Mitos Arwah Gentayangan dan Pandangan Islam.
Di tengah masyarakat Indonesia, kepercayaan terhadap arwah gentayangan masih begitu kuat. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari tradisi, budaya, hingga maraknya film horor yang menjadikan “hantu” sebagai tokoh utama. Sosok seperti kuntilanak, pocong, genderuwo, atau arwah penasaran kerap ditakuti, diyakini benar-benar ada, bahkan dianggap sebagai roh orang mati yang belum tenang.
Namun, dalam kacamata Islam, keyakinan semacam ini tidak memiliki landasan. Ruh orang yang meninggal tidak mungkin lagi kembali ke dunia, apalagi untuk menampakkan diri dan mengganggu manusia. Arwah yang telah berpisah dari jasad akan memasuki satu alam baru yang disebut alam barzakh, yaitu alam penantian antara dunia dan akhirat.
Ruh dalam Islam Tidak Gentayangan
Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an:
> “Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka (orang kafir), dia berkata: ‘Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.”
(QS. Al-Mu’minun: 99-100)
Ayat ini menjadi penegasan bahwa ruh orang yang sudah meninggal tidak akan kembali ke dunia. Permintaan untuk kembali hanyalah sia-sia, karena Allah telah menetapkan barzakh sebagai penghalang yang kokoh. Maka, ruh tidak gentayangan, tidak menampakkan diri, dan tidak mungkin berinteraksi lagi dengan manusia.
Dengan demikian, semua keyakinan yang menyatakan bahwa roh orang mati masih bisa bergentayangan hanyalah mitos yang bertentangan dengan akidah Islam.
Mengapa Masyarakat Percaya pada Hantu?
Ada beberapa faktor yang membuat masyarakat Indonesia masih percaya pada arwah gentayangan:
1. Pengaruh budaya dan tradisi lokal
Sejak dahulu, masyarakat Nusantara memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Arwah leluhur dianggap masih berhubungan dengan dunia orang hidup. Setelah Islam datang, sebagian kepercayaan lama masih terbawa, bercampur dengan keyakinan baru.
2. Industri hiburan (film horor)
Film horor Indonesia sejak era klasik hingga modern selalu menampilkan sosok hantu dari orang mati. Masyarakat percaya bahwa pocong adalah mayat yang belum sempurna prosesi penguburannya, sedangkan kuntilanak adalah arwah perempuan yang meninggal dengan tragis. Pesan ini terserap ke alam bawah sadar penonton, sehingga memperkuat keyakinan mistis.
3. Kurangnya pemahaman agama
Banyak umat Islam yang tidak memahami dalil-dalil Al-Qur’an dan hadis tentang kehidupan setelah mati. Akibatnya, mereka lebih mudah percaya pada cerita turun-temurun atau pengalaman supranatural daripada pada wahyu Allah.
4. Gangguan syaitan dari kalangan jin
Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa jin mampu menjelma dalam berbagai bentuk, menipu pandangan manusia, bahkan menyerupai sosok orang yang sudah mati. Inilah yang kerap disangka sebagai arwah gentayangan, padahal sebenarnya hanyalah tipu daya syaitan.
Peran Jin dalam Fenomena Mistis
Islam mengajarkan bahwa jin adalah makhluk Allah yang diciptakan dari api, mereka hidup berdampingan dengan manusia, namun di alam yang berbeda. Jin ada yang beriman, ada pula yang kafir. Jin kafir inilah yang sering menyesatkan manusia dengan menampakkan diri dalam rupa menyeramkan.
Ketika orang melihat “bayangan arwah”, “suara orang mati”, atau “penampakan pocong”, sejatinya itu adalah tipu daya jin. Tujuannya jelas: membuat manusia takut selain kepada Allah, menanamkan keyakinan yang salah, hingga menjauhkan manusia dari tauhid.
Karena itu, seorang muslim harus yakin bahwa tidak ada ruh gentayangan. Yang ada hanyalah jin yang mempermainkan pandangan manusia.
Menyikapi Ketakutan kepada Hantu
Rasa takut kepada hantu adalah fenomena psikologis sekaligus keimanan. Banyak orang lebih takut kepada hantu daripada takut kepada Allah. Padahal, ketakutan semacam ini hanyalah buatan syaitan. Allah ﷻ berfirman:
> “Sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah.” (QS. An-Nisa: 76)
Maka seorang muslim tidak boleh takut kepada selain Allah. Jika merasa diganggu atau ditakut-takuti oleh makhluk gaib, ada beberapa langkah yang diajarkan Islam:
1. Perkuat tauhid
Yakinlah bahwa hanya Allah yang berkuasa atas hidup dan mati, bukan hantu atau roh gentayangan.
2. Perbanyak dzikir dan doa
Bacalah ayat kursi, Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), serta doa perlindungan yang diajarkan Nabi ﷺ.
3. Shalat dan tilawah Al-Qur’an
Rumah yang di dalamnya dibacakan Al-Qur’an akan dijauhi syaitan.
4. Hindari hiburan yang menanamkan rasa takut palsu
Jangan biasakan menonton film horor atau acara mistis, karena itu hanya membuka pintu was-was dan menanamkan keyakinan salah.
Akibat Buruk Keyakinan Salah tentang Arwah
Mempercayai bahwa arwah bisa gentayangan bukanlah masalah sepele. Keyakinan ini bisa menyeret kepada syirik jika seseorang sampai meminta pertolongan kepada arwah atau takut berlebihan kepada selain Allah.
Di samping itu, keyakinan salah ini juga membuat orang lalai dari hakikat kematian. Seharusnya, ketika mengingat orang mati, kita terdorong untuk mendoakan mereka, bukan takut kepada mereka. Padahal Nabi ﷺ bersabda:
> “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Artinya, yang benar-benar dibutuhkan oleh orang yang sudah meninggal adalah doa, bukan keyakinan bahwa ruhnya gentayangan di dunia.
Mengganti Takut pada Hantu dengan Takut kepada Allah: Seorang muslim seharusnya mengganti rasa takut kepada hantu dengan rasa takut kepada Allah. Takut kepada Allah bukan berarti takut berlebihan, melainkan takut yang melahirkan ketaatan, rasa taubat, dan semangat beramal saleh.
Jika seseorang takut kepada hantu, ia akan lari dan menjauh. Namun jika ia takut kepada Allah, ia justru akan mendekat, memperbanyak doa, dan memperbaiki diri.
Penutup: Saatnya Meluruskan Akidah
Fenomena percaya arwah gentayangan hanyalah buah dari lemahnya iman, pengaruh budaya, dan jebakan hiburan modern. Islam telah mengajarkan dengan jelas: ruh orang yang mati berada di alam barzakh, tidak mungkin kembali ke dunia.
Maka, tugas kita sebagai umat Islam adalah meluruskan akidah, memperkuat tauhid, dan menghapus mitos-mitos yang bertentangan dengan syariat. Jadikan kematian sebagai pengingat untuk memperbanyak amal, bukan sebagai ketakutan terhadap bayangan palsu.
Allah ﷻ telah mengingatkan:
> “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut: 57)
Semoga kita semua dijauhkan dari keyakinan yang keliru, dilindungi dari gangguan syaitan, dan diberikan husnul khatimah ketika ajal menjemput. (Tengku Iskandar, M.Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
