Umat Islam di seluruh dunia menyambut datangnya bulan istimewa. Bulan ini adalah Rabiul Awal 1446 Hijriah. Bulan ketiga dalam kalender Islam ini memiliki makna yang sangat mendalam. Di dalamnya, seorang pemimpin agung dan teladan umat manusia dilahirkan. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW.
Kedatangan Rabiul Awal selalu membawa suasana sukacita. Ini adalah momen untuk merefleksikan kembali cinta kita kepada Rasulullah. Kelahiran beliau merupakan anugerah terbesar dari Allah SWT. Beliau diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Oleh karena itu, bulan ini menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat ikatan spiritual dengan beliau.
Menunjukkan kegembiraan atas kelahiran Nabi adalah bentuk syukur. Rasa syukur ini memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Para ulama menjelaskan bahwa merayakan Maulid adalah wujud pengagungan terhadap Nabi. Salah satunya adalah pandangan dari ulama besar Imam Jalaluddin as-Suyuthi.
Beliau memberikan penjelasan mendalam tentang perayaan ini. Dalam kitabnya, beliau menguraikan esensi dari peringatan Maulid Nabi.
Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya Al-Hawai Lil Fatawi juz 1 halaman 218 menegaskan: “Bahwa asal perbuatan merayakan kelahiran Nabi Saw, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi Saw sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala. Sebab, perbuatan itu mengagungkan derajat Nabi Saw, dan menunjukkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad Saw yang mulia.”
Makna dan Keistimewaan Rabiul Awal
Rabiul Awal sering disebut sebagai bulan Maulid. Hal ini karena kata “maulid” secara harfiah berarti hari kelahiran. Tentu saja, keistimewaan utamanya terletak pada peristiwa agung kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebab, kelahiran beliau menandai dimulainya era baru bagi peradaban manusia, di mana beliau membawa risalah tauhid dan akhlak mulia. Oleh karena itu, menunjukkan kegembiraan atas anugerah ini menjadi sebuah amalan yang dianjurkan.
Lalu, bagaimana para ulama memandang ekspresi kegembiraan ini? Apakah hal ini memiliki dasar yang kuat dalam pemikiran Islam? Untuk menjawabnya, kita dapat merujuk pada penjelasan salah satu cendekiawan terkemuka, Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Kutipan berikut tidak hanya memberikan legitimasi, tetapi juga menegaskan bahwa tindakan ini bernilai pahala sebagai wujud pengagungan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Lima Amalan Utama di Bulan Rabiul Awal
Bagaimana cara terbaik mengisi bulan yang mulia ini? Ada beberapa amalan yang dapat kita lakukan. Amalan ini bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dan meneladani Rasulullah. Berikut adalah lima amalan utama yang bisa Anda praktikkan.
1. Membaca dan Mempelajari Sirah Nabawiyah
Salah satu cara terbaik mencintai Nabi adalah dengan mengenalinya. Kita bisa membaca kembali Sirah Nabawiyah atau sejarah hidup beliau. Kisah hidupnya penuh dengan teladan luar biasa. Dari masa kecil hingga menjadi Rasul, setiap fasenya memberikan pelajaran berharga. Ini akan menumbuhkan rasa cinta dan kekaguman kita.
2. Memperbanyak Shalawat dan Salam
Bulan Rabiul Awal adalah waktu yang tepat untuk melantunkan shalawat. Allah SWT sendiri bershalawat kepada Nabi. Perintah ini juga ditujukan kepada orang-orang beriman. Shalawat adalah doa dan pujian untuk Rasulullah. Amalan ini mendatangkan ketenangan hati dan syafaat di hari kiamat.
3. Meneladani Akhlak Luhur Rasulullah
Nabi Muhammad SAW adalah teladan akhlak yang sempurna. Beliau memiliki sifat jujur, amanah, penyayang, dan pemaaf. Mari kita jadikan bulan ini sebagai momentum evaluasi diri. Kita dapat mencoba meniru akhlak mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dari hal kecil, seperti berkata jujur dan berbuat baik kepada tetangga.
4. Meningkatkan Kualitas Ibadah
Ekspresikan rasa syukur kita melalui peningkatan ibadah. Kita bisa menambah amalan sunnah. Misalnya, melaksanakan shalat dhuha, tahajud, dan puasa Senin-Kamis. Selain itu, perbanyak membaca Al-Qur’an dan berdzikir. Ibadah yang berkualitas akan membersihkan jiwa dan mendekatkan kita kepada Sang Pencipta.
5. Berbagi Kebahagiaan dengan Bersedekah
Rasulullah adalah sosok yang sangat dermawan. Beliau selalu mengajarkan umatnya untuk peduli terhadap sesama. Di bulan kelahiran beliau, mari kita berbagi kebahagiaan. Kita dapat bersedekah kepada fakir miskin atau anak yatim. Memberi makan orang lain adalah salah satu tradisi baik dalam perayaan Maulid.
Kesimpulan
Rabiul Awal 1446 H adalah kesempatan emas. Mari kita manfaatkan bulan ini untuk memperdalam cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan meneladani jejaknya, kita berharap mendapatkan ridha Allah SWT dan syafaat beliau kelak. Selamat datang, wahai bulan penuh berkah.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
