Kisah
Beranda » Berita » Menjadi Wali Allah karena Mengagungkan Maulid Nabi ﷺ

Menjadi Wali Allah karena Mengagungkan Maulid Nabi ﷺ

Menjadi Wali Allah karena Mengagungkan Maulid Nabi ﷺ
Salah satu bentuk perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sumber Gambar: By Google)

SURAU.CO – Dalam sejarah Islam, banyak kisah mengajarkan kepada kita betapa agungnya mencintai Nabi Muhammad ﷺ. Kisah-kisah ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga meneguhkan keyakinan bahwa memuliakan Nabi ﷺ merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu kisah inspiratif tercatat dalam kitab I’anatut Thalibin. Kisah ini mengisahkan seorang pemuda dari Basrah yang sering berbuat buruk, namun Allah memuliakannya karena satu amalan sederhana: mengagungkan maulid Nabi ﷺ.

Pemuda Basrah yang Diremehkan

Pada masa pemerintahan Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid, ada seorang pemuda yang tinggal di kota Basrah. Ia menjalani hidup jauh dari kesalehan dan masyarakat memandangnya rendah. Orang-orang bahkan menilainya sebagai sosok penuh dosa dan maksiat.

Namun, ia tetap menjaga satu kebiasaan istimewa setiap tahun. Ketika bulan Rabiul Awal tiba, ia segera mencuci pakaiannya, mengenakan pakaian terbaik, memakai wewangian, lalu mengadakan acara peringatan maulid Nabi Muhammad ﷺ. Dalam acara itu, ia menghadirkan orang-orang untuk membaca kisah kelahiran Nabi, mendengarkan pujian, dan mengagungkan beliau. Ia melakukan amalan ini terus menerus, dari tahun ke tahun hingga menjadi rutinitas yang tidak pernah ia tinggalkan.

Keajaiban Saat Kematian

Waktu terus berjalan hingga akhirnya pemuda itu meninggal dunia. Penduduk Basrah awalnya mengira kematiannya akan berlalu tanpa peristiwa istimewa, karena mereka mengenalnya sebagai orang yang tidak baik. Namun, Allah menunjukkan keajaiban besar.

Tiba-tiba penduduk Basrah mendengar suara gaib menyeru:

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Wahai penduduk Basrah, hadirilah dan Saksikanlah jenazah seorang wali dari wali-wali Allah. Sesungguhnya ia adalah orang yang mulia di sisi-Ku.”

Masyarakat Basrah pun segera berbondong-bondong menghadiri pemakamannya. Mereka menshalatkannya, menguburkannya dengan penuh penghormatan, dan akhirnya menyadari bahwa ternyata pemuda yang dahulu mereka pandang hina memperoleh kedudukan istimewa di sisi Allah.

Rahasia Kemuliaannya

Tidak berhenti di situ. Beberapa orang kemudian bermimpi bertemu dengan pemuda itu setelah ia wafat. Mereka melihat pemuda itu dalam keadaan mulia, sangat gagah mengenakan pakaian indah dari sutra surga. Dalam mimpi itu, mereka bertanya:

Dengan amalan apa kamu memperoleh kemuliaan ini?

Ia pun menjawab singkat namun penuh makna:

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Berkat mengagungkan maulid Nabi Muhammad ﷺ.

Jawaban itu membuat mereka terkejut.

Ternyata satu amalan sederhana, yang dikerjakan dengan penuh cinta kepada Rasulullah ﷺ, menjadi sebab Allah mengangkat derajat seorang hamba yang sebelumnya penuh dosa menjadi wali di sisi-Nya.

Kisah ini sejalan dengan pendapat para ulama besar tentang pentingnya memuliakan kelahiran Nabi ﷺ.

Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Husnul Maqshid fi ‘Amalil Maulid menegaskan bahwa peringatan maulid Nabi ﷺ termasuk amalan baik yang mendatangkan pahala, karena di dalamnya terkandung rasa syukur atas kelahiran Rasulullah ﷺ.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, ulama besar ahli hadis, juga berpendapat serupa. Beliau berkata:

“Peringatan Maulid itu pada asalnya adalah bid’ah, tetapi bid’ah yang baik. Karena di dalamnya terkandung amal yang baik, seperti bersedekah, membaca Al-Qur’an, bershalawat, dan menampakkan kegembiraan atas kelahiran Nabi ﷺ.”

Imam Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah bahkan menegaskan bahwa Nabi Muhammad ﷺ merupakan nikmat terbesar yang Allah anugerahkan kepada manusia. Oleh karena itu, sepantasnya umat Islam bergembira dan bersyukur atas kelahiran beliau.

Pernyataan para ulama ini semakin memperkuat pesan bahwa amalan yang lahir dari rasa cinta kepada Nabi ﷺ, termasuk peringatan maulid, selalu bernilai sebagai kebaikan di sisi Allah.

Cinta kepada Nabi ﷺ sebagai Jalan Keselamatan

Selain itu, Rasulullah ﷺ menegaskan sendiri mengenai pentingnya cinta kepada beliau. Dalam sebuah hadis sahih, Nabi ﷺ bersabda:

“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini memberikan harapan besar. Jika seorang hamba mengisi hatinya dengan cinta kepada Nabi ﷺ, maka kelak ia akan berkumpul bersama Rasulullah ﷺ di akhirat. Para ulama menyebut hal ini sebagai “buah dari cinta sejati.”

Kisah pemuda Basrah dalam kitab I’anatut Thalibin ini memberikan pelajaran yang mendalam. Kita tidak boleh meremehkan amalan yang tumbuh dari hati yang tulus mencintai Nabi Muhammad ﷺ. Sekecil apa pun bentuk penghormatan kepada Rasulullah, Allah mampu menjadikannya sebab turunnya rahmat dan kemuliaan.

Semoga Allah selalu menanamkan dalam hati kita kerinduan kepada Rasulullah ﷺ, hingga akhirnya Allah mempertemukan kita bersama beliau di surga.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement