SURAU.CO – Doa menjadi senjata orang beriman. Dengan berdoa, hati merasa tenang, jiwa menjadi damai, dan manusia semakin dekat dengan Allah. Namun, banyak orang sering kali mengeluh, “Saya sudah berdoa bertahun-tahun, tetapi mengapa Allah tidak mengabulkan?” Pertanyaan itu wajar, karena manusia memiliki sifat terburu-buru dan ingin segala sesuatu berjalan sesuai keinginannya. Padahal, dalam Islam, doa tidak pernah sia-sia. Allah selalu menjawab setiap doa, hanya saja bentuk jawabannya tidak selalu sama dengan harapan kita.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutus silaturahim, kecuali Allah akan menganugerahkan salah satu dari tiga hal: Allah mengabulkannya segera di dunia, Allah menyediakan untuknya di akhirat, atau Allah melindunginya dari keburukan yang sebanding dengan doanya.” (HR. Ahmad, al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad , dan al-Hakim).
Hadits ini membawa kabar gembira bahwa Allah selalu membalas doa hamba-Nya. Namun, kita juga harus mewaspadai peringatan Nabi ﷺ bahwa doa bisa terhalang karena keadaan diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita harus selalu berlindung kepada Allah agar doa kita tidak tertutup dari penerimaan-Nya.
Doa yang Terhalang
Rasulullah ﷺ pernah menggambarkan keadaan seseorang yang berdoa dengan sungguh-sungguh. Beliau menyebutkan bahwa orang itu mengangkat tangan ke langit sambil memohon, “Ya Rabb, ya Rabb…” Tetapi makanan, minuman, dan pakaiannya berasal dari yang haram. Rasulullah ﷺ lalu bersabda, “Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR.Muslim).
Hadits ini mengajarkan kita bahwa bukan berarti Allah menolak doa, tetapi dosa dan keharaman bisa menghalangi doa menembus langit. Ibarat seseorang yang ingin mengirim surat, namun ia menutup rapat amplopnya menulis tanpa alamat tujuan. Surat itu tentu tidak akan sampai. Begitulah doa yang kita iringi dengan penghalang.
Bentuk penghalang doa bisa bermacam-macam:
- Makanan dan harta yang haram – Rezeki dari riba, suap, atau keadaan membuat doa kita tertolak.
- Hati yang lalai – Rasulullah ﷺ bersabda, “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa itu akan dikabulkan, dan ketahuilah Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak sungguh-sungguh.” (HR.at-Tirmidzi).
- Sifat-tergesa-gesa – Nabi ﷺ bersabda, “Allah akan mengabulkan doa seorang hamba selama ia tidak tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, “Apa maksud tergesa-gesa itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang berkata: aku sudah berdoa, tetapi Allah belum juga mengabulkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari sini kita belajar bahwa Allah tidak menolak doa, tetapi bisa menundanya, mengalihkannya, atau menghalanginya karena dosa dan kelalaian kita sendiri.
Rasulullah ﷺ Berlindung dari Doa yang Tidak Didengar
Rasulullah ﷺ mengajarkan kita agar memohon perlindungan dari doa yang tidak didengar. Beliau berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لا يُسْتَجَابُ لَهَا
“Allahumma inni a’ūdzu bika min ‘ilmin lā yanfa’, wa min qalbin lā yakhsha’, wa min nafsin lā tashba’, wa min du’ā’in lā yusma’.”
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar). (HR.Muslim).
Doa ini menunjukkan betapa pentingnya kita memohon perlindungan agar doa kita tidak tertolak. Jika Rasulullah ﷺ yang maksum saja memohon perlindungan hal itu, apalagi kita yang penuh kelemahan.
Hikmah di Balik Doa yang Belum Dikabulkan
Ketika doa kita belum terkabul, kita tidak boleh tergesa-gesa merasa kecewa. Bisa jadi Allah mengakhiri jawabannya karena Dia tahu waktu yang terbaik untuk kita. Allah berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu. Dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu. Allah, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Bayangkan seseorang yang berdoa agar Allah memudahkannya menikah dengan orang yang ia cintai. Namun Allah tidak mempertemukan mereka. Beberapa tahun kemudian, ia baru sadar bahwa orang itu tidak baik untuk agamanya. Saat itulah ia memahami bahwa tertundanya doa justru menjadi bentuk kasih sayang Allah.
Doa yang belum terkabul juga melatih kita agar semakin sabar, tawakal, dan berserah diri. Seorang ulama berkata, “Ketika Allah mengakhiri doa seorang hamba, itu bukan berarti Allah mengabaikan. Dia justru ingin mendengar rintihan hamba-Nya lebih lama.”
Cara Agar Doa Tidak Tertolak
Supaya doa kita tidak terhalang, ada beberapa hal yang bisa kita usahakan, diantaranya:
- Mengusahakan rezeki halal – Kita harus memastikan makanan, minuman, dan pakaian berasal dari yang halal. Rezeki halal menjadi bahan bakar doa.
- Menghadirkan hati khusyuk – Kita perlu menghadirkan perasaan yang mendalam, bukan sekadar mengucapkan kata-kata.
- Berdoa dengan yakin dan penuh harap – Kita harus yakin bahwa Allah pasti mendengar doa kita.
- Memulai doa dengan pujian dan shalawat – Rasulullah ﷺ mengajarkan agar kita memuji Allah, bershalawat, lalu menyampaikan permohonan.
- Bersabar dan tidak tergesa-gesa – Tugas kita berdoa, sedangkan Allah yang menentukan hasil terbaiknya.
Doa menjadi jembatan antara hamba dengan Tuhannya. Kita mungkin tidak selalu melihat hasilnya secara langsung, tetapi doa tetap berfungsi sebagai ibadah. Rasulullah ﷺ bahkan menyebut doa sebagai inti ibadah.
Oleh karena itu, jangan pernah berhenti berdoa hanya karena merasa doa belum terkabul. Teruslah berdoa dengan memohon perlindungan agar Allah tidak membiarkan doa kita tertolak. Doa menunjukkan bahwa hati kita masih hidup dan selalu bergantung kepada-Nya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
