Kesehatan
Beranda » Berita » Pandangan Islam tentang Cara Bijak Mengelola Stres

Pandangan Islam tentang Cara Bijak Mengelola Stres

Mengelola Stres
Mengelola Stres

SURAU.CO-Pandangan Islam tentang Cara Bijak Mengelola Stres menuntun kita pada ketenangan yang berakar pada iman dan akal sehat. Pandangan Islam tentang Cara Bijak Mengelola Stres bukan sekadar nasihat rohani, tetapi juga strategi praktis yang bisa diterapkan harian: menata napas, menata pikir, lalu menata sikap. Saya melihat—dari pengalaman langsung dan tidak langsung—bahwa ketika dzikir dipadukan dengan teknik pernapasan, tekanan menurun, fokus kembali pulih, dan keputusan jadi lebih jernih.

Pertama, luruskan makna ujian. Al-Qur’an menegaskan hidup tidak lepas dari “kabar gembira dan duka” sebagai sarana penguatan jiwa. Dalam praktik, mulai dengan micro-pause: tarik napas empat hitungan, tahan dua, hembus enam; sambil berdzikir singkat (misal hasbunallahu wa ni’mal wakil). Ini menenangkan sistem saraf, lalu dzikir menenangkan hati. Kedua, reframe kognitif: ganti “ini musibah berat” menjadi “ini amanah belajar”.

Prinsip sabar-tawakal bukan pasif; ia mendorong langkah aktif—menata prioritas, membatasi beban, dan meminta bantuan ketika perlu. Ketiga, jaga ritme ibadah: shalat tepat waktu membagi hari jadi jeda terstruktur; tahajud memberi ruang refleksi sunyi, yang terbukti meningkatkan kendali diri dan empati. Kombinasi ini membentuk manajemen stres Islami yang konsisten dan tidak lekang waktu.

Mengatasi Stres Menurut Islam & Manajemen Stres Islami

Latih tiga kebiasaan “3S”: syukur, shalat, silaturahmi. Syukur melalui gratitude journaling harian tiga poin—kecil tapi spesifik—menggeser fokus dari kekurangan ke anugerah, mereduksi ruminasi. Shalat sebagai jangkar ritmis: sebelum dan sesudah, lakukan box breathing singkat agar khusyuk.

Silaturahmi menurunkan kesepian; bagi cerita ke orang tepercaya atau ustaz/psikolog, karena curah hati yang aman mempercepat processing emosi. Tambahkan digital minimalism: atur screen time, mute kata kunci pemicu, dan pilih konsumsi konten yang meneduhkan (tilawah, kajian pendek). Terakhir, bangun energy hygiene: tidur cukup, aktivitas fisik ringan setelah Subuh, dan kurangi gula berlebih—tiga hal sederhana yang memperbesar stress tolerance.

Fenomena dan Bahaya Brainwash: Cara Melindungi Pikiran di Era Digital

Islam menuntun manusia agar tidak terjebak dalam pusaran stres berkepanjangan. Dengan memperkuat iman, hati menjadi lebih siap menghadapi ujian hidup. Praktik sederhana seperti dzikir, doa, dan shalat mampu meredakan tekanan. Ketenangan itu hadir bukan hanya di pikiran, tetapi juga pada tubuh dan jiwa.

Stres sering kali datang tanpa permisi, namun Islam memberikan peta jalan untuk mengendalikannya. Ujian dipandang sebagai peluang memperkuat diri, bukan sekadar penderitaan. Dengan niat ikhlas, kita belajar mengambil hikmah di balik peristiwa. Perspektif ini melahirkan ketangguhan mental yang kokoh menghadapi tantangan masa kini maupun masa depan.

Ketenangan Hati & Cara Bijak Mengelola Stres

Keseimbangan lahir batin menjadi prinsip utama dalam manajemen stres Islami. Tubuh membutuhkan istirahat, olahraga ringan, serta makanan sehat. Sementara hati menuntut doa, sabar, dan syukur. Dua hal ini berjalan seiring. Saat tubuh dan hati seimbang, energi positif mengalir lebih stabil sehingga stres dapat dikelola dengan bijak.

Pengalaman banyak orang membuktikan, silaturahmi dapat mengurangi beban mental. Berbagi cerita membuat hati lebih ringan. Islam mengajarkan pentingnya menjaga hubungan sosial, karena dukungan orang lain memperkuat ketahanan diri. Dengan lingkungan yang sehat, stres tidak dibiarkan menumpuk, tetapi diurai secara perlahan dengan semangat persaudaraan dan kasih sayang.

Pada akhirnya, stres bukanlah musuh yang harus dihindari sepenuhnya. Ia bisa menjadi guru jika dikelola sesuai panduan Islam. Setiap tekanan memberi peluang menumbuhkan kesabaran, keikhlasan, serta rasa syukur. Dengan bekal iman, strategi sehat, dan kebiasaan baik, stres berubah menjadi jalan menuju kedewasaan spiritual. (Hen)

Ulama, Syariat Islam dan Tanggung Jawab Moral Di Bawah Konstitusi


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement