SURAU.CO – Hari Kiamat adalah peristiwa besar yang pasti akan datang. Allah Ta’ala telah menetapkannya sebagai akhir dari kehidupan dunia ini. Namun, kapan waktunya, tidak ada seorang pun yang tahu, kecuali Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya memberikan isyarat dan tanda-tanda sebagai peringatan agar kita mempersiapkan diri.
Syeikh Ahmad Al-Misri, seorang ulama asal Mesir, menjelaskan mengapa penting bagi umat Islam untuk membahas peristiwa Hari Kiamat. Beliau menguraikan delapan alasan utama yang membuat pembahasan ini bukan sekedar teori, melainkan kebutuhan bagi setiap muslim.
Mengapa Penting Membahas Hari Kiamat?
1.Untuk Membenarkan Iman Kita tentang Hal Ghaib
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
لَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al-Baqarah : 3)
Beriman kepada yang ghaib artinya meyakini apa pun yang Allah dan Rasul-Nya kabarkan, meskipun akal belum mampu menjangkaunya. Termasuk di dalamnya adalah meyakini Hari Kiamat dan tanda-tandanya.
2. Mendorong Ketaatan kepada Allah
Mengimani Kiamat membuat kita sadar bahwa hidup di dunia hanyalah sementara. Semua amal akan diperhitungkan. Kesadaran ini menjadi motivasi untuk semakin taat kepada Allah dan mempersiapkan diri sebelum ajal tiba.
3. Mengingatkan Hukum Fiqih Syar’i
Pembahasan tentang Kiamat seringkali berkaitan dengan hukum-hukum syar’i. Misalnya, ketika Rasulullah SAW menjelaskan masa tinggal Dajjal di bumi selama 40 hari, dengan satu hari panjangnya seperti setahun. Para sahabat bertanya, apakah cukup dengan salat sehari sekali pada hari itu? Nabi menjawab: “Tidak, perkirakanlah waktunya dan tetaplah melaksanakan shalat sesuai kadarnya.” (HR Muslim).
Hal ini menunjukkan, pembahasan Kiamat bukan hanya urusan akidah, tetapi juga menyentuh aspek fiqih.
4. Membenarkan Berita Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering menyampaikan kabar tentang masa depan, termasuk peristiwa akhir zaman. Semua yang beliau sampaikan terbukti benar. Ini sekaligus memperkuat keimanan kita bahwa Nabi adalah utusan Allah yang membawa wahyu, bukan ucapan hawa nafsu.
5. Mengetahui Fitnah Hari Kiamat untuk Mengantisipasi
Setiap nabi memberi tahu umatnya tentang Dajjal. Namun, hanya Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan ciri-cirinya dengan sangat rinci. Tujuannya agar umat Islam tidak tertipu. Pengetahuan ini menjadi bekal menghadapi fitnah besar di akhir zaman.
6. Persiapan Menghadapi Masa Depan
Ilmu tentang Kiamat ibarat “sedia payung sebelum hujan”. Umat Islam diberi peringatan agar tidak kaget ketika fitnah besar itu benar-benar datang. Dengan demikian, kita bisa bersiap sejak sekarang.
7. Membuka Pintu Harapan
Selain kabar tentang fitnah, Rasulullah SAW juga memberi kabar gembira. Misalnya, peristiwa Malhamah Kubra (perang besar akhir zaman) yang akan menjadi awal kemenangan Islam. Hal ini membuka harapan bahwa meski fitnah besar datang, pertolongan Allah juga menyertai orang-orang beriman.
8. Beriman kepada Tanda-Tanda Kiamat
Umat Islam wajib meyakini tanda-tanda Kiamat sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis sahih. Keyakinan ini menguatkan iman dan membuat hati teguh ketika menghadapi kenyataan.
Tanda-Tanda Kiamat
1. Kiamat Kecil
Tanda-tanda Kiamat kecil terbagi menjadi tiga:
- Yang sudah terjadi lama. Misalnya diutusnya Nabi Muhammad SAW, terbelahnya bulan, dan munculnya api besar di Madinah.
- Yang sedang dan terus terjadi. Banyaknya anak yang memperlakukan orang tua seperti pembantu, orang miskin yang berlomba membangun gedung tinggi, serta munculnya banyak pendusta (Dajjal kecil).
- Yang belum terjadi. Beberapa tanda kecil masih menunggu waktunya, namun tidak ada yang tahu kapan pastinya.
2. Kiamat Besar
Rasulullah SAW menyebut ada delapan tanda besar menjelang Hari Kiamat:
- Munculnya asap (dukhan).
- Turunnya Dajjal.
- Munculnya binatang melata.
- Terbitnya matahari dari barat.
- Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam.
- Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.
- Tiga kali gempa besar yang menenggelamkan wilayah timur, barat, dan Jazirah Arab.
- Munculnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpul.
Penutup
Mengingat Hari Kiamat seharusnya tidak membuat kita takut berlebihan, melainkan menumbuhkan kesadaran. Dunia bukan tujuan akhir, melainkan ladang amal. Dengan iman yang benar, amal saleh, dan persiapan diri seperti yang disampaikan Syeikh Ahmad Al-Misri.
Kita juga belajar bahwa Allah Maha Adil. Semua amal akan dipertanggungjawabkan. Tidak ada yang sia-sia, meskipun sekecil biji sawi.
Mari kita jadikan ilmu ini sebagai pengingat untuk terus mendekat kepada Allah, memperbanyak amal, dan menjauhi maksiat. Karena pada akhirnya, yang paling penting bukan kapan Kiamat terjadi, tetapi bagaimana keadaan kita saat Kiamat itu datang. Wallahu a’lam bish shawab.
(Sumber dari Hadis Sahih Muslim dari Huzzaifah Ibnul Yaman radhiyallaahu ‘anhu)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
