Kisah
Beranda » Berita » Yang Dialami Aminah pada Bulan Rabiul Awal

Yang Dialami Aminah pada Bulan Rabiul Awal

Yang Dialami Aminah pada Bulan Rabiul Awal
Rabiul Awal adalah Bualn Ketiga dalam kalender Hijriyah yang memiliki kedudukan istimewa bagi Umant Islam,

SURAU.CO – Aminah berasal dari Bani Zuhrah, salah satu kabilah terhormat di Mekkah. Ia dikenal sebagai perempuan berakhlak mulia, lembut, dan selalu menjaga kehormatan diri. Ayahnya, Wahab bin Abdul Manaf adalah tokoh terpandang, sehingga masyarakat Quraisy menghormati keluarga Aminah.

Ia menikah dengan Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang pemuda Quraisy yang terkenal tampan dan memiliki akhlak mulia. Mereka menjalani pernikahan dengan sederhana, namun Allah menakdirkan dari pasangan ini lahir seorang anak agung. Tak lama setelah menikah, Aminah mengandung. Sayangnya, Abdullah meninggal dunia ketika ia masih hamil muda. Sejak saat itu, Aminah menjalani masa kehamilannya seorang diri tanpa pendamping hidup yang ia cintai.

Masa Kehamilan yang Istimewa

Kehamilan Aminah tidak sama dengan kehamilan perempuan lain. Ia merasakan tanda-tanda keistimewaan pada janin yang ia kandung. Dalam riwayatnya, ia bermimpi melihat cahaya keluar dari tubuhnya yang mencapai istana-istana di negeri Syam. Cahaya itu menandakan bahwa anak yang ia kandung akan membawa misi agung bagi seluruh umat manusia.

Aminah tidak merasakan keletihan berat seperti yang dialami perempuan hamil pada umumnya. Ia justru merasa tubuhnya ringan, hatinya tenang, dan jiwa penuh ketenteraman. Keyakinannya semakin kuat bahwa bayi yang ia kandung memiliki keistimewaan.

Meski harus menjalani kehamilan tanpa suami, Aminah tetap bersabar. Ia meyakini Allah sedang mempersiapkan kelahiran besar. Keluarga Abdul Muthalib juga selalu mendukungnya. Mereka menjaga dan memperhatikan Aminah dengan penuh kasih sayang karena mereka menyadari janin yang ia kandung sangat berharga.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Peristiwa Tahun Gajah

Kehamilan Aminah bertepatan dengan peristiwa besar yang kemudian terkenal dengan sebutan Tahun Gajah. Abrahah, penguasa Yaman, mengerahkan pasukan gajah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun Allah menggagalkan rencana itu. Ia mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu dari sijjil dan menghancurkan pasukan Abrahah hingga binasa.

Peristiwa itu menunjukkan bahwa Allah sedang mempersiapkan kelahiran seorang nabi yang kelak akan mengembalikan kejayaan Ka’bah dan menyebarkan ajaran tauhid ke seluruh dunia.

Saat Kelahiran Tiba

Pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, Aminah merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Dengan penuh keberanian, ia menghadapi proses itu di rumahnya. Para perempuan dari keluarganya mendampingi, mendoakan, dan menguatkannya. Selain itu Aminah merasakan hadirnya 4 perempuan mulia saat kelahirannya yaitu, Ibu Hawa, Siti maryam, Siti hajar dan asiyah.

Riwayat menyebutkan bahwa Aminah melahirkan dengan mudah. Ia tidak merasakan kesulitan yang berat. Ia merasa tubuhnya ringan saat bayi itu lahir. Wajah bayi tampak bercahaya dan bersih. Sebagian kisah juga menceritakan bahwa cahaya dari kelahiran tersebut mencapai rumah dan sekitarnya.

Kabar kelahiran bayi laki-laki itu segera sampai ke telinga Abdul Muthalib, kakek Nabi. Ia berjalan menuju rumah Aminah, lalu menggendong cucunya dengan penuh kegembiraan. Ia membawa bayi itu ke Ka’bah, berdoa, dan memohon keberkahan. Dengan penuh kebanggaan, ia memotret cucunya “Muhammad,” sebuah nama yang jarang dipakai pada masa itu. Nama itu berarti “yang terpuji,” sesuai dengan takdir agung yang Allah tetapkan bagi cucunya.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Rabiul Awal, Bulan Mulia

Setiap kali umat Islam memperingati Maulid Nabi pada bulan Rabiul Awal, sebaiknya juga kita mengenang perjuangan Aminah. Tanpa perjuangan dan kasih sayang beliau, umat manusia tidak mungkin menyaksikan sosok lahirnya yang membawa cahaya Islam ke seluruh dunia.

Bulan Rabiul Awal bukan sekadar bulan kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga bulan yang menandai perjalanan seorang ibu mulia bernama Aminah. Ia mengandung dengan sabar, melahirkan, dan merawat dengan cinta yang tulus. Dari rahimnya, Allah melahirkan manusia termulia yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.

Mengenang Aminah berarti mengenang perjuangan seorang ibu yang kuat, tabah, dan penuh kasih. Kisah beliau selalu mengingatkan bahwa di balik kelahiran seorang nabi agung, ada doa, air mata, dan cinta seorang ibu.

 

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement