Doa
Beranda » Berita » Doa Saat Bepergian, Sebelum dan Sesudahnya

Doa Saat Bepergian, Sebelum dan Sesudahnya

Ilustrasi Doa Saat Bepergian
Ilustrasi Doa Saat Bepergian

Surau.co – Berpergian sudah menjadi rutinitas semua orang, termasuk kita umat muslim. Nyaris tidak ada manusia yang tidak pernah berpergian dalam kehidupannyanya. Minimal, ada saja keperluan sekedar pergi ke pasar atau jalan-jalan.

Dalam bepergian, tentu ada harapan agar perjalanan berjalan lancar, aman, dan penuh keberkahan. Tak hanya itu, yang tak kalah penting adalah bisa pulang dalam kondisi selamat. Tentu kita tidak ingin, niat kita keluar rumah justru berujung celaka atau musibah.

Dalam tradisi Islam, perjalanan bukan sekadar urusan berpindah dari satu titik ke titik lain. Di dalamnya juga adalah momentum spiritual. Karena bepergian, bisa punya dampak yang besar. Nabi Muhammad SAW misalnya, pernah pergi dari Makkah ke Madinah, momentum perjalanan besar yang mengubah arah sejarah.

Karena itu, syariat Islam memberi perhatian khusus pada adab bepergian. Kita dianjurkan untuk tidak melupakan aspek spiritual tersebut, yakni dengan tetap mengingat Allah dalam setiap perjalanan yang kita lalui. Harapannya, Allah mau melindungi kita dari marabahaya.

Doa Saat Bepergian

Sejak berabad-abad lalu, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan doa-doa khusus yang perlu dibaca ketika bepergian. Doa ini bukan hanya simbol, tetapi juga pegangan batin yang menenangkan. Doa juga bukan sekadar lantunan lisan, melainkan juga ikrar penyerahan diri kepada Allah.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Salah satu doa paling masyhur ketika bepergian diriwayatkan dalam hadits :

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah SAW jika telah duduk di atas tunggangannya dalam rangka hendak bersafar, maka beliau bertakbir Allahu Akbar sebanyak tiga kali, kemudian beliau berdoa :

‘Subhanalladzi sakhkhara lana hadza wa maa kunna lahuu muqrinin wa inna ilaa rabbina lamunqalibuun. Allaahumma innaa nas-aluka fii safarinaa haadzal birra wat-taqwaa, wa minal ‘amali maa tardhaa. Allaahumma hawwin ‘alainaa safaranaa haadzaa wathwi ‘annaa bu’dah, Allaahumma antash-shaahibu fis-safari wal khaliifatu fil ahli, Allaahumma innii a’uudzu bika min wa’tsaa-is-safari wa ka-aabatil manzhari wa suu-il munqalabi fil maali wal ahli.’

Artinya :

“Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat)). Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang meridhakanMu. Yaa Allah, permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan kepulangan yang jelek dalam harta dan keluarga.”

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Doa tersebut memuat pesan mendalam. Pertama, ada pengakuan bahwa kendaraan, apa pun bentuknya hanyalah sarana. Kecanggihan transportasi tak boleh membuat manusia sombong. Sebab pada hakikatnya Allah-lah yang menundukkan kendaraan itu untuk kita.

Kedua, doa ini juga mengingatkan bahwa perjalanan selalu berpotensi membawa risiko. Mulai dari kelelahan, kecelakaan, hingga musibah yang tak terduga. Dengan berdoa, seorang muslim mengakui keterbatasan dirinya, sembari memohon perlindungan Sang Maha Kuasa.

Doa Saat Pulang

Tak hanya saat hendak bepergian, Rasulullah juga mengajarkan doa khusus saat kembali dari perjalanan. Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa ketika pulang, Nabi membaca ulang doa saat bepergian dengan menambah :

‘Aayibuuna taa-ibuuna ‘aabiduuna lirobbinaa haamiduun’.

Artinya :

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

“Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Tuhan kami.”

Doa pulang ini menunjukkan siklus spiritual yang indah. Perjalanan bukan hanya membawa oleh-oleh fisik, tetapi juga oleh-oleh rohani berupa taubat dan syukur. Seorang muslim diajak untuk pulang dengan hati yang lebih bersih dan tekad baru dalam beribadah.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement