Khazanah
Beranda » Berita » Diantara Hamba yang Masuk Surga: Banyaknya Ujian dan Bersabar

Diantara Hamba yang Masuk Surga: Banyaknya Ujian dan Bersabar

Diantara Hamba yang Masuk Surga: Banyaknya Ujian dan Bersabar

Hadis ke-83: Diantara Hamba yang Masuk Surga Bukan Karena Banyaknya Amal, Melainkan Banyaknya Ujian dan Bersabar.

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ ثُمَّ صَبَّرَهُ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba jika telah ditentukan/ditakdirkan padanya suatu tingkatan (di Surga -pent) yang mana dia belum bisa meraihnya dengan sebab seluruh amalnya, maka Allah akan timpakan padanya musibah berkaitan dengan dirinya, hartanya atau pada anaknya, kemudian Allah jadikan dia bisa bersabar atas musibah tersebut sehingga dengan sebab tersebut Allah sampaikan ia pada tingkatan (di Surga -pent) yang telah Allah tetapkan untuknya.” (HR. Abu Daud, no. 2686)

Pendapat Para Ulama

1. ابن القيم رحمه الله – زاد المعاد (٤/١٩٥)
قال ابن القيم: فإن العبد قد تَسبِق له عند الله منزلة لا يبلغها بعمله، فيبتليه الله في جسده أو ماله أو ولده، ثم يُوفِّقه للصبر، حتى يبلغ تلك المنزلة. فالبلاء طريقٌ موصلٌ إلى الدرجات العالية، كما أن الطاعات طريقٌ إليها.
Ibnul Qayyim berkata: “Seorang hamba bisa saja telah ditentukan baginya oleh Allah suatu kedudukan yang tidak mungkin ia capai dengan amalnya. Maka Allah mengujinya pada tubuhnya, hartanya, atau anaknya, kemudian Allah memberi taufiq kepadanya untuk bersabar hingga ia mencapai derajat itu. Maka, musibah adalah jalan yang menyampaikan pada derajat yang tinggi, sebagaimana ketaatan juga menjadi jalan ke sana.”

2. المناوي رحمه الله – فيض القدير (٢/٣٤٢)
قال المناوي: المعنى أن الله تعالى قد كتب لعبده درجة رفيعة في الجنة، ولم يكن له من الأعمال ما يبلِّغه إياها، فيبتليه ليصبر فينالها. فالمصيبة في ظاهرها نقمة، وفي حقيقتها نعمة ورحمة.
Al-Munawi berkata: “Maksudnya adalah bahwa Allah telah menuliskan bagi hamba-Nya suatu derajat yang tinggi di surga, namun amal yang dimilikinya belum cukup untuk mencapainya. Maka Allah mengujinya agar ia bersabar sehingga meraih derajat itu. Musibah dalam lahirnya tampak sebagai bencana, tetapi hakikatnya adalah nikmat dan rahmat.”

3. Lanjutan

السندي رحمه الله – حاشية السندي على ابن ماجه (٢/٢٨٤)
قال السندي: قوله (ثم صبره) أي أعانه على الصبر ووفقه له، ليصل إلى تلك المنزلة. ففيه إشارة إلى أن الصبر على البلاء ليس من العبد فقط، بل هو بتوفيق الله ومعونته.
Al-Sindi berkata: “Sabda Nabi ﷺ ‘kemudian Allah menjadikannya sabar’ maksudnya adalah Allah menolongnya untuk bersabar dan memberinya taufiq, agar ia sampai pada kedudukan itu. Dalam hadis ini terdapat isyarat bahwa kesabaran atas musibah bukan semata dari diri hamba, melainkan dengan taufiq dan pertolongan Allah.”

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

4. السعدي رحمه الله – بهجة قلوب الأبرار (ص ٨٣)
قال السعدي: هذا الحديث أصل عظيم في بيان حكمة الله في ابتلاء عباده، وأنه قد يكون البلاء رفعةً للعبد، لا عقوبةً له. فالمؤمن إذا ابتلي فليحسن الظن بربه، وليعلم أن البلاء قد يكون منحةً في صورة محنة.
As-Sa‘di berkata: “Hadis ini adalah prinsip agung dalam menjelaskan hikmah Allah dalam menguji hamba-hamba-Nya, bahwa ujian bisa jadi merupakan pengangkat derajat hamba, bukan hukuman baginya. Maka, seorang mukmin jika diuji hendaknya berbaik sangka kepada Rabbnya, dan meyakini bahwa musibah terkadang merupakan karunia dalam rupa cobaan.”

Hikmah & Pelajaran yang Bisa Diambil

Berikut beberapa manfaat pendidikan dan makna utama dari hadis ini:
1. Cobaan sebagai bentuk karamah Allah
2. Ujian bukan hukuman, tapi bentuk kebesaran dan penghormatan: Allah tidak menguji kecuali karena Dia ingin mengangkat derajat hamba-Nya
3. Allah telah menentukan tingkatan Surga bagi setiap hamba berdasarkan ilmu-Nya sebelum mereka ada.
4. Kesabaran adalah kunci amal
5. Allah memberi kemampuan sabar agar hamba tidak berburuk sangka, sehingga mencapai derajat tertinggi.
6. Cobaan menyucikan & mengangkat derajat
7. Cobaan dapat menjadi sarana pengampunan dosa dan kenaikan martabat di sisi Allah
8. Allah memberikan ujian yang berat kepada hamba-Nya sesuai dengan besarnya iman mereka, sebagai tanda bahwa mereka berada di posisi istimewa di sisi-Nya.
9. Musibah bisa menjadi cara Allah untuk melindungi hamba-Nya dari keburukan yang lebih besar.
10. Menumbuhkan ketabahan dan harapan; Dengan mengetahui bahwa ujian bertujuan untuk kemuliaan abadi, hati tetap tegar dan penuh harap akan rahmat Allah.

Allah mengangkat hamba-Nya melalui musibah ke tingkat yang lebih tinggi dan mulia, melebihi capaian amal apa pun. Allah memberikan taufiq-Nya kepada hamba-Nya sehingga mereka mampu bersabar dalam menghadapi berbagai ujian. KAHADIS (Kajian Hamalatul Hadis) Ust. Robi Permana. (Tengku Iskandar, M.Pd)

 

Riyadus Shalihin: Antidot Ampuh Mengobati Fenomena Sick Society di Era Modern

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement