SURAU.CO-Ketika hujan deras disertai angin kencang, banyak orang panik dan kehilangan arah. Doa perlindungan mampu menenangkan hati, menjaga pikiran tetap jernih, dan mengarahkan langkah pada tindakan nyata. Awali dengan ta’awwudz, basmalah, lalu mohon keselamatan: “Ya Allah, lindungi kami, keluarga, dan tetangga dari bahaya hujan, angin, dan banjir. Berikan keselamatan dan kemudahan.”
Ayat Kursi serta surat Al-Falaq dan An-Nas sering dipilih sebagai pelindung diri. Contoh doa singkat: “Ya Allah, selamatkan kami dari bencana dan jauhkan dari bala.” Dalam bahasa Arab: اللهم احفظنا من كل سوء (Allahumma ihfazna min kulli sú’). Saat badai melanda kampung saya, warga yang membaca doa dengan tenang mampu menenangkan suasana. Mereka langsung membagi tugas, mengevakuasi anak-anak, dan mengamankan barang penting.
Relawan kebencanaan juga mengalami hal serupa. Mereka membuka misi dengan doa, lalu turun ke lapangan dengan tenang. Hasilnya, koordinasi berjalan lebih lancar dan korban cepat tertolong.
Doa Perlindungan: Bacaan Ringkas Saat Cuaca Buruk
Doa harus menyatu dengan ikhtiar. Siapkan tas darurat berisi air bersih, makanan instan, lampu senter, obat-obatan, serta dokumen penting dalam wadah tahan air. Periksa atap rumah, kunci pintu rapat, dan simpan barang-barang ringan agar tidak terhempas angin.
Saat hujan deras, hindari bepergian kecuali benar-benar mendesak. Jika terpaksa keluar, berkendara perlahan dan jauhi genangan. Arus air bisa menyeret kendaraan. Bila banjir meningkat, segera pindah ke tempat lebih tinggi dan jauhi kabel listrik yang basah. Catat nomor darurat, simpan di ponsel, dan siapkan baterai cadangan.
Komunitas lebih tangguh bila memiliki pemetaan risiko. Tandai jalur evakuasi, titik rawan banjir, dan lokasi penampungan. Gunakan karung pasir untuk menghalau air, tanam pohon sebagai penahan erosi, dan adakan pelatihan pertolongan pertama. Teknologi sederhana seperti radio komunitas, grup pesan darurat, atau SMS peringatan dini terbukti membantu koordinasi.
Amalan dan Langkah Keselamatan Saat Hujan Lebat & Angin Kencang
Jika kondisi semakin parah, segera hubungi layanan darurat atau posko terdekat. Jangan menunggu terlalu lama. Radio lokal atau pengeras suara RT sering menjadi panduan utama saat jaringan seluler mati. Setelah keadaan aman, dokumentasikan kerusakan untuk klaim bantuan dan evaluasi rencana evakuasi keluarga.
Pemulihan pascabencana juga membutuhkan perhatian. Korban sering membutuhkan tempat tinggal sementara, makanan, dan dukungan mental. Doa bersama memulihkan semangat, sementara gotong royong mempercepat pemulihan lingkungan. Evaluasi setiap pengalaman agar keluarga semakin siap menghadapi musim hujan berikutnya.
Akhirnya, doa memohon perlindungan bukan hanya ritual. Doa menggerakkan hati agar tetap kuat dan memberi dorongan untuk bertindak cepat. Dengan doa, kesiapan keluarga, dan solidaritas masyarakat, kita bisa menghadapi hujan lebat serta angin kencang dengan lebih percaya diri dan tangguh.
Dalam sejarah Islam, Rasulullah ﷺ mencontohkan doa khusus saat angin kencang. Beliau membaca, “Allahumma inni as’aluka khairaha, wa a’udzu bika min sharriha” yang artinya: “Ya Allah, aku memohon kebaikan angin ini dan berlindung kepada-Mu dari keburukannya.” Doa singkat ini bisa kita amalkan kapan saja.
Pengalaman komunitas pesisir menunjukkan doa dan kesiapan berjalan berdampingan. Warga yang rutin mengadakan doa bersama sebelum musim hujan cenderung lebih siap menghadapi badai. Mereka menata jalur evakuasi, membangun sistem komunikasi, dan menguatkan solidaritas sosial. Hasilnya, korban berkurang, rasa aman tumbuh, dan kehidupan kembali pulih lebih cepat.
Selain doa dan langkah praktis, penting bagi setiap keluarga untuk melatih anak-anak menghadapi situasi darurat. Ajarkan mereka doa singkat, cara mencari tempat aman, dan nomor darurat yang harus dihubungi. Dengan latihan sederhana, anak-anak lebih siap, tidak panik, dan mampu membantu orang tua saat bencana datang. (Hendri Hasyim)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
