perasaan. Kadang kita merasa iri. Rasa iri ini muncul ketika kita melihat orang lain lebih cepat berhasil. Mereka mungkin mendapatkan apa yang selama ini kita inginkan. Kita juga bisa merasa kecewa. Kekecewaan ini timbul saat harapan kita tidak terpenuhi. Namun, pada hakikatnya, setiap individu di dunia ini memiliki jatahnya masing-masing. Jatah ini telah Allah tetapkan. Rezeki setiap makhluk, jodoh yang akan mendampingi hidup, dan bahkan ajal atau batas usia. Semuanya sudah ditentukan waktu dan tempatnya oleh Allah SWT. Tidak ada yang bisa mengubah ketetapan itu.

Manajemen Waktu: Refleksi Mendalam Bab Bersegera dalam Kebaikan

Seorang ulama besar, Ibnul Qayyim rahimahullah, pernah menyampaikan sebuah nasihat yang sangat mendalam. Beliau berkata: “Apa yang ditakdirkan untukmu, pasti akan datang kepadamu walaupun seluruh dunia berusaha menghalanginya. Dan apa yang bukan untukmu, tidak akan pernah engkau dapatkan walaupun seluruh dunia membantumu.” Kutipan ini adalah sebuah pengingat yang sangat kuat. Ia menegaskan bahwa setiap takdir telah memiliki jalannya sendiri. Takdir itu tidak akan pernah salah alamat. Ini berarti kita tidak perlu membuang energi. Kita tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengejar sesuatu yang memang bukan hak kita. Sebaliknya, kita harus fokus. Kita harus fokus pada apa yang ada di hadapan kita. Kita harus yakin bahwa yang terbaik akan selalu datang.

Tawakal: Kunci Menuju Ketenangan Hati yang Abadi

Meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu telah Allah takdirkan. Keyakinan ini akan membawa sebuah efek yang sangat positif. Ia membuat hati kita menjadi jauh lebih tenang dan damai. Kita akan tetap berupaya. Kita akan berusaha sebaik mungkin dalam setiap aspek kehidupan. Namun, kita tidak akan mudah panik. Kita tidak akan terlalu kecewa. Kita tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan ketika hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Mengapa demikian? Karena kita memahami sebuah kebenaran. Allah SWT lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Pengetahuan-Nya meliputi segala dimensi.

Allah SWT berfirman dalam kitab suci-Nya:

“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Ayat yang sarat makna ini adalah penuntun bagi kita. Ia mengajarkan tentang keterbatasan ilmu manusia. Kita seringkali tidak bisa melihat gambaran besar. Kita hanya melihat apa yang tampak di permukaan. Oleh karena itu, menyerahkan segala urusan kepada Allah adalah pilihan terbaik. Inilah esensi dari tawakal. Tawakal yang benar akan membebaskan hati kita dari belenggu kekhawatiran. Ia akan menggantinya dengan ketenangan. Ketenangan yang muncul dari kepercayaan penuh kepada Sang Pencipta. Kita melakukan bagian kita. Sisanya, kita serahkan kepada-Nya.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement