Menyambut Hari Esok Tanpa Kecemasan: Optimisme dan Tawakal dalam Genggaman Ilahi
SURAU.CO – Setiap insan di muka bumi ini, pada suatu titik dalam hidupnya, pasti pernah merasakan gejolak cemas. Gejolak ini muncul saat mereka merenungkan masa depan. Berbagai pertanyaan muncul di benak kita. Bagaimana nasib rezeki saya nanti? Bagaimana pula dengan kesehatan saya di masa tua? Apakah pekerjaan saya akan stabil? Siapakah yang akan menjadi pasangan hidup saya? Bahkan, kekhawatiran tentang kehidupan anak-anak kita kelak seringkali menghantui pikiran. Kecemasan semacam itu sesungguhnya sangatlah manusiawi dan wajar adanya. Ini terjadi karena kapasitas ilmu dan pengetahuan manusia memang sangatlah terbatas. Kita tidak memiliki kemampuan untuk secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Namun demikian, ajaran agama Islam memberikan sebuah perspektif yang berbeda.
Kita diajarkan untuk tidak berlebihan dalam merasakan ketakutan. Ada satu kepastian mutlak yang menjadi pegangan kita. Kepastian itu adalah bahwa Allah SWT senantiasa bersama kita. Refleksi pribadi saya, seringkali kita terjebak dalam pusaran kekhawatiran yang tak berujung. Padahal, jika kita mau menengok ke dalam, ada kekuatan besar yang siap menopang kita, yaitu keyakinan pada janji-janji-Nya.
Masa Depan: Sebuah Misteri dalam Genggaman Maha Pencipta
Realitas masa depan memanglah sebuah misteri besar. Tabir masa depan tidak dapat kita singkap dengan mudah. Hanya ada satu entitas yang memegang kendali penuh atas segala rahasia ini. Dialah Allah SWT, Sang Maha Pencipta. Hal ini ditegaskan dengan sangat jelas dalam firman-Nya:
“Dan di sisi-Nya lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia.” (QS. Al-An’am: 59).
Ayat Al-Qur’an ini bukan sekadar kalimat biasa. Ia adalah sebuah penegasan yang fundamental. Dengan tegas ia menyatakan bahwa hanya Allah-lah yang memiliki pengetahuan mutlak tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari. Oleh karena itu, tugas utama kita sebagai hamba bukanlah untuk meraba-raba atau mencoba menebak-nebak kejadian esok. Tugas kita jauh lebih mulia dari itu. Kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Persiapan itu meliputi penguatan iman. Iman yang kokoh akan menjadi pondasi bagi kita. Selain itu, kita juga harus mengiringinya dengan amal saleh. Amal saleh akan menjadi bekal terbaik kita. Selanjutnya, kita wajib mengerahkan usaha terbaik kita dalam setiap aspek kehidupan. Dengan melakukan ketiga hal ini, kita akan melangkah maju dengan keyakinan. Kita tahu bahwa kita telah melakukan bagian kita. Sisanya, kita serahkan sepenuhnya kepada kehendak ilahi.
Tawakal: Melepaskan Ketakutan dan Berserah Diri Sepenuhnya
Ketakutan akan masa depan seringkali muncul dari satu sumber utama. Kita terlalu mengandalkan kemampuan diri sendiri. Kita menempatkan beban yang terlalu besar di pundak kita sendiri. Padahal, kita memiliki sandaran yang jauh lebih kuat dan sempurna. Allah SWT adalah sebaik-baik penolong bagi hamba-Nya. Konsep tawakal menjadi sangat relevan dalam kondisi ini. Tawakal berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan usaha maksimal. Rasulullah SAW pernah memberikan sebuah teladan dan nasihat yang sangat berharga. Beliau bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, lalu kembali sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi).
Hadis mulia ini mengandung pelajaran yang mendalam. Ia mengajarkan kita sebuah kebenaran fundamental. Masa depan itu bukanlah untuk kita takuti secara berlebihan. Sebaliknya, masa depan adalah arena. Arena ini harus kita hadapi dengan kombinasi usaha keras dan tawakal yang tulus kepada Allah. Burung-burung mengajarkan kita sebuah pelajaran sederhana namun kuat. Mereka tidak menyimpan makanan untuk esok hari. Burung hanya terbang mencari makan di pagi hari. Mereka percaya bahwa rezeki akan datang. Kita pun seharusnya demikian. Setelah berupaya semaksimal mungkin, kita harus menyerahkan hasilnya kepada Allah. Kepercayaan ini akan membebaskan kita dari belenggu kecemasan.
Kebersamaan Ilahi: Penenang Hati yang Diliputi Kegelisahan
Allah SWT adalah Sang Maha Pengasih. Dia senantiasa menjanjikan kebersamaan-Nya. Janji ini diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Janji ini menjadi penyejuk bagi hati yang gundah. Dalam salah satu ayat-Nya, Allah berfirman:
“Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40).
Kalimat singkat ini memiliki daya kekuatan yang luar biasa. Ia adalah peneguh hati yang paling ampuh. Terkadang, kita mungkin merasa sendiri. Hati kita mulai diselimuti oleh rasa takut dan kegelisahan. Pada saat-saat seperti itulah, kita harus mengingat janji ini. Kita tidak pernah sendirian dalam menghadapi segala sesuatu. Allah senantiasa dekat dengan kita. Dia mendengar setiap doa yang kita panjatkan. Dia menolong setiap hamba-Nya yang berserah diri sepenuhnya kepada-Nya. Kebersamaan Allah bukanlah kebersamaan fisik. Ini adalah kebersamaan dalam bentuk pertolongan, bimbingan, dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Dengan mengingat kebersamaan ini, kita akan menemukan kedamaian. Kita akan mendapatkan kekuatan untuk terus melangkah maju. Kita akan merasa yakin.
Masa depan memang sebuah misteri. Namun demikian, misteri itu tidak perlu menjadi sesuatu yang menakutkan. Tidak akan menakutkan jika kita secara total menggantungkan segala harapan kita hanya kepada Allah SWT. Jangan pernah membiarkan rasa cemas yang berlebihan. Rasa cemas itu berpotensi merampas kebahagiaan kita di hari ini. Yakinlah sepenuh hati. Allah yang menggenggam erat masa depanmu adalah Allah yang Maha Pengasih. Dia juga adalah Allah yang Maha Penyayang. Selama kita terus memupuk iman yang kokoh. Selama kita terus berusaha dengan segenap kemampuan kita. Dan selama kita tidak pernah lelah untuk berdoa dan memohon kepada-Nya. Insya Allah, masa depan kita akan dipenuhi dengan keberkahan yang melimpah. Mari kita sambut setiap hari dengan optimisme. Kita harus berbekal tawakal yang kuat. Kita percaya bahwa setiap langkah kita berada dalam lindungan-Nya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
