Pendidikan
Beranda » Berita » Pendidikan Seks pada Anak Menurut Islam: Benteng Awal Melindungi dari Predator Seksual

Pendidikan Seks pada Anak Menurut Islam: Benteng Awal Melindungi dari Predator Seksual

Ilustrasi pendidikan seks pada anak
Ilustrasi pendidikan seks pada anak

Kasus pelecehan seksual pada anak kian mengkhawatirkan. Banyak orang tua cemas dan mencari cara terbaik melindungi buah hatinya. Salah satu solusi paling efektif adalah memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini. Namun, istilah “pendidikan seks” seringkali menimbulkan keraguan. Sebagian masyarakat menganggapnya tabu dan tidak sesuai dengan nilai agama.

Padahal, dalam pandangan Islam, edukasi ini justru menjadi sebuah keharusan. Tentu saja, konteksnya berbeda dengan pemahaman liberal. Islam mengenalkan konsep ini sebagai tarbiyah jinsiyah, yaitu pendidikan berbasis fitrah untuk menjaga kehormatan diri dan melindungi anak dari kejahatan. Ini bukan tentang mengajarkan hubungan intim. Ini adalah tentang membangun kesadaran dan pertahanan diri.

Mengapa Pendidikan Seks Sejak Dini Begitu Penting?

Predator seringkali menargetkan anak-anak yang rentan. Mereka memanfaatkan kepolosan anak untuk melancarkan aksinya. Orang tua akan terlambat jika menunda edukasi hingga anak beranjak remaja. Ingat, predator tidak menunggu anak-anak puber untuk beraksi. Karena itu, orang tua wajib membekali anak dengan pengetahuan yang cukup sejak dini.

Anak harus memahami bagian tubuh mana yang bersifat pribadi. Mereka juga harus tahu bahwa tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya. Pengetahuan ini membantu mereka membedakan mana sentuhan kasih sayang dan mana sentuhan yang melecehkan.”. Pendidikan ini memberdayakan anak untuk berkata “tidak” dan segera melapor jika mengalami hal yang tidak nyaman.

Pandangan Islam Mengenai Tarbiyah Jinsiyah

Islam adalah agama yang komprehensif. Ajarannya mencakup semua aspek kehidupan, termasuk perlindungan anak. Konsep pendidikan seks pada anak selaras dengan prinsip menjaga jiwa (hifdzun nafs) dan menjaga keturunan (hifdzun nasl). Orang tua memiliki amanah untuk melindungi anak-anak mereka secara fisik dan mental.

Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

Ustadz Amir, seorang konselor keluarga Islami, menyatakan, “Islam mengajarkan batasan sejak dini. Konsep meminta izin sebelum masuk kamar orang tua adalah pelajaran fundamental tentang privasi dan batasan tubuh. Ini adalah fondasi dari tarbiyah jinsiyah.”

Beberapa prinsip Islam yang mendukung edukasi ini antara lain:

  1. Konsep Aurat: Mengajarkan anak tentang aurat sejak kecil menanamkan rasa malu (haya’) yang positif. Mereka belajar bahwa ada bagian tubuh yang harus dijaga dan ditutupi. Ini membangun kesadaran akan kepemilikan tubuh mereka sendiri.

  2. Menjaga Pandangan: Perintah untuk menundukkan pandangan berlaku untuk semua. Anak-anak diajarkan untuk tidak melihat hal-hal yang tidak pantas.

  3. Pentingnya Izin: Seperti disebutkan sebelumnya, ajaran untuk meminta izin sebelum memasuki ruang pribadi orang lain adalah pelajaran konkret tentang menghargai batas.

    Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Langkah Praktis bagi Orang Tua Muslim

Orang tua seringkali bingung harus memulai dari mana. Ketakutan dan rasa canggung menjadi penghalang utama. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan:

  • Gunakan Istilah yang Tepat: Sebutkan nama organ vital dengan nama biologisnya, bukan nama samaran. Misalnya, penis dan vagina. Ini menghilangkan kesan tabu dan membantu anak lebih mudah melapor jika terjadi sesuatu.

  • Ajarkan Sentuhan Baik dan Buruk: Jelaskan bahwa sentuhan baik adalah pelukan dari ibu atau usapan di kepala. Sentuhan buruk adalah sentuhan di area pribadi (dada, bibir, area kemaluan, dan pantat) yang membuat tidak nyaman.

  • Kenalkan Konsep “Tubuhku Milikku”: Tanamkan pada anak bahwa tidak ada seorang pun yang berhak menyentuh, melihat, atau membicarakan area pribadinya tanpa izin.

  • Latih Anak Berkata “Tidak”: Dorong anak untuk berani menolak sentuhan atau ajakan yang membuat mereka tidak nyaman. Yakinkan mereka bahwa mereka tidak akan dimarahi jika melapor.

    Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

  • Jadilah Tempat Aman untuk Bercerita: Ciptakan komunikasi yang terbuka. Pastikan anak merasa nyaman untuk menceritakan apa pun kepada Anda tanpa takut dihakimi atau disalahkan.

Seorang psikolog anak, Dr. Aisyah, menegaskan, “Mengajarkan anak tentang aurat dan batasan tubuh bukan untuk mengekang mereka. Sebaliknya, ini memberinya kekuatan untuk berkata, ‘Ini tubuhku, dan kamu tidak boleh menyentuhnya sembarangan’. Ini adalah alat pertahanan diri yang paling mendasar.”

Memberikan pendidikan seks pada anak dalam kerangka Islam bukanlah hal yang tabu. Justru, ini adalah wujud cinta dan tanggung jawab tertinggi orang tua. Dengan membekali anak pengetahuan yang tepat sesuai usianya, kita membangun benteng pertama dan terkuat untuk melindungi mereka dari ancaman pelecehan seksual. Sudah saatnya orang tua membuang rasa canggung dan memulai percakapan penting ini.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement