Pendidikan
Beranda » Berita » Kewajibanmu Terhadap Saudara-saudaramu Laki-Laki dan Perempuan Kitab Akhlaq lil Banat Juz 2 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Kewajibanmu Terhadap Saudara-saudaramu Laki-Laki dan Perempuan Kitab Akhlaq lil Banat Juz 2 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Laki-laki
Sebuah kelas Islam tradisional dengan sekelompok anak perempuan berpakaian putih dan peci hitam sedang belajar kitab akhlak.

SURAU.CO- Kitab Akhlaq lil Banat karya Sayyid Umar bin Ahmad Baraja disusun untuk mendidik anak perempuan agar memahami adab Islami sejak dini. Beliau adalah ulama keturunan Hadramaut yang mengabdikan hidupnya di Indonesia dengan mengajarkan ilmu dan menulis karya-karya akhlak. Kitab ini berisi panduan praktis, mulai dari kewajiban kepada Allah, Rasul, orang tua, hingga adab terhadap saudara, teman, dan masyarakat. Hingga kini, kitab ini tetap menjadi rujukan penting dalam tradisi pesantren dan madrasah Nusantara.

1. Persaudaraan Jalan Ridha Allah dan Orang Tua

Umar Baraja menegaskan:

إِنَّ أَقْرَبَ النَّاسِ إِلَيْكَ بَعْدَ وَالِدَيْكَ هُمْ إِخْوَتُكَ
“Sesungguhnya orang-orang yang paling dekat kepadamu setelah ayah dan ibumu adalah saudara-saudaramu.”

Dari kalimat itu jelas bahwa saudara kandung bukan sekadar teman serumah, melainkan bagian dari nikmat Allah. Mereka mencintaimu dan berharap kebahagiaanmu. Karena itu, kitab mengingatkan agar selalu hidup dalam keselarasan dan kebersamaan, menjauhi perselisihan, serta tidak terpengaruh oleh orang-orang yang suka mengadu domba.

Di zaman sekarang, perselisihan antar saudara sering berlanjut hingga dewasa, bahkan karena harta warisan atau perbedaan gaya hidup. Padahal, keretakan hubungan itu bukan hanya menyakiti hati orang tua, tapi juga merenggut ridha Allah.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

2. Hormat pada yang Tua, Kasih pada yang Kecil

Kitab ini mengajarkan hierarki adab dalam keluarga. Terhadap saudara yang lebih tua, seorang anak perempuan harus memuliakan dan menghormati mereka seakan-akan mereka orang tuanya sendiri.

“Hak saudara yang lebih tua atas adiknya seperti hak seorang ayah terhadap anaknya.”

Sebaliknya, terhadap saudara yang masih kecil, hendaknya diperlakukan penuh kasih sayang, sebagaimana orang tua memperlakukan anak. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَيْتًا يُقَالُ لَهُ دَارُ الْفَرَحِ لَا يَدْخُلُهُ إِلَّا مَنْ فَرَّحَ الصِّبْيَانَ
“Sesungguhnya di surga ada sebuah rumah bernama Darul Farah (Rumah Kebahagiaan), yang tidak dimasuki kecuali oleh orang yang membahagiakan anak-anak kecil.”

Adab ini tampak sederhana, tetapi sangat dalam maknanya. Anak yang terbiasa menghormati dan menyayangi saudaranya akan tumbuh dengan jiwa penuh empati. Di era modern, sikap ini bisa diwujudkan dengan saling mendukung dalam pendidikan, karier, bahkan kehidupan sosial.

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

3. Saling Menolong dan Sabar Mengalah

Dalam kitab ditegaskan:

مَثَلُ الْأَخَوَيْنِ كَمَثَلِ الْيَدَيْنِ يُغَسِّلُ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى
“Perumpamaan dua saudara adalah seperti dua tangan, yang satu membersihkan yang lain.”

Persaudaraan ibarat dua tangan saling membantu, bukan saling menjatuhkan. Umar Baraja menasihatkan agar anak perempuan bersabar, mengalah, dan menegur kesalahan dengan lembut. Kata-kata kasar hanya memutuskan hubungan, sementara perkataan halus melahirkan ketenangan.

Prinsip ini sangat relevan dengan kehidupan modern. Media sosial sering memicu salah paham antar saudara hanya karena komentar kecil. Dengan memilih kata lembut, hubungan yang renggang bisa kembali erat.

4. Saudara Laki-Laki adalah Penopang

Kitab Akhlaq lil Banat menutup nasihatnya dengan penekanan pada peran saudara laki-laki.

Sebab Kerusakan Anak Wanita

Allah berfirman tentang Nabi Musa dan saudaranya Harun:

سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ (القصص: 35)
“Kami akan memperkuat lenganmu dengan saudaramu.”

Umar Baraja menafsirkan bahwa saudara laki-laki ibarat senjata di medan kehidupan. Penyair pun berkata:

“Sesungguhnya orang yang tidak punya saudara laki-laki, bagaikan orang yang pergi berperang tanpa senjata.”

Makna ini relevan hingga kini. Saudara adalah tempat kita bersandar ketika menghadapi masalah, teman setia yang akan membela dalam suka dan duka.

Menjadi Saudara yang Membahagiakan

SURAU.CO – Kitab Akhlaq lil Banat mengajarkan bahwa persaudaraan adalah nikmat sekaligus amanah. Hormat pada yang tua, kasih pada yang kecil, sabar, lembut, dan saling menolong itulah akhlak yang mendatangkan ridha Allah dan membuat orang tua bahagia.

Di tengah dunia yang semakin individualistis, kita diajak merenung: apakah aku sudah menjadi saudara yang membahagiakan, atau justru menjadi penyebab luka?

Mari jadikan keluarga sebagai rumah penuh cinta, tempat kita belajar ikhlas, saling mendukung, dan menjaga amanah persaudaraan.

“Ya Allah, jadikanlah aku anak yang berbakti, saudara yang penuh kasih, dan hamba yang Engkau ridai.”


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement