Khazanah
Beranda » Berita » Bahaya Adu Domba

Bahaya Adu Domba

Bahaya Adu Domba
Namimah Dapat Menyebebkan Putusnya Tali Silaturahmi. (Foto: Istimewa)

SURAU.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah adu domba. Kata ini biasanya merujuk pada perbuatan buruk seseorang yang dengan sengaja menebar fitnah, menghasut, atau mengadu dua pihak agar saling bermusuhan. Meski terlihat sepele, adu domba memiliki dampak besar yang bisa menghancurkan hubungan persaudaraan, merusak kepercayaan, bahkan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.

Islam, sebagai agama yang mengajarkan kasih sayang dan persaudaraan, sangat mengecam perbuatan adu domba. Perbuatan ini termasuk dosa besar yang ancamannya bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Dalam artikel ini, mari kita renungkan bagaimana Islam memandang adu domba, apa bahayanya, dan bagaimana kita bisa menjaga diri dari perbuatan tercela ini.

Adu Domba dalam Perspektif Islam

Dalam bahasa Arab, adu domba dikenal dengan istilah namîmah, yaitu menyampaikan perkataan seseorang kepada pihak lain dengan maksud merusak hubungan di antara keduanya. Seseorang yang melakukan perbuatan ini disebut nammâm. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR.Muslim)

Hadis ini sangat jelas menunjukkan betapa besarnya dosanya. Bukan hanya dianggap perbuatan buruk, tetapi sampai menjadi penghalang seseorang masuk surga. Ini menandakan bahwa adu domba bukan dosa kecil, melainkan dosa besar yang sangat berbahaya.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Al-Qur’an juga mengingatkan tentang bahaya orang-orang yang gemar menebar keburukan melalui lidahnya. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang suka menyebarkan fitnah (adu domba).” (QS. Al-Qalam : 10–11)

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang suka adu domba adalah orang hina, tidak terhormat, dan tidak layak dijadikan teladan.

Bahaya Adu Domba

Mengapa Islam begitu keras terhadap perbuatan adu domba? Karena dampaknya begitu besar. Berikut beberapa bahaya adu domba dalam kehidupan:

  1. Merusak Persaudaraan

Adu domba menumbuhkan kebencian, dan permusuhan. Padahal Allah telah memerintahkan agar kaum muslimin menjaga persaudaraan. Sekali kepercayaan rusak karena adu domba, sangat sulit untuk berharap kembali.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

  1. Menyulut Konflik

Banyak konflik besar dalam sejarah yang berawal dari kata-kata kecil yang dipelintir dan disebarkan. Adu domba bisa menjadi api yang membakar perapian antarindividu, bahkan antarkelompok dan bangsa.

  1. Menghilangkan Keberkahan

Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa persaudaraan dan kasih sayang menghadirkan keberkahan. Sebaliknya, adu domba mengundang murka Allah dan menjauhkan keberkahan dari kehidupan.

  1. Menjerumuskan Pelakunya ke Neraka

Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ menceritakan tentang dua orang yang disiksa di dalam kubur. Salah satunya adalah karena tidak menjaga kebersihan dari najis, dan yang satunya karena suka mengadu domba. Hal ini menunjukkan betapa beratnya dosa tersebut.

Kisah tentang Bahaya Adu Domba

Dalam sejarah, kita bisa melihat betapa bahayanya adu domba. Salah satu contohnya terjadi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Kelompok pemberontak yang dipimpin oleh orang-orang munafik berhasil memprovokasi dan mengadu domba umat Islam dengan menyebarkan fitnah terhadap Khalifah Utsman. Akibatnya, terjadi pemberontakan yang berakhir pada wafatnya beliau.

Peristiwa tragis ini menjadi pelajaran berharga bahwa adu domba bisa menghancurkan umat dan melahirkan tragedi besar. Fitnah dan provokasi kecil yang disebarkan dengan sengaja bisa menyebabkan konflik besar yang sulit diredam.

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Cara Menjaga Diri dari Adu Domba

Islam memberi panduan bagaimana kita menjauh dari adu domba. Berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan:

  1. Menjaga Lidah

Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan menjaga lidah, kita tidak bisa terhindar dari menyampaikan hal-hal yang bisa memicu permusuhan.

  1. Tidak Mudah Percaya pada Kabar

Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan musikbah kepada suatu kaum karena keburukan, yang akhirnya kalian menyesali perbuatan itu.” (QS. Al-Hujurat : 6)

Ayat ini mengajarkan agar kita tidak mudah percaya pada setiap kabar yang datang, apalagi jika tujuannya merusak hubungan.

  1. Menjadi Penengah yang Baik

Daripada menjadi penyebar konflik, jadilah penengah yang mendamaikan. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu.”
(QS. Al-Hujurat : 10)

Seorang muslim seharusnya menjadi perekat persaudaraan, bukan pemicu perpecahan.

  1. Memohon Perlindungan kepada Allah

Doa adalah senjata seorang mukmin. Kita bisa berdoa agar dijauhkan dari sifat buruk, termasuk sifat suka mengadu domba. Dengan pertolongan Allah, hati akan lebih terjaga dari penyakit hasad dan dendam yang menjadi akar dari adu domba.

Menebar Kebaikan, Bukan Perpecahan

Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan kebencian dan permusuhan. Kita semua pasti ingin hidup damai, tenteram, dan penuh keberkahan. Maka, jangan sampai lisan kita menjadi penyebab orang lain saling bermusuhan.

Sebaliknya, mari gunakan lisan kita untuk menebar kebaikan, menyampaikan kabar yang menenangkan hati, dan menjadi jembatan persaudaraan. Kata-kata kita bisa menjadi obat, tapi bisa juga menjadi racun. Pilihlah untuk menjadikannya obat yang menyembuhkan, bukan racun yang meracuni hubungan.

Adu domba adalah perbuatan hina yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Dampaknya tidak hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga membawa petaka di akhirat. Islam mengajarkan kita untuk menjaga lisan, tidak mudah percaya pada kabar, serta selalu berusaha mendamaikan orang yang berselisih.

Mari kita renungkan: apakah lisan kita selama ini lebih banyak membawa kedamaian, atau justru menambah keretakan? Semoga kita semua mampu menjaga diri dari perbuatan tercela ini, dan sebaliknya menjadi pribadi yang menebar kedamaian di mana pun berada.

Karena sejatinya, seorang muslim sejati adalah yang menyelamatkan orang lain dari keburukan lisan dan tangan. Dengan itulah kita bisa meraih rahmat Allah di dunia dan akhirat.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement