SURAU.CO. Bulan Rabi’ul Awwal, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, selalu disambut umat Islam dengan sukacita. Gema sholawat termasuk lantunan Sholawat Badar, ungkapan cinta dan penghormatan kepada Rasulullah Saw, berkumandang di seluruh pelosok negeri. Rabi’ul Awwal menjadi momentum untuk merenungkan teladan Nabi dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Di tengah suasana penuh berkah ini, kita juga mengenang para ulama yang mewariskan jalan mendekatkan diri kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Salah satunya adalah KH. Ali Manshur, seorang ulama kharismatik dari Tuban. Kiai Ali, dengan ketulusan hatinya, mengukir sejarah melalui karya agungnya, Sholawat Badar. Sholawat ini bukan hanya lantunan doa, tetapi juga simbol persatuan dan semangat perjuangan umat Islam.
KH. Ali Manshur: Sang Ulama Pencipta Sholawat Badar
Lahir pada 13 Maret 1921 di Jember, KH. Ali Manshur Shiddiq tumbuh dalam lingkungan keluarga ulama. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan membawanya menempuh pendidikan di berbagai pesantren ternama. Beliau belajar di Tremas Pacitan, Lasem, Tebuireng Jombang, hingga Lirboyo Kediri. Di Lirboyo, Kiai Ali memperdalam ilmu agama dan mengasah kemampuan dalam sastra Arab.
Kiprah Kiai Ali tidak hanya terbatas pada dunia pesantren. Beliau juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan, bergabung dengan Laskar Hizbullah di masa revolusi. Pada Pemilu 1955, dan Kiai Ali juga terpilih sebagai anggota Konstituante mewakili Nahdlatul Ulama (NU) untuk daerah Bali–Nusa Tenggara pada 1955. Hal ini menunjukkan dedikasinya terhadap bangsa dan negara sehingga cukup masyhur dengan sebutan kiai yang peduli terhadap nasib umat dan bangsa.
Lahirnya Sholawat Badar: Sebuah Warisan Spiritual
Jejak paling abadi KH. Ali Manshur lahir dari dunia spiritual. Sekitar tahun 1960-an, di tengah gejolak politik dan perpecahan bangsa, Kiai Ali menciptakan sebuah syair Arab berjudul Sholawat Badar. Pemilihan nama “Badar” bukan tanpa alasan. Nama ini mengingatkan pada kemenangan umat Islam dalam Perang Badar, meskipun jumlah mereka sedikit. Melalui sholawat ini, Kiai Ali ingin menyatukan umat, menguatkan batin, dan menjadi simbol perlawanan terhadap segala bentuk penindasan.
Kisah kelahiran sholawat ini juga sarat dengan nuansa spiritual. Kiai Ali pernah bermimpi didatangi para ahli Perang Badar sebelum menulis bait-baitnya. Hal ini menjadi bukti kuatnya inspirasi spiritual di balik karya agung ini. Sholawat Badar memiliki keistimewaan. Sederhana, ritmis, dan mudah diingat. Maknanya mendalam, mampu menyentuh hati setiap pendengarnya.
Dari Banyuwangi, lantunan Sholawat Badar menyebar ke seluruh Nusantara. Sholawat ini resmi menjadi Mars NU pada Muktamar ke-28 di Yogyakarta (1989). sebagaimana KH. Abdurrahman Wahid menegaskan hal ini.
Warisan Sholawat Badar: Menginspirasi Sepanjang Masa
KH. Ali Manshur wafat pada 24 Maret 1971 di Tuban. Makamnya berada Desa Maibit (Maibit Kulon), Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Hingga kini, makamnya ramai dengan peziarah dan di sekitarnya, berdiri monumen Sholawat Badar. Sampai hari ini warisannya diakui negara, yang dibuktikan dengan penganugerahan Bintang Budaya Parama Dharma pada tahun 2024 yang lalu.
Sholawat Badar tetap hidup dan relevan hingga hari ini. Ia dilantunkan di berbagai kesempatan. Pesantren, majelis taklim, hingga aransemen musik modern, semuanya mengumandangkan sholawat ini. Relevansinya sangat jelas, bahwa umat kini tidak lagi berperang dengan senjata namun mereka melawan kemalasan, ketidakadilan, dan krisis spiritual.
Jangan Lelah Mencintai Nabi
Melalui Sholawat Badar, KH. Ali Manshur seakan terus mengingatkan kita. Jangan pernah lelah mencintai Rasulullah SAW. Jangan pernah menyerah pada keadaan. Selalu bersandar kepada Allah SWT dalam setiap perjuangan.
Rabi’ul Awwal adalah bulan penuh harapan.
Cahaya Nabi Muhammad Saw selalu menyinari hati umatnya. Karena itu, setiap kali kita melantunkan Sholawat Badar, kita semakin kuat merajut cinta kepada beliau. Lebih dari itu, melalui sholawat tersebut, kita meneguhkan iman dan memperkokoh semangat untuk menghadapi zaman yang terus berubah.(kareemustofa)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
