Banyak orang menyukai ramalan zodiak. Mereka membacanya di majalah atau media sosial. Kolom zodiak sering membahas kepribadian, keberuntungan, hingga jodoh. Aktivitas ini tampak seperti hiburan ringan. Namun, bagaimana sebenarnya hukum zodiak dalam Islam? Apakah sekadar membaca untuk iseng diperbolehkan?
Islam memiliki pandangan yang sangat tegas mengenai hal ini. Ajaran Islam meletakkan tauhid sebagai pondasi utama. Tauhid berarti mengesakan Allah SWT dalam segala hal. Termasuk dalam pengetahuan tentang masa depan atau hal gaib. Kepercayaan pada zodiak berpotensi merusak pondasi aqidah seorang muslim.
Membedakan Astrologi dan Astronomi
Penting bagi kita untuk membedakan dua ilmu. Ada astrologi dan ada astronomi. Keduanya sama-sama mengamati benda langit. Namun, tujuan dan kesimpulannya sangat berbeda.
Astronomi adalah ilmu falak. Ilmu ini mempelajari pergerakan bintang, planet, dan galaksi. Tujuannya bersifat ilmiah. Misalnya untuk menentukan arah kiblat, waktu shalat, atau awal bulan hijriah. Islam sangat mendukung ilmu astronomi. Allah bahkan mendorong manusia untuk mempelajari ciptaan-Nya.
Sementara itu, astrologi adalah praktik ramalan. Praktik ini menghubungkan posisi benda langit dengan nasib manusia. Astrologi mengklaim bisa mengetahui karakter dan masa depan seseorang. Inilah praktik yang dilarang keras dalam ajaran Islam. Sebab, ia masuk dalam kategori perdukunan atau meramal nasih (kahinah).
Mengapa Zodiak Terlarang dalam Islam?
Larangan terhadap zodiak dan ramalan bintang berakar pada konsep aqidah. Percaya pada ramalan berarti meyakini ada kekuatan lain selain Allah yang mengetahui hal gaib. Ini adalah bentuk kesyirikan.
Syirik adalah dosa paling besar dalam Islam. Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik jika seseorang meninggal tanpa bertaubat. Pengetahuan tentang masa depan, rezeki, dan kematian adalah hak prerogatif Allah semata. Tidak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah’.” (QS. An-Naml: 65)
Ayat ini sangat jelas. Manusia, jin, bahkan malaikat tidak mengetahui hal gaib. Menghubungkan nasib dengan pergerakan bintang adalah tindakan lancang. Tindakan itu seolah-olah menyamakan ciptaan (bintang) dengan Sang Pencipta (Allah).
Ancaman Bagi yang Mendatangi Peramal
Rasulullah SAW memberikan peringatan keras terkait hal ini. Beliau tidak hanya melarang untuk percaya. Mendatangi atau sekadar bertanya kepada peramal pun sudah memiliki konsekuensi berat.
Dalam sebuah hadis sahih, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ahmad)
Hadis ini menunjukkan betapa seriusnya masalah ini. Membenarkan ramalan dapat menggugurkan keimanan seseorang. Bagaimana jika hanya bertanya tanpa memercayainya? Ternyata, hal itu juga dilarang dan memiliki akibat.
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi peramal, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” (HR. Muslim)
Ancaman ini berlaku bahkan jika seseorang hanya iseng bertanya. Shalatnya tetap wajib dikerjakan. Namun, ia tidak akan mendapatkan pahala selama empat puluh hari. Ini menunjukkan bahwa Islam menutup semua celah yang bisa mengarahkan pada kesyirikan.
Bagaimana Jika Sekadar Hiburan?
Banyak orang berdalih, “Saya hanya membacanya untuk hiburan.” Alasan ini tidak bisa dibenarkan. Membaca ramalan zodiak, bahkan untuk iseng, membuka pintu bagi setan untuk membisikkan keraguan. Awalnya mungkin tidak percaya. Namun, jika ramalan itu kebetulan terjadi, hati bisa mulai goyah.
Iman seseorang bisa terkikis secara perlahan. Selain itu, membaca atau menyebarkan konten ramalan sama saja dengan mempromosikan kemusyrikan. Seorang muslim seharusnya menjadi agen kebaikan, bukan penyebar hal yang dilarang Allah.
Solusi Islam untuk Menghadapi Masa Depan
Islam tidak meninggalkan umatnya dalam kebingungan. Agama ini memberikan solusi yang jauh lebih baik daripada ramalan. Jika seorang muslim merasa khawatir atau bingung, ia diajarkan untuk:
-
Bertawakal: Berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha maksimal.
-
Berdoa: Memohon petunjuk dan kemudahan langsung kepada Sang Pemilik masa depan.
-
Shalat Istikharah: Meminta pilihan terbaik kepada Allah saat dihadapkan pada beberapa opsi.
-
Berikhtiar: Melakukan usaha dan kerja keras untuk mencapai tujuan.
Konsep ini mengajarkan kemandirian dan kebergantungan hanya kepada Allah. Bukan kepada rasi bintang yang merupakan benda mati ciptaan-Nya.
Kesimpulannya, hukum zodiak dalam Islam adalah haram. Baik memercayainya, membacanya, atau sekadar bertanya untuk hiburan. Hal ini karena zodiak dan astrologi merupakan bentuk ramalan yang termasuk dalam dosa syirik. Seorang muslim sejati akan menggantungkan seluruh nasib dan harapannya hanya kepada Allah SWT.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
