SURAU.CO – Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut tenggara Ka’bah, tepat di sebelah kanan pintu Ka’bah. Jamaah haji maupun umroh menjadikan batu ini sebagai titik awal untuk memulai tawaf, yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Batu ini terletak sekitar 1,5 meter dari lantai Ka’bah sehingga jamaah dapat menjangkaunya.
Nama “Hajar Aswad” berasal dari bahasa Arab, di mana hajar berarti batu dan aswad berarti hitam. Namun, batu ini bukanlah batu biasa. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi:
“Hajar Aswad adalah batu dari batu-batuan surga.” (HR. Tirmidzi)
Karena keistimewaannya, umat Islam disunnahkan untuk menyentuh atau menciumnya jika memungkinkan. Bagi yang tidak mampu, cukup dengan memberi isyarat tangan sambil mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar sebagai bentuk ketaatan kepada sunnah Rasulullah SAW.
Sejarah Hajar Aswad
Hajar Aswad memiliki sejarah yang panjang dan sakral. Riwayat menyebutkan bahwa Malaikat Jibril membawa batu ini langsung dari surga, lalu menyerahkannya kepada Nabi Ibrahim AS ketika ia membangun Ka’bah bersama anaknya, Nabi Ismail AS.
Ketika itu pembangunan Ka’bah hampir selesai, Nabi Ibrahim melihat ada bagian yang kosong. Beliau pun meminta Nabi Ismail mencari batu untuk mengisinya. Namun, sebelum Nabi Ismail kembali, Malaikat Jibril telah datang membawa Hajar Aswad. Nabi Ibrahim kemudian meletakkan batu tersebut di sudut Ka’bah sebagai penanda dimulainya tawaf.
Al-Azraqi meriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim berkata kepada Ismail:
“Ambilkan saya sebuah batu untuk diletakkan di sini, agar nanti menjadi tanda dimulainya tawaf untuk umat manusia.”
Sejak itu, jutaan umat Islam dari berbagai zaman menjadikan Hajar Aswad sebagai penanda ibadah Haji dan Umroh.
Keutamaan Hajar Aswad
Hajar Aswad memiliki banyak keutamaan yang membuat umat Islam memuliakannya.
- Sunnah Mencium atau Menyentuh Hajar Aswad
Rasulullah SAW mencontohkan untuk mencium Hajar Aswad. Umar bin Khattab RA pernah berkata di depan batu tersebut:
“Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Kamu tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.” (HR.Bukhari)
Ucapan Umar menegaskan bahwa kaum Muslim mencium Hajar Aswad semata-mata untuk menaati sunnah Rasulullah SAW, bukan karena batu itu memiliki kekuatan gaib.
- Titik Awal Tawaf
Jamaah haji atau umroh selalu memulai putaran tawaf dari Hajar Aswad. Batu ini menjadi pengingat agar mereka melaksanakan ibadah dengan tertib dan benar sesuai tuntunan Islam.
- Menjadi Saksi di Hari Kiamat
Hadits riwayat Tirmidzi dan Thabrani menyebutkan bahwa Hajar Aswad akan menjadi Saksi di Hari Kiamat. Rasulullah SAW bersabda:
“Hajar Aswad akan datang pada Hari Kiamat dengan memiliki dua mata dan satu lisan, serta akan menjadi Saksi bagi siapa saja yang menyentuhnya dengan sungguh-sungguh.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani)
Riwayat ini menunjukkan bahwa menyentuh Hajar Aswad dengan niat ikhlas bernilai amal saleh yang kelak akan memberikan kesaksian.
Fakta Menarik tentang Hajar Aswad
Selain menyimpan keutamaan, Hajar Aswad juga memiliki berbagai fakta menarik yang menampilkan betapa istimewanya batu ini.
- Awalnya Berwarna Putih
Hajar Aswad pada awalnya berwarna putih seputih susu. Riwayat Menyebutkan bahwa cahaya putihnya mampu mencapai Timur dan Barat. Namun, dosa-dosa manusia mengubah warnanya menjadi hitam. Rasulullah SAW bersabda:
“Hajar Aswad turun dari surga dalam keadaan lebih putih daripada susu, tetapi dosa-dosa manusia membuatnya menjadi hitam.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Kini, batu itu tampak hitam kemerah-merahan dengan diameter sekitar 30 cm.
- Terletak di Pojok Ka’bah
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka’bah dan meletakkan Hajar Aswad di sudut tenggara. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 127:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan yayasan Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), ‘Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.’”
- Upaya Perusakan Hajar Aswad
Sepanjang sejarah, banyak pihak yang berusaha merusak Hajar Aswad. Pada abad ke-11, seorang pria yang diyakini sebagai utusan Khalifah Fatimiyah, Al-Hakim bi-Amrillah, mencoba menghancurkannya. Namun, ia gagal dan terbunuh di tempat itu.
- Pencurian Hajar Aswad
Pada tahun 930 M, pasukan Qarmati menyerang Mekah lalu mencuri Hajar Aswad. Mereka membawanya ke Arab Timur dan menaruhnya di Masjid Al-Dirar dengan tujuan memindahkan pusat haji dari Mekah. Namun, usaha itu sia-sia. Kakbah tetap menjadi pusat haji. Pada tahun 952 M, umat Islam berhasil mengembalikan Hajar Aswad ke tempat semula.
- Pecah Menjadi Delapan Bagian
Akibat berbagai kejadian sepanjang sejarah, Hajar Aswad yang semula utuh satu batu akhirnya pecah menjadi delapan bagian kecil. Abdullah bin Zubair kemudian membuat bingkai perak untuk menyatukannya kembali. Bingkai ini dibuat agar batu tersebut tetap terjaga dan memudahkan jamaah untuk menyentuh dan menciumnya.
Hajar Aswad bukan sekedar batu hitam di sudut Ka’bah. Batu ini mencerminkan ketaatan, serta bukti bagi umat Islam. Dahulu batu ini memancarkan cahaya putih, lalu menjadi hitam karena dosa-dosa manusia. Kini, batu itu menjadi saksi bisu perjalanan ibadah jutaan umat sepanjang zaman. Hajar Aswad akan terus abadi menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa ibadah bukan Adalah tentang ketaatan, pengorbanan, dan kesungguhan dalam menapaki jalan menuju ridha-Nya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
