Opinion
Beranda » Berita » Waktu Adalah Hakikat Kehidupan

Waktu Adalah Hakikat Kehidupan

Waktu Adalah Hakikat Kehidupan.

Waktu Adalah Hakikat Kehidupan.

 

Salah satu hal yang paling berharga dalam hidup manusia adalah waktu. Setiap tarikan napas yang keluar, setiap detik yang berlalu, tak akan pernah kembali. Waktu adalah hakikat kehidupan itu sendiri. Hidup kita pada hakikatnya hanyalah kumpulan detik yang bergulir tanpa henti, dan ketika detik itu habis, berakhirlah kehidupan.

Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al-‘Ashr (103:1-3):

وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.”

Ayat ini menegaskan bahwa waktu adalah ujian terbesar. Siapa yang menyia-nyiakan waktu, ia sedang menyiakan hidupnya.

Waktu adalah kehidupan

Umur bukan hanya angka, tetapi akumulasi dari apa yang kita kerjakan dalam waktu yang diberikan Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Banyak orang menunggu “nanti” untuk berbuat baik, padahal waktu tak pernah menunggu.

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Setiap detik waktu yang kita gunakan akan menjadi bagian dari pertanggungjawaban kita di hadapan Allah. Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.” (HR. Tirmidzi)

Waktu adalah kesempatan emas

Setiap hari yang datang adalah hadiah baru. Tidak ada jaminan hari esok. Maka bijaklah mengisi hari ini dengan amal terbaik.

Refleksi: Bayangkan jam pasir yang ada di hadapan kita. Butiran demi butiran pasir jatuh perlahan, seperti waktu hidup kita yang terus berkurang. Kita tidak tahu berapa banyak butiran yang tersisa di atas. Karena itu, kita harus menggunakan waktu yang kita miliki untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Karena itu, isi setiap detik dengan amal yang bermakna, dengan ibadah yang ikhlas, dengan kebaikan yang bermanfaat.

Mari renungkan:

Apa yang sudah kita lakukan dengan waktu yang Allah beri?
Kita dapat memilih untuk menggunakan waktu kita untuk kebaikan atau membiarkannya terbuang percuma.
Apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk akhirat sebelum waktu habis?

Menyelaraskan Minimalisme dan Konsep Zuhud: Relevansi Kitab Riyadhus Shalihin di Era Modern

Oleh karena itu: Waktu adalah hakikat kehidupan. Oleh karena itu, siapa yang menjaga waktunya, berarti ia menjaga hidupnya.

 

 


Jangan Rusak Niat Mulia dengan Tindakan Anarkis.

Saudaraku,
Setiap perjuangan lahir dari niat yang mulia. Kita turun ke jalan, bersuara lantang, bukan untuk mencari keributan atau melampiaskan amarah, tetapi untuk menegakkan kebenaran dan menyuarakan keadilan. Namun, jangan sampai semangat yang baik itu ternodai oleh tindakan anarkis yang justru merusak tujuan perjuangan itu sendiri.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bukanlah orang kuat itu yang menang saat bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan amarahnya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah teladan agung yang harus kita ikuti. Kekuatan sejati bukan diukur dari teriakan paling keras atau pukulan paling kuat, melainkan dari kemampuan mengendalikan diri di tengah situasi panas.

Demo Adalah Hak, Tapi Anarki Bukan Jalan Keluar

Aspirasi adalah bagian dari demokrasi. Suara rakyat adalah amanah yang tidak boleh dibungkam. Tetapi ingatlah, merusak fasilitas, melukai sesama, atau menyerang petugas bukanlah jalan kebaikan. Itu semua hanya akan menjauhkan kita dari keberkahan perjuangan.

Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur’an:

> “Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56)

Pesan ini jelas: Islam mengajarkan bahwa kebaikan harus diperjuangkan tanpa menebar kerusakan.

Mari Jaga Akhlak Perjuangan

Jika kita ingin dikenal sebagai pejuang kebenaran, tunjukkan dengan sikap yang berakhlak.

Ayo demo dengan damai.
Mari jaga adab di tengah keramaian.
Ayo buktikan bahwa kita bukan perusuh, melainkan pecinta negeri dan penegak nurani.

Kita bisa bersikap tegas tanpa harus kasar.
>Kita bisa berbicara lantang tanpa menghantam.
>Kita bisa menjadi generasi Qur’ani yang menyuarakan kebenaran dengan akhlak mulia.

Penutup: Kami, para pemuda dakwah, menyeru: mari isi perjuangan dengan nilai Islami, dengan suara tanpa benci, dengan langkah tanpa anarki. Karena niat yang mulia hanya akan sampai kepada Allah bila ditempuh dengan cara yang benar.

Jangan rusak niat baik dengan tindakan yang merugikan. Jadilah pejuang keadilan yang membawa cahaya, bukan perusak yang meninggalkan luka. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement